Ibr. 12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
Ibr. 12:27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
Ibr. 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Akibat Tsunami di Aceh 2.704 Masjid Rusak Berat
Muhammad Atqa - detikNews
Jakarta - Sedikitnya 2.704 masjid, 1.126 ruang kelas madrasah, 155 pesantren, delapan gereja, 41 KUA, dan 59 diniyah rusak akibat bencana gempa dan tsunami di Aceh. Sementara itu, sebanyak 36 dosen dan karyawan IAIN Ar-Raniry, serta 145 guru dipastikan meninggal dunia. Hal itu disampaikan Dirjen Lembaga Islam Depag Qodri Azizy kepada wartawan di kantornya, Jl. Lapangan Banteng, Jakarta, Senin, (10/1/2005). Namun Qodry mengatakan, data ini masih bersifat sementara karena tim yang dibentuk Depag masih mendata kerusakan dan korban di Aceh. "Tim yang lebih besar akan berangkat hari ini ke NAD untuk mendata jumlah madrasah dan pesantren yang rusak serta dosen dan guru yang meninggal," kata dia.
Lebih jauh, dia juga mengatakan, penanganan terhadap puluhan ribu anak yatim piatu di Aceh sebaiknya ditampung di pesantean atau madrasah di luar Aceh. "Saya rasa lebih baik di luar Aceh karena kalau ditampung dengan sesama anak yatim piatu di Aceh mereka justru berkumpul dengan sesama anak-anak yang trauma. Jadi yang dipikirkan trauma terus, tetapi kalau pesantern di luar Aceh mereka akan cepat membaur, sehingga lebih cepat menghilangkan trauma. Hanya saja ke luar dari Aceh itu persoalan tersendiri," paparnya. Dia juga mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa pesanten dan madrasah di luar Aceh yang siap menampung anak-anak yatim piatu Aceh. Misalnya, pesantren Darunnajah di Ulujami, Jakarta Selatan yang siap menampung ribuan anak-anak tersebut. Dia juga mengatakan, dana pembangunan terhadap pesantren dan madrasah yang rusak tersebut ditangani secara terkoordinasi antara Depag, Depdiknas dan Bappenas. "Jadi anggaran untuk pembangunan madrasah dan pesantren dikoordinasikan dengan Depag, Depdiknas dan Bappenas.
Pihak Depag anggarannya berapa, begitu juga Depdiknas dan Bappenas. Jadi pembangunan itu secara bersamaan tidak sendiri-sendiri," katanya. Dijelaskan, dari 85 pesantren yang ada di Aceh Barat sebanyak 32 rusak berat. Sedangkan di Aceh Selatan dari 47 pesantren sebanyak 14 rusak berat, Aceh Tenggara dari 68 pesantren sebanyak 5 rusak berat, Aceh Tengah dari 36 pesantren sebanyak dua buah rusak berat, Aceh Besar dari 77 pesantren sebanyak 30 pesantren rusak berat, Pidie dari 68 pesantren sebanyak 23 rusak berat, Aceh Utara dari 135 pesantren sebanyak 4 pesantren rusak, Biureun dari 106 pesantren sebanyak 20 rusak berat, dan Lhokseumawe dari 9 pesantren sebanyak 8 buah rusak berat. (umi/)
0 komentar:
Posting Komentar