Quran merancukan konsep tauhid islam ttg auwloh.
Bagaimana itu dapat terjadi? Silakan simak artikel berikut ini.
Bagaimana itu dapat terjadi? Silakan simak artikel berikut ini.
APAKAH AUWLOH ITU
SATU ATAU “SATU DARI” ?
MONOTEISME VERSUS TATA BAHASA QURAN
oleh Sam Shamoun
Kita baca dalam Quran mengenai keesaan Allah: Surat 112:1 Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Mah` Esa,”
Bab ini disebut baik itu sebagai Al-Ikhlas atau juga sebagai at-Tauhid. Seorang penulis muslim mengatakan tentang Surat singkat ini...
Definisi mengenai Tuhan yg paling Ringkas: Definisi paling ringkas mengenai tuhan dalam Islam diberikan dalam empat Ayat di Surat al-Ikhlas yg adalah bab nomor 112 dari Quran:
Definisi mengenai Tuhan yg paling Ringkas: Definisi paling ringkas mengenai tuhan dalam Islam diberikan dalam empat Ayat di Surat al-Ikhlas yg adalah bab nomor 112 dari Quran:
Surat Ikhlas – Batu ujian teologi:Theo dalam bhs yunani artinya Tuhan dan logy artinya mempel`jari atau ilmu. Dg begitu Theology artinya mempelajari tentang Tuhan dan bagi muslim keempat kalimat definisi dari tuhan yg maha kuasa berfungsi sebagai batu ujian utk mempelajari Tuhan. Setiap calon tuhan harus diberi ujian ini. Karena atribut auwloh diberikan dalam bab ini adalah unik, tuhan-tuhan palsu dan para pengaku tuhan (atau yg dituhankan) dapat dg mudah dikenali memakai ayat-ayat ini (Dr. Zakir M. Naik, Concept of God in Islam)
Herannya, tulisan arab yg sebenarnya dari ayat pertama tidak berkata Allah itu satu, tapi berkata Allah adalah salah satu (is one of). Ini karena penggunaan kata satu dalam kalimat, yaitu ahad. Disini penterjemahan dari teks Arab quran: Qul huwa Allahu ahad(un), yg artinya adalah:"Say: He, Allah, is one of."
Abdullah Al Araby menulis: Penerjemahan yg sengaja disalahkan dari Quran menjadi subjek besar yg perlu dibongkar dan dipelajari dalam tesis yg terpisah. Utk tujuan artikel ini kita akan memberi beberapa contoh sebelum menuju pada topik dari artikel ini.
Dalam Surat 112:1 "Say: He is Allah, the One and Only…" dalam bahasa Arab aslinya, kata yg diterjemahkan sebagai “Only” dalam ayat ini sebenarnya adalah “One of.” Penerjemah tidak dapat menerjemahkannya begitu saja, karena akan terjadi “Shirik” (menghubungkannya dg tuhan-tuhan lain selain Allah). ("Nikah"- The Islamic "N" Word; What Does It Exactly Mean?; source)
Pengucapan yg benar untuk ini adalah Allahu Al-Ahad, yakni, “he is Allah, the One”atau “he, Allah, is the Unique One.” Lihat bagaimana para muslim berikut berupaya utk membetulkan masalah ini dg menyelipkan kata-kata penjelasan didalam kurung:
Say (O Muhammad): “He is Allah, (the) One.” à Oleh Hilali-Khan
Yg lain mengikuti seperti itu tapi tidak memakai tanda kurung:
Say: He is Allah, the One! à Oleh Pickthall
Say: He is ALLAH, the One! à Oleh Sher Ali
Say: He is ALLAH, the One! à Oleh Sher Ali
Tapi yg lain lagi menyediakan sebuah predikat atau mengatur tiap kata agar membuat kalimatnya menjadi lengkap dan jelas:
Proclaim, “He is the One and only God.” à Oleh Khalifa
Say, [God] is one God; à oleh Sale
Say, [God] is one God; à oleh Sale
Penulis Quran bisa saja menghindari kebingungan dan kesulitan-kesulitan ini dg menulis ayat tsb dg cara ini: Qul huwa Allahu Al-Wahid(un). Lihat perbedaan dg aslinya pada kata Ahad dan Wahid.
Yg akan membuat terjemahannya menjadi,
“Say, he is Allah, the One,”
Atau
“Say he, Allah, is the One.”
Atau
“Say he, Allah, is the One.”
Sang pdnulis mestilah menghilangkan huruf arab al, dan kalimatnya menjadi: Qul huwa Allahu Wahid(un).
Seperti yg Michael B. Schub tulis dalam karyanya “True Belief – a New Translation and Commentary on Sura 112”, Zal, 22 (1990), hal 81:
“ahadun: aturan dari bahasa Arabiyya (yakni Arab klasik) memerlukan wahidun disini.”
“ahadun: aturan dari bahasa Arabiyya (yakni Arab klasik) memerlukan wahidun disini.”
Lihat bagaimana kata yg artinya satu ini, wahid, digunakan dalam teks berikut dalam hubungannya dg ke-esaan Tuhan:
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Am kuntum shuhadaa ith hadara yaAAqooba almawtu ith qala libaneehi ma taAAbudoona min baAAdee qaloo naAAbudu ilahaka wailaha abaika ibraheema waismaAAeela waishaqa ILAHAN WAHIDAN wanahnu lahu muslimoona"(Q 2:133)
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa (ilahan wahidan) dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." Surat 2:133
"Am kuntum shuhadaa ith hadara yaAAqooba almawtu ith qala libaneehi ma taAAbudoona min baAAdee qaloo naAAbudu ilahaka wailaha abaika ibraheema waismaAAeela waishaqa ILAHAN WAHIDAN wanahnu lahu muslimoona"(Q 2:133)
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa (ilahan wahidan) dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." Surat 2:133
Wailahukum ILAHUN WAHIDUN la ilaha illa huwa alrrahmanu alrraheemu(Q 2:163)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa (Wa-ilahukum ilahun wahidun); tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Surat 2:163
"Ya ahla alkitabi la taghloo fee deenikum wala taqooloo AAala Allahi illa alhaqqa innama almaseehu AAeesa ibnu maryama rasoolu Allahi wakalimatuhu alqaha ila maryama waroohun minhu faaminoo biAllahi warusulihi wala taqooloo thalathatun intahoo khayran lakum innama ALLAHU ILAHUN WAHIDUN subhanahu an yakoona lahu waladun lahu ma fee alssamawati wama fee alardi wakafa biAllahi wakeelan"(Q 4:171)
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa (Allahu ilahun wahidun), Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Surat 4:171
"Laqad kafara allatheena qaloo inna Allaha thalithu thalathatin wama min ilahin illa ILAHUN WAHIDUN wain lam yantahoo AAamma yaqooloona layamassanna allatheena kafaroo minhum AAathabun aleemun"(Q 5:73)
"Laqad kafara allatheena qaloo inna Allaha thalithu thalathatin wama min ilahin illa ILAHUN WAHIDUN wain lam yantahoo AAamma yaqooloona layamassanna allatheena kafaroo minhum AAathabun aleemun"(Q 5:73)
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa (wama min ilahin illa ilahun wahidun). Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Surat 5:73
"Qul ayyu shayin akbaru shahadatan quli Allahu shaheedun baynee wabaynakum waoohiya ilayya hatha alquranu lionthirakum bihi waman balagha ainnakum latashhadoona anna maAAa Allahi alihatan okhra qul la ashhadu qul innama huwa ILAHUN WAHIDUN wainnanee bareeon mimma tushrikoona"(Q 6:19)
"Qul ayyu shayin akbaru shahadatan quli Allahu shaheedun baynee wabaynakum waoohiya ilayya hatha alquranu lionthirakum bihi waman balagha ainnakum latashhadoona anna maAAa Allahi alihatan okhra qul la ashhadu qul innama huwa ILAHUN WAHIDUN wainnanee bareeon mimma tushrikoona"(Q 6:19)
Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa (qul la ashhadu qul innama huwa ilahun wahidun) dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". Surat 6:19
"AjaAAala alalihata ILAHAN WAHIDAN inna hatha lashayon AAujabun"(Q 38:5)
"AjaAAala alalihata ILAHAN WAHIDAN inna hatha lashayon AAujabun"(Q 38:5)
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satt saja (ilahan wahidan)?Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Surat 38:5
Sangat menarik ttk dicatat bahwa diluar dari Surat 112:1, AHAD tidak pernah digunakan dalam hubungannya dg KEESAAN ALLAH. Kata yg selalu digunakan utk mengatakan keesaan Alalh adalah WAHID.Q 112:1 =>Qul huwa Allahu AHAD(un), yg artinya adalah:"Say: He, Allah, is one of."
Lebih jauh lagi, analisa statistik dari Quran menunjukkan betulnya maksud dari Al Araby.
Setiap pemunculan dari kata ahad menunjukan bahwa kata itu berarti “one of,” atau berhubungan dg anggota dari satu kelompok. Hal itu tidak digunakan untuk yg berarti satu atau sendiri:
"Walatajidannahum ahrasa alnnasi AAala hayatin wamina allatheena ashrakoo yawaddu AHADUHUM law yuAAammaru alfa sanatin wama huwa bimuzahzihihi mina alAAathabi an yuAAammara waAllahu baseerun bima yaAAmaloona"(Q 2:96)
Setiap pemunculan dari kata ahad menunjukan bahwa kata itu berarti “one of,” atau berhubungan dg anggota dari satu kelompok. Hal itu tidak digunakan untuk yg berarti satu atau sendiri:
"Walatajidannahum ahrasa alnnasi AAala hayatin wamina allatheena ashrakoo yawaddu AHADUHUM law yuAAammaru alfa sanatin wama huwa bimuzahzihihi mina alAAathabi an yuAAammara waAllahu baseerun bima yaAAmaloona"(Q 2:96)
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka (ahaduhum) ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Surat 2:96
WaittabaAAoo ma tatloo alshshayateenu AAala mulki sulaymana wama kafara sulaymanu walakinna alshshayateena kafaroo yuAAallimoona alnnasa alssihra wama onzila AAala almalakayni bibabila haroota wamaroota wama yuAAallimani min ahadin hatta yaqoola innama nahnu fitnatun fala takfur fayataAAallamoona minhuma ma yufarriqoona bihi bayna almari wazawjihi wama hum bidarreena bihi min AHADIN illa biithni Allahi wayataAAallamoona ma yadurruhum wala yanfaAAuhum walaqad AAalimoo lamani ishtarahu ma lahu fee alakhirati min khalaqin walabisa ma sharaw bihi anfusahum law kanoo yaAAlamoona(Q 2:102)
WaittabaAAoo ma tatloo alshshayateenu AAala mulki sulaymana wama kafara sulaymanu walakinna alshshayateena kafaroo yuAAallimoona alnnasa alssihra wama onzila AAala almalakayni bibabila haroota wamaroota wama yuAAallimani min ahadin hatta yaqoola innama nahnu fitnatun fala takfur fayataAAallamoona minhuma ma yufarriqoona bihi bayna almari wazawjihi wama hum bidarreena bihi min AHADIN illa biithni Allahi wayataAAallamoona ma yadurruhum wala yanfaAAuhum walaqad AAalimoo lamani ishtarahu ma lahu fee alakhirati min khalaqin walabisa ma sharaw bihi anfusahum law kanoo yaAAlamoona(Q 2:102)
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun (ahadin) kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. Surat 2:102
"Qooloo amanna biAllahi wama onzila ilayna wama onzila ila ibraheema waismaAAeela waishaqa wayaAAqooba waalasbati wama ootiya moosa waAAeesa wama ootiya alnnabiyyoona min rabbihim la nufarriqu bayna AHADIN minhum wanahnu lahu muslimoona"(Q 2:136)
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun (ahadin) di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". Surat 2.136
"Amana alrrasoolu bima onzila ilayhi min rabbihi waalmuminoona kullun amana biAllahi wamalaikatihi wakutubihi warusulihi la nufarriqu bayna AHADIN min rusulihi waqaloo samiAAna waataAAna ghufranaka rabbana wailayka almaseeru"(Q 2:285)
Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang ptn (ahadin) (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan
kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Surat 2:285
"Wala tuminoo illa liman tabiAAa deenakum qul inna alhuda huda Allahi an yuta AHADUN mithla ma ooteetum aw yuhajjookum AAinda rabbikum qul inna alfadla biyadi Allahi yuteehi man yashao waAllahu wasiAAun AAaleemun"(Q 3:73)
Dan Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang (ahadun) seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"; Surat 3.73
"Qul amanna biAllahi wama onzila AAalayna wama onzila AAala ibraheema waismaAAeela waishaqa wayaAAqooba waalasbati wama ootiya moosa waAAeesa waalnnabiyyoona min rabbihim la nufarriqu bayna AHADIN minhum wanahnu lahu muslimoona"(Q 3:84)
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kep`da kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun (ahadin) di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." Surat 3:84
"Ith tusAAidoona wala talwoona AAala AHADIN waalrrasoolu yadAAookum fee okhrakum faathabakum ghamman bighammin likay la tahzanoo AAala ma fatakum wala ma asabakum waAllahu khabeerun bima taAAmaloona"(Q 3:153)
(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorang pun (ahadin), sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu j`ngan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surat 3:153
"Waallatheena amanoo biAllahi warusulihi walam yufarriqoo bayna AHADIN minhum olaika sawfa yuteehim ojoorahum wakana Allahu ghafooran raheeman"(Q 4:152)
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun (ahadin) di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surat 4:152
"Ya ayyuha allatheena amanoo la taqraboo alssalata waantum sukara hatta taAAlamoo ma taqooloona wala junuban illa AAabiree sabeelin hatta taghtasiloo wain kuntum marda aw AAala safarin aw jaa AHADUN minkum mina alghaiti aw lamastumu alnnisaa falam tajidoo maan fatayammamoo saAAeedan tayyiban faimsahoo biwujoohikum waaydeekum inna Allaha kana AAafuwwan ghafooran"(Q 4:43)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau salah seorang (ahadun) darimu kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Surat 4:43
"Ya ayyuha allatheena amanoo itha qumtum ila alssalati faighsiloo wujoohakum waaydiyakum ila almarafiqi waimsahoo biruoosikum waarjulakum ila alkaAAbayni wain kuntum junuban faittahharoo wain kuntum marda aw AAala safarin aw jaa AHADUN minkum mina alghaiti aw lamastumu alnnisaa falam tajidoo maan fatayammamoo saAAeedan tayxiban faimsahoo biwujoohikum waaydeekum minhu ma yureedu Allahu liyajAAala AAalaykum min harajin walakin yureedu liyutahhirakum waliyutimma niAAmatahu AAalaykum laAAallakum tashkuroona"(Q 5:6)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau d`lam perjalanan atau salah seorang (ahadun) darimu kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Surat 5:6
"Walootan ith qala liqawmihi atatoona alfahishata ma sabaqakum biha min AHADIN mina alAAalameena"(Q 7:80)
Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (ahadin) (di dunia ini) sebelummu?" Surat 7:80
" Wain AHADUN mina almushrikeena istajaraka faajirhu hatta yasmaAAa kalama Allahi thumma ablighhu mamanahu thalika biannahum qawmun la yaAAlamoona "(Q 9:6)
Dan jika seorang di antara orang-orang (ahadun) musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak menget`hui. Surat 9:6
"Wala tusalli AAala AHADIN minhum mata abadan wala taqum AAala qabrihi innahum kafaroo biAllahi warasoolihi wamatoo wahum fasiqoona"(Q 9:84)
Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang (ahadin) yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. Surat 9:84
"Waitha ma onzilat sooratun nathara baAAduhum ila baAAdin hal yarakum min AHADIN thumma insarafoo sarafa Allahu quloobahum biannahum qawmun la yafqahoona"(Q 9:127)
Dan apabila diturunkan satu surat sebagian mereka memandang kepada sebagian yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang (ahadin) dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?" Sesudah itu mereka pun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan merek` adalah kaum yang tidak mengerti. Surat 9:127
"Qaloo ya lootu inna rusulu rabbik` lan yasiloo ilayka faasri biahlika biqitAAin mina allayli wala yaltafit minkum AHADUN illa imraataka innahu museebuha ma asabahum inna mawAAidahumu alssubhu alaysa alssubhu biqareebin"(Q 11:81)
Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Lut, sesunggthnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang (ahadun) di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". Surat 11:81
"Faasri biahlika biqitAAin mina allayli waittabiAA adbarahum wala yaltafit minkum AHADUN waimdoo haythu tumaroona"
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun (ahadun) di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu". Surat 15:65
"Waitha bushshira AHADUHUM bialontha thalla wajhuhu muswaddan wahuwa katheemun"(Q 16:58)
Dan apabila seseorang (ahaduhum) dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Surat 16:58
"Wakam ahlakna qablahum min qarnin hal tuhissu minhum min AHADIN aw tasmaAAu lahum rikzan"(Q 19:98)
Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorang pun (ahadin) dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar? Surat 19:98
"Ya ayyuha allatheena amanoo la tattabiAAoo khutuwati alshshaytani waman yattabiAA khutuwati alshshaytani fainnahu yamuru bialfahshai waalmunkari walawla fadlu Allahi AAalaykum warahmatuhu ma zaka minkum min AHADIN abadan walakinna Allaha yuz`kkee man yashao waAllahu sameeAAun AAaleemun"(Q 24:21)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun (ahadin) dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Surat 24:21
"Walootan ith qala liqawmihi innakum latatoona alfahishata ma sabaqakum biha min AHADIN mina alAAalameena"(Q 29:28)
Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (ahadin) dari umat-umat sebelum kamu". Surat 29:28
"Ma kana muhammadun aba AHADIN min rijalikum walakin rasoola Allahi wakhatama alnnabiyyeena wakana Allahu bikulli shayin AAaleeman"(Q 33:40)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang (ahadin) laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Surat 33:40
"Inna Allaha yumsiku alssamawati waalarda an tazoola walain zalata in amsakahuma min AHADIN min baAAdihi innahu kana haleeman ghafooran"(Q 35:41)
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun (ahadin) yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Surat 35:41
"Waitha bushshira AHADUHUM bima daraba lilrrahmani mathalan thalla wajhuhu muswaddan wahuwa kathedmun"(Q 43:17)
Padahal apabila salah seorang (ahaduhum) di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. Surat 43:17
"Fama minkum min AHADIN AAanhu hajizeena"(Q 69:47)
Maka sekali-kali tidak ada seorang pun (ahadin) dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. Surat 69:47
"Qul innee lan yujeeranee mina Allahi AHADUN walan ajida min doonihi multahadan"(Q 72:22)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun (ahadun), yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya". Surat 72:22
Fayawmaithin la yuAAaththibu AAathabahu AHADUN(Q 89:25)
Wala yoothiqu wathaqahu AHADUN(Q 89:26)
Maka pada hari itu tiada seorang pun (ahadun) yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun (ahadun) yang mengikat seperti ikatan-Nya. Surat 89:25-26
Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun (ahadun) yang berkuasa atasnya? Surat 90:5
Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun (ahadun) yang melihatnya? Surat 90:7
dan tidak ada seorang pun (ahadun) yang setara dengan Dia". Surat 112:4
Pada masing-masing kasus, AHAD digunakan utk mengacu pada seseorang dari sekelompok, utk satu anggota dari sekelompok grup tertentu. Tidak ada dari ayat-ayat diatas menggunakan kata ini utk diartikan sebagai SATU, SENDIRI, TUNGGAL, dll.
Berdasarkan analisa statistik kita sulit menghindar dari kesimpulan bahwa tuduhan AL Araby (yg dikutip diatas) adalah benar.
Berdasarkan ini, artinya bahwa Quran berisi kesalahan grammatik/tata bahasa besar yg mempengaruhi apa yg mereka sebut dg MONOTEISME ISLAM...
Jamak ahad adalah ahaduuna أحدون, dan Aahadحد آ(ahadun)
Bagaimana Berbagai Kesalahan Tersebut Bisa Muncul?
Satu kemungkinan dan bahkan yg paling mungkin, adalah penjelasan atas kenapa Muhammad atau penulis dari Quran, menggunakan kata AHAD adalah karena interaksi/hubungannya dg orang yahudi. Muhammad mungkin mendengar kata SHEMA dari Yahudi, sebuah keyakinan monoteis yg ditemukan dalam kitab ULANGAN 6:4, diucapkan dg menggunakan kata ECHAD utk mengacu pada keesaan Yahweh. Ini tulisan dan terjemahan dari kalimat itu:
Shema Yisrael Yahweh Elohenu Yahweh Echad
Shema Yisrael Yahweh Elohenu Yahweh Echad
Hear O Israel, Yahweh Our God Yahweh is One.(UL 6:4)
Setelah Muhammad mendengar kata ‘echad’ digunakan lalu ia memutuskan utk mengambilnya dg menggunakan persamaan bahasa arabnya, yaitu ahad. Dia tidak sadar bahwa penggunaan kata ini sangat membahayakan posisi monoteisnya dan pengakuannya bahwa Quran menggunakan tata bahasa yg sempurna.
Kemungkinan lain adalah bahwa Muhammad, sang penulis, mungkin menggunakan kata Ahad agar ber-rima/bersajak dg kata-kata berikutnya karena ditulis dalam bentuk puisi. Tapi, dg menggunakan baik itu Al-Wahid maupun Al-Ahad dia tetap bisa menghindari persajakan ini dan tetap cocok rimanya.
Apapun alasannya, kenyataan ini menunjukkan bahwa Quran jauh dari sempurna, bukan sebuah masterpiece, atau puncak dari kefasihan Arab. Kesalahan penggunaan kata dalam teks yg sangat penting yg menjelaskan sifat dari Allah adalah bukti jelas bahwa tuhan bukanlah penulis dari Quran. Quran tidak lain adalah penemuan perkeliruan, tulisan tidak sempurna dari seseorang yg ingin meyakinkan pembacanya bahwa ini adalah kata-kata tuhan. Tapi karena kesalahan tata bahasa yg sangat mendasar ini, sang penulis mengkhianati sumber asli dari penemuannya, dan akhirnya menampilkan pesan yg sangat keliru utk orang-orang sejamannya atau paling tidak sang penulis memberi senjata bagi mereka utk melawannya. Bukannya meyakinkan orang bahwa ajaran Quran itu berdasar keesaan tuhan dan berasal dari tuhan, kesalahan-kesal`han tata bahasa sang penulis memberi musuh cukup btkti utk membuktikan sebaliknya, yakni bahwa auwloh kebingungan karena dalam beberapa ayat dia menyatakan dia SENDIRI adalah tuhan sedang tata bahasa dari beberapa ayat tsb menyerukan bahwa sebenarnya ada LEBIH DARI SATU tuhan.
Menariknya, ada hal-hal lain yg memperkuat bahwa ahad sebenarnya berarti “ONE OF,” atau paling tidak auwloh adalah satu dari yg banyak, dan itu datang dari judul yg diberikan pada bab 112 dari Quran. Kita catat sebelumnya bahwa salah satu babnya diberi nama Surat At-Tauhid. Kata Tauhid, yg oleh muslim diterjemahkan sebagai Kesatuan atau Satu, datang dari sebuah kata yg artinya jamak, bergabung menjadi satu, kesatuan dari beberapa hal atau bdberapa pribadi atau beberapa zat!
Tauhiyd datang dari kata wahhad yang artinya utk menyatukan. Dalam terminologi Islamic, artinya utk sadar dan mempdrtahankan kesatuan Allah dalam satu tindakan (kedalam dan keluar). Kata Tauhiyd sebenarnya tidak muncul dalam Quran atau Sunnah meski present-tense dari tauhiyd (darimana kata tauhiyd dihasilkan) digunakan dalam Sunnah. Muhammad mengirim Muadh ibn Jabal sebagai gubernur Yemen ditahun 9 AH. Dia bilang, “Kau akan pergi ke para ahli kitab, jadi pertama undanglah yuwahhidu auwloh (mereka akan pernyataan dari keesaan auwloh)”. (The Concept of Tauhiyd in Islam)
Dan:
TAWHEED: Definisi dan Kategori:
Islam percaya akan Tawheed (tauhid) bukan hanya monoteisme, yakin percaya satu tuhan, tapi lebih luas lagi. Tawheed artinya ‘penyatuan’ yakni ‘Pernyataan keesaan’ dan ini dihasilkan dari kata Arab ‘Wahhada’ yg artinya UNTUK MENYATUKAN, MEMPERSATUKAN atau MENGGABUNGKAN. (Sumber yg sama dg atas)
Islam percaya akan Tawheed (tauhid) bukan hanya monoteisme, yakin percaya satu tuhan, tapi lebih luas lagi. Tawheed artinya ‘penyatuan’ yakni ‘Pernyataan keesaan’ dan ini dihasilkan dari kata Arab ‘Wahhada’ yg artinya UNTUK MENYATUKAN, MEMPERSATUKAN atau MENGGABUNGKAN. (Sumber yg sama dg atas)
Dg begitu, kata yg digunakan utk menjelaskan bab ini, dan yg umumnya digunakan muslim utk menyebutkan kesatuan Allah, berasal dari sebuah kata yg sebenarnya mengacu pada bentuk jamak yg disatukan utk membentuk sebuah kesatuan!
Diakui, judul Surat “At-Tauhid” bukanlah bagian dari teks asli, tapi diberikan kemudian oleh para muslim. Tetapi, cocok dg teksnya dg cara yg tentunya tidak dimaksudkan demikian oleh mereka yg memilih judul ini.
Yg manapun, muslim ada dalam dilema. Karena data menunjukkan bahwa arti sebenarnya dari Surat 112 adalah “Allah is one of,” pertanyaan yg muncul adalah“one of” apa? Satu dari apa? Apa satu dari banyak tuhan? Tapi ini mesti menjadi pertentangan dg teks lain dari Quran yg mengatakan tidak ada auwloh lain. Apa dia satu dari banyak zat tuhan yg bergabung utk membentuk kesatuan (yakni arti sebenarnya dari kata asli dari Tauhid)? Tapi ini lagi-lagi menyatakan bahwa aslinya ada lebih dari satu tuhan dan dg demikian bertentangan dg referensi Quran lainnya.
Sangat menarik jika diingat bahwa kaum pagan menuduh Muhammad melakukan persis yg seperti ini, yaitu tuduhan membuat semua tuhan menjadi satu tuhan:
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Surat 38:5)
Atau apa dia itu makhluk-makhluk tuhan yg selalu ada bersamaan sebagai satu Tuhan? (kenapa Quran sering memakai kata KAMI, KITA selain AKU, DIA dll?) Dg kata lain, bukanlah bersatunya tuhan-tuhan yg berbeda, tapi adanya beberapa pribadi yg penting yg selalu bertindak sebagai TUHAN. Jika ini arti sebenarnya, maka kita harus melengkapkan teks tsb dg membawa point ini lebih jelas. Ini salah satu cara:
"Say: He is Allah, one of many who have always exhsted as God."
“Katakanlah: Dia adalah Allah, satu dari banyak yg selalu hadir sebagai tuhan.”
“Katakanlah: Dia adalah Allah, satu dari banyak yg selalu hadir sebagai tuhan.”
Ini akan cocok dg apa yg dikatakan bab itu seluruhnya. Kita kutip lagi Surat tsb, kali ini dg memasukan bacaan terjemahan diatas:
Sura 112: Say: He is Allah, one (of many others who are) Allah, the Eternal, Absolute (since he exists as a plurality of divine Persons which makes him completely self-sufficient); He begetteth not, nor is He begotten (since these divine Persons have always existed and therefore did not come into being); And there is none like unto Him (since there are no other beings that exist as a plurality of persons in one).
Surat 112
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Satu (dari banyaknya mereka), Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sdsuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan (karena makhluk-makhluk gaib ini selalu ada dan dg begitu tidak menjadi sesuatu), dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (tidak ada makhluk-makhluk lain lagi ada telah menjadi satu)".
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Satu (dari banyaknya mereka), Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sdsuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan (karena makhluk-makhluk gaib ini selalu ada dan dg begitu tidak menjadi sesuatu), dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (tidak ada makhluk-makhluk lain lagi ada telah menjadi satu)".
Parafrase kita tidak cuma didukung atau berdasarkan pada penggunaan ahad saja. Kita punya banyak dukungan dari ayat-ayat Quran lain yg mengacu banyaknya makhluk allah, lebih dari satu orang atau zad yg semuanya mempunyai atribut allah. Utk bukti-bukti tsb silahkan baca di link-link berikut:
Karena roh tidak sama dg Allah, yakni dia bilang Rohnya atau Roh dari Allah mengisyaratkan perbedaan, ini berarti bahwa baik itu ada banyak dari satu tuhan atau bahwa satu tuhan itu ada sebagai gabungan dari banyak makhluk gaib atau non-fisik. Arti yg manapun tetap menjadi pertanyaan bagi para islamik ortodok mengenai Keesaan Allah.
Hal-hal diatas mungkin memberi kesan bahwa kita mencoba mengeluarkan sesuatu seperti doktrinnya Kristen (tentang Trinitas) dari Quran. Tidak sama sekali!! Quran menampilkan sosok tuhan yg sangat jauh berbeda dg Tuhan di dalam Alkitab (Injil). Keduanya sama sekali tidak sama. Meski demikian, Quran jauh dari monoteis yg seperti orang muslim nyatakan dan tafsir-tafsir yg mereka ingin kita percaya. Dalam tulisan ini, kita cuma menunjukkan bahwa Quran tidak konsisten dalam pesan-pesannya. Dg mengambil teks dan formulasi sebagaimana adanya, tanpa membuatnya menjadi subjek yg dibebani teori prasangka akan monoteismenya, QURAN MENUJU PADA KEBINGUNGAN AKAN SIFAT AUWLOH-NYA DAN SANGAT JELAS BUKANLAH WAHYU DARI TUHAN YG SEJATI.
__________
EKHAD:
Kata " אֶחָד - 'EKHAD" dari kata אָחַד - 'AKHAD, (Arab: 'AHAD), "esa", adalah kata " חד - KHAD" yang dibubuhi aksara 'ALEF di mukanya. Aksara " א - 'ALEF" dalam bahasa Ibrani Kuno merupakan gambar kepala kerbau yang melambangkan kekuatan, kekuasaan, kepemimpinan.
" אחד - 'EKHAD" adal`h kesatuan dari yang jamak, seorang manusia adalah kesatuan dari tubuh, nafas, jiwa, pikiran, perasaan. Suatu keluarga adalah kesatuan dari ayah, ibu, anak. Suatu pohon adalah kesatuan dari akar, batang, cabang, dahan, ranting, daun. Inilah makna kata 'EKHAD yang diterjemahkan menjadi "esa", "pertama", "satu", yaitu kesatuan yang kompleks, bukan kesatuan yang absolut.
Kejadian 1:5
LAI TB, Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama ('EKHAD).
JADI EKHAD ADALAH =>kesatuan yang kompleks, bukan kesatuan yang absolut.
YAKHID :
Kata " יָחִיד - YAKHID" (Arab: WAHID), "tunggal", berasal dari kata יָחַד - YAKHAD, yaitu kata " חד - KHAD" yang dibubuhi aksara YOD di mukanya. Dalam bahasa Ibrani Kuno, aksara YOD merupakan gambar telapak tangan yang menggenggam. Kata " יחד - YAKHAD ini pun berarti "satu", "kesatuan" namun dalam makna "satu dalam genggaman" yaitu "satu yang absolut" (hanya).
Kejadian 49:6 LAI-TB, Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu (YAKHAD) dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
Kata " יחד - YAKHAD juga ditemukan dalam Mazmur 86:11 ("bulatkanlah") dan Yesaya 14:20 ("bersama-sama").
" יחד - YAKHAD adalah " חד - KHAD" dalam genggaman tangan, diterjemahkan dengan "satu-satunya", "tunggal", "hanya", "saja", "sebatang kara", sering dihubungkan dengan anak "tunggal".
Kejadian 22:2
LAI-TB, Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal (YAKHID)...
JADI YAKHID ADALAH =>"satu yang absolut" (hanya).=>ADA HEIS(SATU),MIA(SATU),DST....
Jika " אחד - 'EKHAD" merujuk kepada kesatuan yang kompleks, maka " יחיד - YAKHID" berhubungan dengan kesatuan yang absolut.
Bahasa Yunani Perjanjian Baru menggunakan tiga kata yang diterjemahkan dengan satu yaitu εις - HEIS (maskulin),μια - MIA (feminin), dan εν - HEN (netral).
Kata bilangan satu, dua, tiga, dan seterusnya menggunakan bentuk maskulin, HEIS, DUO, TREIS, TETTARES, PENTE, dan seterusnya.
Jika ada nomina yang feminin, maka akan digunakan MIA, DUO, TRIA, TETTARA, tetapi tidak digunakan untuk menghitung secara berurutan, melainkan menerangkan kuantitas nomina yang feminin. Baik bentuk maskulin maupun feminin dapat diadakan operasi penambahan dan pengurangan.
Kata εις - HEIS yang maskulin dan μια - MIA yang feminin ini dapat dibandingkan dengan kata Ibrani יחיד - YAKHID atau kata Arab WAHID.
HEIS;MIA =>YAKHID;WAHID....
Sebaliknya εν - HEN yang netral senantiasa berhubungan dengan hakekat, natura, thdak pernah merujuk kepada satu oknum atau satu pribadi. Kata ini dapat pula dibandingkan dengan kata Ibrani אחד - 'EKHAD atau kata Arab 'AHAD(Esa).'
HEN =>EKHAD=>AHAD(ESA)...
http://www.artikata.com/arti-356434-wahid.html =>num
Kata bilangan satu, dua, tiga, dan seterusnya menggunakan bentuk maskulin, HEIS, DUO, TREIS, TETTARES, PENTE, dan seterusnya.
Jika ada nomina yang feminin, maka akan digunakan MIA, DUO, TRIA, TETTARA, tetapi tidak digunakan untuk menghitung secara berurutan, melainkan menerangkan kuantitas nomina yang feminin. Baik bentuk maskulin maupun feminin dapat diadakan operasi penambahan dan pengurangan.
Kata εις - HEIS yang maskulin dan μια - MIA yang feminin ini dapat dibandingkan dengan kata Ibrani יחיד - YAKHID atau kata Arab WAHID.
HEIS;MIA =>YAKHID;WAHID....
Sebaliknya εν - HEN yang netral senantiasa berhubungan dengan hakekat, natura, thdak pernah merujuk kepada satu oknum atau satu pribadi. Kata ini dapat pula dibandingkan dengan kata Ibrani אחד - 'EKHAD atau kata Arab 'AHAD(Esa).'
HEN =>EKHAD=>AHAD(ESA)...
http://www.artikata.com/arti-356434-wahid.html =>num
1. satu; tunggal: ia termasuk pemimpin nomor http://www.artikata.com/arti-318052-ahad.html =>noun
1. 1 hari pertama dl jangka waktu satu minggu; Minggu; 2 (ditulis dng huruf kecil) satu; esa;
meng·a·had·kan v 1 menyatukan (dl pernikahan); 2 mengesakan (dl ketuhanan)
meng·a·had·kan v 1 menyatukan (dl pernikahan); 2 mengesakan (dl ketuhanan)
___________
1 komentar:
Ternyata pemahaman anda sempit sekali. Sebaiknya anda belajar bahasa arab dulu ya.
Posting Komentar