Sanggahan terhadap Yoh 10:30 ....
Answer No.1
In Greek, "heis" means "one" numerically (masculine) "hen" means "one" in unity or essence (neat). Here the word used by John is "hen" and not "heis." The marginal notes in New American Standard Bible (NASB) reads; one - (Lit. neuter) a unity, or, one essence.
Dalam bahasa Yunani [Latin] "heis" berarti "satu" secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang "hen" berarti "satu" dalam "kesatuan" atau esensinya. Dalam catatan pinggir Injil Standard baru Amerika (NASB) terbaca; Satu - (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi [= intisari, hakikat]
If one wishes to argue that the word "hen" supports their claim for Jesus being "co-equal" in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: "And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).
Jika seseorang (dari fihak Kristen) hendak tetap membantah bahwa justru kata "hen" tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus "co-equal" (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah undang perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: "Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu" (Yohanes 17: 22).
If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be "one" meaning "co-equal" in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe "them" - the disciples of Jesus, to be "co-equal" in status with the Father and Jesus ("just as we are one") in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) "co-equal" in status with the Father or Jesus.
Jika dia mempertimbangkan/
The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).
Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: "Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya").
HOT TIP: (precise and pertinent)
SARAN PENTING: (Tepat dan berhubungan dengan masalah di atas)
Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being "co-equal" in status with his Father.
Yesus berkata: "Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus "co-equal" (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.1
[1] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dam memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya. Dalam Al Quran misalnya terdapat ayat yang bermakna: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar ..." [QS.8:17], Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah sunnahnya, maka .".. Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan." Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa "benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah," tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah. Orang Nasrani nampaknya terlalu segera menyimpulkan yang tersurat, sehingga berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga ! Padahal orang bercinta saja kalau mereka berkata "Kau dan Aku selalu satu" tentu artinya bukan mereka menjadi satu badan khan? Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila "menyentuh" perempuan, mereka fahamkan kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al Quran S.4:43. Untung Al Quran masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh disana bukan sekedar "menyentuh," tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti "bersetubuh," atau katakanlah 'sentuhan' yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam Quran S.19:20. Bagi Nasrani, apalagi yang menerima 'kebenaran kristen' cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sukar untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka.
__________________
Sanggahan thd Yoh 14:9...
Answer No.3
One day to prove a point and settle an argument, Jesus picked up child and said to his disciples; "Whoever receives this child in my name receives me; and whoever receives me receives Him who sent me;" (Luke 9:48).
Suatu hari, untuk membuktikan dan mentuntaskan perdebatan, Yesus mengangkat seorang anak dan berkata pada pengikutnya; "Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku; dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku ..." (Lukas 9:48). Penterjemah: ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa Allah dan Yesus adalah dua figur yang terpisah dan berbeda.
Jesus said; "He who believes in me does not believe in me, but in Him who sent me." (John 12:44)
Yesus berkata; "Barang siapa yang percaya kepadaKu, ia bukan percaya kepadaKu, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Dan Barang siapa yang melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku" (Yohanes 12:44 -dan ayat 45 penterjemah tambahkan untuk memperjelas data).
"He who hates me hates my Father also, ... but now they have both seen and hated me and my Father as well." (John 15:23-24)
"Barang siapa yang membenci aku, ia membenci juga BapaKu ... namun sekarang walaupun mereka telah melihat keduanya, mereka membenci, baik Aku maupun BapaKu" (Yohanes 15:23 - 24 -lebih jelas lihat terjemahnya -pen).
"And this is eternal life, that they may know Thee the only true God, and Jesus Christ whom Thou has sent." (John 17:3).
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu satunya Allah, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3).
The call of sincerity demands that if believing in the Truth is the honest intention then one could only pass an ethical judgment after reflecting upon all the relevant texts. John 17:3 (quoted above), if read with the following verse clears the air.
Diperlukan ketulusan keinginan bahwa bila percaya pada Kebenaran adalah sejujur-jujurnya pengharapan, maka seseorang akan mendapatkan pembenaran nilai setelah membaca ayat-ayat di atas. Yohanes 17:3 bila dibaca bersama ayat berikut, akan memperjelas keadaan.
HOT TIP: (precise and pertinent)
Jesus said; "Truly, truly, I say to you, a slave is not greater than his master; neither one who is sent greater than the one who sent him." (John 13:16).
Yesus berkata; "Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya." (Yohanes 13:16). Penterjemah: Perhatikan betapa ayat ini begitu jelas menguak tabir kepalsuan anggapan bahwa Yesus dan Allah adalah "itu itu juga"
During his ministry, Jesus repeatedly said he was sent by his Father.
Sepanjang masa tugas (kenabiannya), Yesus berulang ulang berkata bahwa dia dikirim oleh Bapanya.
_________________
Sanggahan Yoh 3:16...
Answer No.4
Of course, we believe in Jesus for what he was and we do not believe in what he was not. We (Muslims) believe Jesus was a Messiah; "Spirit from God;" "Word of God;" the righteous Prophet as well as Messenger of God and the son of Virgin Mary. But, we do not believe Jesus was "the begotten son of God." The truth of the matter is apostle John never ever wrote; Jesus was "the begotten" son of God.
Tentu kami percaya Yesus, pada setiap apa yang ada padanya dan kami pun tidak bisa mempercayai apa yang memang tidak ada padanya. Kami (orang-orang Muslim) percaya Yesus adalah seorang Imam Mahdi; "Roh dari Allah"; "Perkataan dari Allah (Kalimatullah)"; Nabi yang terpercaya, sebagaimana juga beliau adalah utusan Allah dan anak lelaki dari Perawan Maria. Tetapi, kami tidak percaya bahwa Yesus diperanakkan dari Allah." Terbukti rasul Yohanes tidak pernah menulis; Yesus adalah "peranakkan" dari Allah.1
Please obtain a copy of the "Gideon Bible" from a Hotel or Motel near you. It is distributed free since 1899, all over the world, by The Gideon Society. In the beginning of this famous Bible, John 3:16 is translated in 26 popular world languages. You may be amazed to discover that in the English translation, the editors have used the traditionally accepted term "His only begotten son." Whereas, in several other languages the editors have used the term "His unique son" or "His one of a kind son."
Dapatkan salinan dari "Injil Gideon" dari sebuah Hotel atau Motel di dekat anda, yang dibagikan bebas sejak tahun 1899, keseluruh dunia, oleh Perkumpulan Gideon. Dalam permulaan dari Injil yang terkenal ini, Yohanes 3:16 diterjemahkan dalam 26 bahasa dunia yang popular. Anda sekalian akan terheran-heran menemukan betapa dalam terjemahan Bahasa Inggris, para redaksi (penterjemah) menggunakan istilah tradisional "Dia hanya peranakkan." Sedangkan, dalam beberapa bahasa lain para redaksi menggunakan istilah "Dia anak laki-laki yang khas" atau "Dia salah satu dari anak laki semacam itu."
In 1992, when I discovered this textual variations, I wrote letters to various universities in North America requesting them to confirm the original Greek term used by John. Below is a copy of the response received from The George Washington University:
Pada tahun 1992, ketika saya menemukan perbedaan-perbedaan teks ini, saya menulis surat ke berbagai universitas di Amerika Utara meminta mereka untuk mengkonfirmasikan istilah asli bahasa Latin yang digunakan oleh Yohanes. Dibawah adalah salinan dari tanggapan yang diterima dari Universitas George Washington:
John 3:16 and John 1:18 each have the word 'monogenes' in Greek. This word ordinarily means "of a single kind." As a result, "unique" is a good translation. The reason you sometimes find a translation that renders the word as "only begotten" has to do with an ancient heresy within the church. In response to the Arian claim that Jesus was made but not begotten, Jeremy (4th century) translated the Greek term 'monogenes' into Latin as 'unigenitus' ("only begotten"). Paul B. Duff, 22 April, 1992.
Yohanes 3:16 dan 1:18 masing-masing mempunyai kata 'monogenes' dalam bahasa Greek (Yunani Kuno). Kata aslinya berarti "semacam." Jadi, penggunaan kata "unik/khas" adalah terjemahan yang baik. Terkadang anda menemukan terjemahan yang menggunakan istilah "hanya peranakkan," ini dikarenakan adanya pertentangan kuno dalam gereja. Ketika menanggapi klaim Arian bahwa Yesus dibuat tetapi tidak diperanakkan, Jeremi (abad ke 4) menterjemahkan istilah bahasa Yunani Kuno (Greek) 'monogenes' kedalam bahasa Latin 'unigenitus' ("hanya peranakkan"). Paul B. Duff, 22 April, 1992.
Professor Duff's response was based upon "Anchor Bible," volume 29, page 13-14. The Greek term for "begotten" is "gennao" as found in Mt.1:2, which John did not use.
Tanggapan Professor Duff didasarkan 'Injil Anchor,' volume 29, halaman 13-14. Istilah bahasa Greek untuk "peranakkan" adalah 'gennao' seperti ditemukan dalam Matius 1:2, yang mana tidak digunakan Yohanes.
HOT TIP: (precise and pertinent)
Jesus said to Mary: "... go to my brethren, and say to them, I ascend to my Father and your Father ..." (John 20:17). This verse demonstrates that the usage of term 'Father' was purely metaphorical. As for Jesus being a "unique son," he, unlike us, was created without a physical Father.
Yesus berkata pada Maria; " ... pergi ke saudara-saudaraKu, dan katakanlah kepada mereka, sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu2 ..." (Yohanes 20:17). Ayat ini membuktikan bahwa penggunaan istilah 'Bapa' adalah semata mata kiasan. Seperti (ungkapan ) untuk Yesus sebagai "anak laki unik," (karena memang) dia, tidak seperti kita, diciptakan tanpa Bapa dalam artian ujud fisik seorang ayah.
[1] Dalam Injil terjemah bahasa Indonesia, dalam Injil Yohanes pun anda akan temukan istilah anak tunggal Allah, tetapi menurut penulis risalah ini, terjemahan tadi merupakan penyimpangan dari istilah awal yang tertulis dalam injil berbahasa latin, silahkan ikuti pembahasan berikutnya.
[2] Subhanallah, perhatikan ayat ini, Allah bukan hanya bapaknya Yesus tapi juga Bapak dari saudara saudara Yesus sendiri. Ini membuktikan betapa istilah Bapa di sana semata mata kiasan, ungkapan kasih sayang.
____________
Sanggahan thd Yoh 3:3...
Answer No.5
The truth of the matter is apostle John did not use the phrase "born again." The Greek text reveals, the phrase used by John is "born from above." The Greek word used by John is 'anothen' ('ano' + 'then'), 'ano' means 'above' and the suffix 'then' denotes 'from'.
Kebenaran dari masalah itu adalah rasul Yohanes tidak menggunakan ungkapan "lahir kembali." Teks bahasa Greek menyatakan, ungkapan yang digunakan oleh Yohanes adalah "lahir dari atas." Kata bahasa Latin yang digunakan oleh Yohanes adalah 'anothen' ('ano' + 'then'), 'ano' artinya 'atas' dan akhiran 'then' bermakna 'dari'.
Hence, what Jesus said was "unless one is born from above, he cannot see the kingdom of God." And, that sounds logical. Since none of the living creature is "born from above," no one can see the kingdom heaven during his life time. The concept of being "born again" to see the kingdom of heaven is an innovation to instill the concept of Baptism.
Karena itu, apa yang Yesus katakan bahwa "sesungguhnya jika seseorang lahir dari atas, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Dan kedengarannya masuk akal. Karena tidak seorangpun diciptakan hidup, "lahir dari atas," tidak seorangpun dapat melihat Kerajaan Sorga selama masa hidupnya. Konsep "lahir kembali" untuk melihat Kerajaan Sorga adalah suatu pembaharuan untuk menanamkan konsep dari Pembaptisan.
The same word 'anothen' appears in the same Gospel and in the same chapter in verse 31. Here the editors have translated the word as "from above" and not "again." This further supports the logic of Jesus having said; "born from above."
Kata yang sama 'anothen' muncul dalam Ajaran yang sama dan dalam bagian yang sama dalam ayat 31. Disini para redaksi telah menterjemahkan kata itu sebagai "dari atas" dan tidak "kembali." Dukungan ini lebih jauh logika Yesus mengatakan; "lahir dari atas."
To enter the Kingdom of Heaven one has to keep the Commandments. God's distinguished Command known as the 'Covenant of Circumcision' (physically, "in the flesh of your foreskin") was an everlasting Covenant (Compact,Treaty) between God and man. See Genesis 17:10-14.
Memasuki Kerajaan Sorga seseorang harus menerima Firman firman. Terhormatnya Perintah Allah yang diketahui sebagai 'Perjanjian Khitanan' (secara jasmaniah, "dalam daging kulit khatanmu") suatu Perjanjian abadi (kesepakatan, perjanjian) antara Allah dan manusia. Lihat Genesis 17:10-14.
Can an everlasting Treaty be abrogated or revoked unilaterally? Did Jesus abrogate it? No. Jesus was circumcised in the flesh (Luke 2:21). We, Muslim males, are circumcised. Are the male Christians circumcised in the "flesh of their foreskins"? If not, please read the following verse:
Dapatkah sebuah Perjanjian abadi dicabut atau ditarik kembali dengan secara sepihak? Apakah Yesus mencabutnya? Tidak. Yesus disunat (Luke 2:21 dalam usia delapan hari -pent). Kami, lelaki Muslim, disunatkan. Apakah orang-orang Kristen disunatkan dalam (arti dipotong) "daging dari kulit khatan mereka"? Jika tidak, mohon dibaca ayat ini:
Jesus said; "Whoever then annuls (discards) one of the least of these commandments, and so teaches others, shall be called least in the kingdom of heaven; but whoever keeps and teaches them, he shall be called great in the kingdom of heaven." (Mat. 5:19).
Yesus berkata; "Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang memelihara1 (HukumTaurat) dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang paling tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:19).
[1] Dalam Perjanjian baru diartikan: melakukan mungkin maksudnya melaksanakan hukum Taurat tersebut.
___________
Question No.6
Jesus said; "Go therefore and make disciples of all the nations, baptizing them in the name of the Father and the Son and the Holy Spirit," (Matthew 28:19); does this not prove that the 'Doctrine of Trinity' and its present day formula was communicated and promulgated by Jesus Christ himself?
Yesus berkata; "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28:19); apakah ini tidak membuktikan bahwa 'Ajaran Tritunggal' berikut rumusan yang hari ini diajarkan (gereja) dari dulupun telah disampaikan dan diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri?
Answer No.6
With all due respect, we tend to disagree in view of the following compelling evidences:
Dengan penuh rasa hormat, kami cenderung tidak setuju mengingat pengamatan melalui fakta-fakta yang tak terbantah di bawah ini:
1. 'Peake's Commentary on the Bible' published since 1919, is universally welcomed and considered to be the standard reference book for the students of the Bible. Commenting on the above verse it records; "This mission is described in the language of the church and most commentators doubt that the trinitarian formula was original at this point in Mt.'s Gospel, since the NT elsewhere does not know of such a formula and describes baptism as being performed in the name of the Lord Jesus (e.g. Ac. 2:38, 8:16, etc.)."
1. "Peake's Commentary on the Bible" ('Uraian Peake mengenai Injil') diterbitkan sejak tahun 1919, disambut seluruh dunia dan dianggap sebagai buku standar referensi untuk para siswa yang mendalami kitab Injil. Uraian pada ayat diatas mencatat; "Misi ini dijelaskan dalam bahasa gereja dan banyak komentator (pengamat) yang ragu akan keaslian rumusan tritunggal pada pernyataan ini dalam Injil Matius, karena dilain tempat, Perjanjian Baru tidak mengenal rumusan demikian dan (di luar Injil Matius) dijelaskan bahwa pembaptisan dilakukan atas nama Tuhan Yesus saja, Lihat Kisah Para Rasul. 2:38, 8:16, dsb)."
Tambahan dari penterjemah: Kisah Para Rasul 2:38, 8:16 itu lengkapnya demikian:
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka terharu, lalu mereka bertanya pada Petrus dan rasul rasul yang lain "Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing masing memberi dirimu baptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa-dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Ks Para Rasul 2:37 - 38)
Perhatikan: Bila kita asumsikan pernyataan dalam injil Matius itu, shahih, dalam arti asli benar-benar ucapan Yesus, dimana para rasul diperintah untuk membaptis manusia dalam nama Bapa, Yesus dan Roh Kudus, maka mengapa para Rosul membaptis orang-orang Israel hanya dalam Nama Yesus saja, begitu beraninya mereka mengabaikan nama Bapa dan Roh Kudus??? Mungkinkah Para Rasul itu menjadi yang pertama menentang amanat Yesus berikut:
Yesus berkata; "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28:19);
2. Tom Harpur, author of several bestsellers and a former professor of New Testament, writes in his book 'For Christ's Sake'; "All but the most conservative of scholars agree that at least the latter part of this command was inserted later. The formula occurs nowhere else in the New Testament, and we know from the only evidence available (the rest of the New Testament) that the earliest Church did not baptize people using these words baptism was "into" or "in" the name of Jesus alone."
2. Tom Harpur, penulis dari beberapa buku terlaris dan mantan profesor dari Perjanjian Baru, menulis dalam bukunya 'Demi Kristus'; "Semuanya -selain ilmuwan kolot- setuju bahwa paling sedikit bagian terakhir dari perintah ini dimasukkan kemudian. Sebab rumusan tadi (Membaptis dalam Nama Bapa, Yesus dan Roh Kudus) tidak terdapat dimanapun juga dalam Perjanjian Baru (Selain dalam Injil Matius tadi), dan kita tahu hanya dari bukti yang ada (Perjanjian Baruselain Injil Matius) Di masa masa awal Gereja tidak membaptis orang-orang menggunakan kata kata ini (Dalam Nama Bapa Yesus dan Roh Kudus), pembaptisan hanya menggunakan kata: "kedalam" atau "dalam" nama Yesus sendiri."
3. The above command (authentic or otherwise) does not indicate that the three names mentioned in the formula are or were, "co- equal" in their status, as well as, were "co-eternal" in the time frame, to conform with the acknowledged 'Doctrine of Trinity.'
3. Perintah di atas (asli atau sebaliknya) tidak menunjukkan bahwa tiga nama yang disebutkan dalam catatan tersebut berkedudukan "sama" dalam status mereka, juga tidak berarti mereka itu "sama abadinya" dipandang dari sudut waktu. Artinya pernyataan di atas tidak menunjukkan korfimasi atas 'Ajaran Tritunggal' yang kini ada.
4. If the Father and His Son were both in "existence" from the Day One, and no one was, a micro second before or after, and, no one was "greater or lesser" in status, than why is one called the Father and the other His begotten Son?
4. Jika Bapa dan AnakNya keduanya "eksis/ada/wujud" dari sejak hari yang Pertama, dan tidak seorangpun keduanya, dalam satuan waktu terkecil sekalipun (mikro detik) muncul duluan atau eksis belakangan (Maksudnya serentak eksis sejak awal), dan tidak seorangpun dari keduanya ada yang "Lebih Agung atau kurang sedikit" dalam status, lantas mengapa yang satu disebut disebut Bapa dan dan yang lain cuma dipanggil AnakNya?
5. Did the act of "Begetting" take place? If YES, where was the "Begotten Son" before the act? If NO, why call him the "Begotten Son"?
5. Apakah perbuatan dari "Memperanak" benar-benar terjadi? Jika YA, dimana "Anak Lelaki tunggal (Yesus itu berada)" sebelum kejadian "Memperanakkan" itu terjadi? Jika TIDAK, kenapa disebutnya "Anak (Allah)"?
HOT TIP:
"And Peter said to them, 'Repent, and let each of you be baptized in the name of Jesus Christ for the forgiveness of your sins; ...'" (Acts 2:38). It is most unlikely that apostle Peter would have disobeyed the specific command of Jesus Christ for baptizing in the three names and baptized them in the name of Jesus Christ, alone.
"Jawab Petrus kepada mereka, 'Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi diri kalian dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dari dosa-dosa kalian; ... '" (Kisah Para Rasul 2:38). Sepertinya tidak mungkin kalau rasul Petrus yang telah mengingkari peraturan perintah yang begitu spesifik (jelas) dari Yesus Kristus untuk membaptis dalam tiga nama tadi dan (Begitu beraninya Rasul Petrus) membaptis mereka (cuma) dalam nama Yesus Kristus, sendiri.
Sanggahan dari umat islam....
02.35 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar