http://citesat.wordpress.com/2012/04/26/seberapakah-kekuatan-injil-johanes-untuk-menguatkan-ketuhanan-jesus/
___________________
Jawab :
Point 1...
Jesus SEMINAR....
http://tindonesia.blogspot.com/2011/12/fakta-jesus-seminar-menggunakan-voting.html
Jadi motivasi dan misi Jesus Seminar jelas terlihat ditujukan untukmembungkam Yesus dan kitab-kitab Injil, Yesus tidak dianggap mengaku sebagai Mesias dan 'Allah yang menjadi daging', ia tidak berbicara mengenai kedatanganNya keduakali, ia tidak menjanjikan akan mengampuni dosa, ia tidak mengkotbahkan 'kotbah di bukit', dan bahkan ia tidak pernah 'mengutus murid-muridnya' untuk memberitakan Injil.
Yang lebih menarik lagi adalah bahwa kitab 'Thomas', dari 114 fasal, hanya ada 6 ayat dalam tiga fasal (20:2-4; 54:1, dan 100:2-3) yang dianggap asli ucapan Yesus! dan ini dianggap Injil yang lebih berotoritas dan dianggap sumber kitab-kitab Injil kanonik.
Dapatkah kesimpulan angket demikian diterima keabsahannya? Pembaca dapat menyimpulkannya sendiri. Yang jelas, kesimpulan demikianlah yang disebar luaskan secara terbuka di mass media tanpa ada pemeriksaan serius dari pihak mass media dan pembahasan persidangan gereja, dan hanya pembaca kritis yang mau menyelidiki apa yang ada di balik pernyataan-pernyataan itulah yang bisa mengetahui lika-liku yang dianggap 'the scholars version' tersebut. Kenyataan lain adalah bahwa sekalipun mungkin memilih sama dalam voting, para peserta yang terlibat tidak selalu berfikir sama mengenai hal-hal yang dipercaya. Sebagai contoh, Crossan mengatakan bahwa 'Yesus Funk' beda dengan Yesusnya, dan dalam buku 'The Five Gospels'disebutkan oleh Funk mengenai Marcus Borg bahwa sepanjang sejarah seminar, Borg tidak pernah ikut voting bersama mayoritas atas setiap isu.
Hal lain lagi yang perlu direnungkan adalah apa pandangan iman dan teologis yang bisa diharapkan dari seorang Paul Verhoeven sutradara film mistik ‘Robocop’ dan film porno ‘Basic Instinct‘ dan ‘Showgorls’ yang dengan bintang Sharon Stone pemain 'Basic Instinct' sedang membuat film Yesus yang benar-benar hanya seorang manusia (seperti pemuda modern) yang di dalamnya berpacaran dengan Maria Magdalena? Makalahnya Verhoeven berjudul 'Fully Human' disampaikan pada forum Jesus Seminar yang di tahun 1994 dimana pada saat yang sama Jesus Seminar menyimpulkan bahwa 'Jesus tidak dilahirkan dari anak dara Maria, Yesus lahir dalam proses sebagai layaknya manusia biasa'.
Disebutkan pula dalam prakatanya bahwa buku itu disusun setelah 6 tahun kerja oleh ahli-ahli yang disebut sebagai dididik di universitas-universitas terkemuka di Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kenyataannya, kecuali Marcus Borg, Robert W. Funk dan John Dominic Crossan, umumnya anggota lainnya adalah teolog biasa yang tidak menonjol. Dari para ahli Perjanjian Baru di universitas-universitas terkemuka, hanya Claremont University yang diwakili, sedangkan pengikut dari Emory University hanya sekali datang. Para ahli Perjanjian Baru dari universitas-universitas terkemuka seperti Yale, Harvard, Princeton, Duke, Union, Emory maupun Chicago, tidak ada yang diwakili. Para ahli Perjanjian Baru dari Eropah dan benua lain juga tidak ada yang diwakili.
Lepas dari itu sebenarnya para peserta seminar bukanlah tergolong tokoh dalam pendidikan teologi. Kecuali Crossan dan Borg yang punya pengalaman mengajar di universitas umumnya peserta seminar adalah orang-orang yang tidak banyak dikenal di kalangan pendidikan tinggi teologia. Para peserta yang hadir tidak ada yang mewakili seminari teologia sekalipun mereka mengajar di sana lebih-lebih seminari teologia papan atas, mereka bertindak sebagai pribadi-pribadi. Sekalipun yang hadir pertama kali disebut berjumlah 30 orang dan dikatakan kemudian diikuti 200 orang lainnya, kenyataannya berita itu dibesar-besarkan. Faktanya yang hadir dalam pertemuan tengah tahunan itu rata-rata hanya sekitar 30 orang saja. Dalam buku 'The Five Gospels' (1993) yang ditulis setelah 8 tahun berdirinya Jesus seminar, hanya disebutkan daftar 76 orang yang terlibat.
Sekalipun Funk pernah menjadi sekertaris pada 'Society of Biblical Literature' (SBL) di Amerika Serikat, Jesus Seminar tidak ada hubungan sama sekali dengan SBL. Karena itu dengan melihat angka-angka peserta di atas adalah terlalu ceroboh untuk menganggap kesimpulan seminar itu sebagai mewakili dunia teologi mengingat bahwa SBL saja mempunyai anggota sejumlah 6.900 orang yang setengahnya spesialis Perjanjian Baru, dan ini belum termasuk tokoh-tokoh Alkitab di luar SBL atau yang bergabung dalam paguyuban ahli-ahli Perjanjian Baru sedunia 'Studiorum Novi Testamenti Societas'.
Kelihatannya para ahli yang berkumpul adalah mereka dikenal merupakan kelompok teolog yang memang bernada sumbang akan kekristenan dan antipati terhadap konservativisme Kristen, dan sekalipun pengaruhnya menyebar luas, ternyata setelah lebih dari 10 tahun sejak tahun 1985, Jesus Seminar dalam prosesnya juga mengalami pendewasaan pula. Ungkapan-ungkapan para peserta Seminar yang semula begitu meyakinkan bahkan radikal, dengan adanya kritik-kritik dari luar ternyata kemudian berubah melunak. Ini menunjukkan bahwa mereka berangsur-angsur mengakui juga keterbatasan mereka.
Dari ucapan penemu 'Jesus Seminar' Robert W. Funk, kita dapat melihat bahwa memang motivasi dan tujuan seminar ini adalah untuk mencari suatu cerita fiksi baru tentang Yesus dan Injil yang berbeda dengan cerita Injil tradisional. Ia mengatakan:
"Apa yang kita butuhkan adalah cerita fiksi yang baru yang membawa kita menuju kejadian sentral drama Kristen-Yahudi dan merujukkan Mesias dengan cerita baru yang mencakup hal lebih besar daripada awal sampai akhir cerita lama. Kita memerlukan cerita baru tentang Yesus, Injil yang baru, bila kamu mau, menempatkan Yesus berbeda dalam kerangka besar cerita kepahlawanan."
Sebenarnya hal ini tidak aneh, soalnya sejak awal dan bertahun-tahun sebelumnya kedua pendiri dan ketua Jesus Seminar yaitu Funk danCrossan sudah mempunyai gagasan kontroversial dan provokatif, itu pula yang menyebabkan Crossan harus menanggalkan jubah kerahibannya di gereja Roma Katolik. Jadi adanya Jesus Seminar bukanlah untuk menyelidiki dan mencari kebenaran tetapi lebih untuk mencari legitimasi pandangan radikal mereka. Polemik yang 'sensasional', 'provokatif' dan 'kontroversial' dalam alam Amerika Serikat memang mudah dijual. Karena itu dengan datangnya modal dariWestar Institute dan liputan mass media yang intensif termasuk liputan majalah 'Time' ke seluruh dunia, seminar ini menjadi terkenal. Dalam seminar-seminar yang diadakan secara berpindah-pindah dari kota-ke-kota memang mass media sengaja diundang untuk meliput bahkan wawancara diberikan.
Sebenarnya di Amerika Serikat ada banyak badan-badan yang menghibahkan dana besar bagi para teolog dan seminari teologi untuk studi kebenaran Alkitab, tetapi berita yang menguatkan alibi Yesus Sejarah tidak akan menarik mass media dan kurang laku menjadi komoditi bisnis komunikasi massa. Berita-berita yang bersifat skandal, sensasional, kontroversial, dan provokatif lebih laku di jual melalui mass media pada masakini (ingat berita skandal seks Clinton yang berkepanjangan). Dalam alam sekular semacam Amerika Serikat dimana 'kotbah untuk bertobat dan hukuman kekal' sangat dimusuhi dapat dimengerti kalau seminar yang menyimpulkan bahwa Yesus tidak pernah mengatakan dan menyuruh manusia untuk bertobat tentu akan laku keras.
Kelemahan besar dari metoda penyelidikan Jesus Seminar adalah hanya terkonsentrasi pada kitab-kitab Injil, inipun dengan maksud untuk dibandingkan dengan kitab-kitab Apokrifa yang dianggap lebih berotoritas, sedangkan data-data Yesus dalam kitab-kitab para Rasul dan tulisan para Rasul diabaikan karena dianggap rekayasa gereja. Rasul Paulus dianggap sebagai tidak mempunyai minat pada Yesus, gaya cerita dalam Kitab-Kitab Injil dan Kisah Para Rasul hanya dianggap sebagai kemasan mitos yang didasarkan pada iman para murid Yesus.
Demikian semua ucapan yang dianggap sudah berkembang harus dihapus. Kanon yang sudah menjadi dasar ajaran iman gereja selama duapuluh abad tidak mendapat tempat selayaknya dalam seminar karena isinya dianggap hanya mengungkapkan Yesus Iman dan bukan Yesus Sejarah. Sebaliknya, Injil Thomas diberi tempat istimewa sebagai'Injil ke-Lima'. (di sambung pada nomor selanjutnya tentang Injil Thomas).
A m i n !
http://yabina.org/RENUNGAN/97-98/R9802_2.HTM
TIDAK ADA DALIL PEMBENARAN DI ALKITAB YANG MEMBOLEHKAN VOTING DALAM PENENTUAN SUATU HAL ITU FIRMAN TUHAN ATAU TIDAK....JADI JESUS SEMINAR tidak memiliki LANDASAN HUKUM ALKITABIAH....
______________
Point 2...
Ayat yang cukup sering dijadikan dasar fondasi akan ketuhanan Yesus oleh umat Kristiani dan sudah sering saya bahas dalam berbagai milis da forum lain https://www.facebook.com/note.php?note_id=172214562858938
Mari kita analisa …
Kedua kalimat ini disambungkan dengan kata “With” atau “Beserta/bersama”.
Sekarang :
Untuk itu, mari kita hilangkan kontradiksi ini dengan cara yang terbaik sebagaimana yang saya sebutkan diatas.
Sejenak kita melakukan lompatan pembahasan dahulu kepada ayat ke-14 dari pemberitaan Yohanes.
Dengan demikian, Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 s.d. 3 itu bisa juga dibaca demikian :
dan Sabda/ Janji itu adalah Allah
Kita kembali pada cerita Injil Lukas pasal 1 ayat 30 dan ayat 31, yaitu menciptakan seorang manusia bernama Yesus yang lahir dari rahim seorang perawan.
Sungguh, almasih ‘Isa putera Maryam adalah Rasul Allah dan Kalimat-Nya (Qs. 4 An-nisaa’ : 171)
Telah berlakulah Kalimat azab bagi orang-orang yang kafir. (QS. 39 Az-Zumar : 71)
Telah berlakulah Kalimat azab bagi orang-orang yang kafir. (QS. 39 Az-Zumar : 71)
0 komentar:
Posting Komentar