FIRMAN ALLAH MENURUT PANDANGAN KRISTEN…..
Logika manusia yang paling pintar sekalipun tidak akan dapat memahami hakekat Allah yang tidak terbatas.
* Yohanes 1:1
LAI TB, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
KJV, In the beginning was the Word, and the Word was with
God, and the Word was God.
TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος
ην ο λογος
Translit Interlinear, en {pada} arkhê {permulaan} ên {Dia
adalah} ho logos {Firman itu} kai {dan} ho logos {Firman itu} ên {Dia adalah}
pros {ke arah, (sehakekat melekat)} ton theon {Allah itu} kai {dan} theos
{Allah} ên {(Dia adalah) adalah} ho logos {Firman itu}
Ungkapan "theos ên ho logos", "Firman itu
adalah Allah" menyatakan bahwa Sang Firman (Yesus Kristus) memiliki
'ousia' (hakekat/dzat) Allah. Kata 'theos' menggunakan nomina, bukan kata sifat
(adjektiva), jadi menekankan ke-Allahan dan bukan keilahian Yesus Kristus.
* Yohanes 1:14
LAI TB, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
KJV, And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and
we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of
grace and truth.
TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και εσκηνωσεν εν ημιν και
εθεασαμεθα την δοξαν αυτου δοξαν ως μονογενους παρα πατρος πληρης χαριτος και
αληθειας
Interlinear, kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx
{daging} egeneto {telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {berdiam} en {diantara}
hêmin {kita,} kai {(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou
{kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan} hôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang
Unik} para {dari} patros {Bapa,} plêrês {penuh} kharitos {dengan anugerah} kai
{dan} alêtheias {kebenaran.}
Firman itu menjadi "daging" (harfiah) LAI
menterjemahkannya 'manusia'.
-----
Seorang rekan Muslim menulis kepada saya tentang kejanggalan
Yohanes 1:1 dengan memberikan ilustrasi sebagai berikut, "Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah." Kemudian Firman diumpamakan sebagai Ali dan Allah sebagai Badu
sehingga menjadi kalimat yang berbunyi, "Pada mulanya adalah Firman (Ali),
Firman (Ali) itu bersama-sama dengan Allah (Badu) dan Firman (Ali) itu adalah
Allah (Badu)." Suatu hal yang menurut rekan ini tidak masuk diakal.
Yohanes 1:1 tidak dapat ditelusuri dengan logika manusia
seperti Ali dan Badu karena Ali dan Badu adalah dua pribadi yang berbeda
sedangkan Yesus Kristus (Sang Firman) dan Bapa (Allah) adalah satu (Yohanes
10:30).ALKITAB JUGA MENJELASKAN ....YOH 10:38 =>...bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." ...=>AKU(YESUS) DI DALAM BAPA;DAN BAPA DI DALAM AKU(YESUS)....ANALOGI APAKAH YANG BISA MELUKISKAN PERNYATAAN TERSEBUT??TIDAK ADA....JUSTRU PERNYATAAN TERSEBUT MENUNJUKKAN KESEHAKEKATAN BAPA DAN YESUS....KESATUAN BAPA DAN YESUS...
JIKA ANDA MAU MENCERMATI...SAAT YESUS BERADA DI DUNIA....BAPA ADA DI DALAM YESUS....TETAPI SAAT TUHAN YESUS DIMULIAKAN....MASUK KE TEMPAT IA BERASAL....MAKA DIA ADA DI DALAM BAPA....DISINI JELAS DIMENSI ALLAH MULTIKOMPLEKS TIDAK BISA DIJABARKAN DENGAN LOGIKA....DAN TIDAK ADA OBJEK DUNIAWI YANG DAPAT MEWAKILI SECARA TEPAT AKAN HAL INI....
Ayat ini pun tidak menyiratkan bahwa Allah yang Esa itu terdiri atas "tiga" pribadi, ayat ini menerangkan tentang keberadaan sang 'logos' atau Firman yang adalah Allah itu sendiri.
Kata yang dipakai di dalam Perjanjian Lama bagi firman adalah
דָּבָר - DAVAR, Ibrani.
Kata 'DAVAR' berarti perkataan, akan tetapi bukan perkataan yang kosong.
'DAVAR' adalah perkataan yang telah berisikan latar belakang atau dasar yang
terkandung di dalam perkataan itu. Kata 'DAVAR' senantiasa cocok dengan perkara
yang diungkapkan di dalam perkataan itu. Oleh karena itu sifat terpenting dari
kata 'DAVAR' ialah "kebenaran".
* Yesaya 55:10-11,
55:10 LAI TB, Sebab seperti hujan dan salju turun dari
langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada
orang yang mau makan,
KJV, For as the rain cometh down, and the snow from heaven,
and returneth not thither, but watereth the earth, and maketh it bring forth
and bud, that it may give seed to the sower, and bread to the eater:
Hebrew,
כִּי כַּאֲשֶׁר יֵרֵד הַגֶּשֶׁם וְהַשֶּׁלֶג
מִן־הַשָּׁמַיִם וְשָׁמָּה לֹא יָשׁוּב כִּי
אִם־הִרְוָה אֶת־הָאָרֶץ וְהֹולִידָהּ וְהִצְמִיחָהּ וְנָתַן זֶרַע לַזֹּרֵעַ
וְלֶחֶם לָאֹכֵל׃
Translit, KÏ KA'ASYER YÊRÊD HAGESYEM VEHASYELEG
MIN-HASYÂMAYIM VESYÂMÂH LO' YÂSYUV KÏ 'IM-HIRVÂH 'ET-HÂ'ÂRETS VEHOLÏDÂH
VEHITSMÏKHÂH VENÂTAN ZERA' LAZORÊA' VELEKHEM LÂ'OKHÊL
55:11 LAI TB, demikianlah firman-Ku yang keluar dari
mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya.
KJV, So shall my word be that goeth forth out of my mouth:
it shall not return unto me void, but it shall accomplish that which I please,
and it shall prosper in the thing whereto I sent it.
Hebrew,
כֵּן יִהְיֶה דְבָרִי אֲשֶׁר
יֵצֵא מִפִּי לֹא־יָשׁוּב אֵלַי
רֵיקָם כִּי אִם־עָשָׂה אֶת־אֲשֶׁר
חָפַצְתִּי וְהִצְלִיחַ אֲשֶׁר שְׁלַחְתִּיו׃
Translit, KÊN YIHYEH DEVÂRÏ 'ASYER YÊTSÊ' MIPÏ LO'-YÂSYUV
'ÊLAY RÊYQÂM KÏ 'IM-'ÂSÂH 'ET-'ASYER KHÂFATSTÏ VEHITSLÏAKH 'ASYER SYELAKHTÏV
Firman Allah adalah firman yang bekerja, bukan firman yang
mati sebab ayat di atas menyebutkan bahwa firman Allah tidak akan kembali
dengan hampa, melainkan akan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah,
seperti hujan dan salju yang turun dari langit tidak akan kembali ke situ,
melainkan akan mengairi bumi dan membuatnya subur sehingga memberikan hasil
yang diharapkannya.
Firman Allah adalah firman yang bekerja, bukan firman yang
mati, ternyata dari karya penciptaan Allah. Mazmur 33:9 umpamanya menulis,
"Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka
semuanya ada."
Ayat-ayat lain misalnya:
* Mazmur 147:15-18,
147:15 Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera
firman-Nya berlari.
147:16 Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan
menghamburkan embun beku seperti abu.
147:17 Ia melemparkan air batu seperti pecahan-pecahan.
Siapakah yang tahan berdiri menghadapi dingin-Nya?
147:18 Ia menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya,
Ia meniupkan angin-Nya, maka air mengalir.
* Yesaya 40:26,
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang
menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar,
sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh
sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.
Perjanjian Lama juga mengatakan, bahwa pekerjaan Allah
adalah juga firman-NYA. Pekerjaan atau karya Allah dipakai oleh Allah untuk
berfirman. Mazmur 19:2-4 umpamanya menulis, "Langit menceritakan kemuliaan
Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita
itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada
berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;"
Firman Allah adalah firman yang bekerja, dan sebaliknya,
bahwa pekerjaan atau karya Allah adalah pekerjaan yang berbicara. Firman Allah
tidak dapat dibedakan dengan karya-NYA sedangkan karya-NYA tidak juga dapat
dibedakan dengan firman-NYA. Keduanya adalah sama, dan mewujudkan dua segi dari
satu kenyatakan, tidak dapat disamakan dengan perkataan manusia.
Di Yohanes 1:1, 14 disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah
Firman, yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah dan Allah adanya, tetapi
yang kemudian menjadi manusia. Yesus Kristus adalah pengejawantahan firman
Allah dan di dalam diri Yesus Kristus itu Allah berfirman kepada manusia. Yesus
Kristus adalah penyataan Allah atau Allah sendiri dengan firman dan karya-NYA
secara konkrit.
Seorang rekan Muslim pernah bertanya, jika Allah itu Esa,
siapakah yang memerintah di Surga ketika Yesus ada di dunia. Ada lagi yang
bertanya, jika seandainya Allah menjelma menjadi manusia dalam sosok bayi,
hebat dong dunia ini dipelihara dan diatur oleh seorang bayi bahkan surga
kosong melompong karena Allah sudah berubah menjadi sesosok bayi.
Suatu hal yang tidak disangkal dan dipungkiri baik oleh
Kristen maupun Islam adalah bahwa Allah itu MAHAHADIR.
Jika saat ini Tuhan berada di Jakarta, tidak mustahil DIA berada di Mekkah, tidak mustahil DIA berada di Yerusalem, dan tidak mustahil pula DIA berada di Roma, bahkan DIA pun berada di dunia orang mati (alam barzakh, Ibraniשְׁאוֹל - SYE'ÔL, Yunani αδης - HADÊS).
Demikian pula halnya jika suatu saat Allah menjelma menjadi manusia yaitu Yesus Kristus dengan segala hakekat ke-Allah-an-NYA, tidak mustahil pula DIA masih berada di surga karena DIA Mahahadir.
* Mazmur 139:7-11
139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku
dapat lari dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku
menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat
kediaman di ujung laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan
kanan-Mu memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja
melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,
Allah Mahahadir berarti bahwa Allah hadir di mana-mana
dengan seluruh keberadaan-NYA pada segala waktu. Kemahahadiran Allah tidak
dibatasi oleh ruang, tidak gentar oleh kecepatan, dan tidak dipengaruhi oleh
gelap. Kemahahadiran itu tidak berarti bahwa diri Allah disebarkan ke seluruh
alam semesta seolah-olah sebagian dari DIA ada di sini dan sebagian di sana.
Seluruh keberadaan-NYA ada di mana-mana, di setiap tempat, dan kehadiran TUHAN
di dalam setiap orang percaya memberikan sebuah ilustrasi yang bagus tentang
ini.
Firman Allah: Makhluk Atau Bukan Makhluk?
Dalam sejarah perkembangan Islam pernah terjadi polemik yang
sangat menarik antara kelompok Mu'tazilah,dengan salah satu tokohnya yang bernama Ibn Jahm dengan
pengikut Imam al-Asy'ari, yang lebih dikenal sebagai Ahl as-Sunnah wa al-Jama'ah, tentang kekal atau tidaknya
Alquran sebagai Kalam Allah:
apakah Alquran sebagai Kalam Allah tersebut makhluk atau
bukan makhluk. Karena penekanannya pada makhluk atau tidaknya Kalam Allah tersebut, sehingga teologi Islam
lebih dikenal juga sebagai ilmu Kalam.
Sedangkan dalam
pandangan iman Kristen: Firman Allah itu qadim (kekal) dan bersifat ghayr
al-makhluk
(bukan ciptaan). Ia telah ada sebelum segala sesuatu
diciptakan. Sejak semula Ia telah ada bersama dengan
Allah dan Ia sehakekat dengan Allah:
"Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah." (Yoh 1:1)
Jika umat Islam percaya bahwa Firman Allah nuzul menjadi
Alquran, maka dalam pandangan iman Kristen:
Firman Allah yang qadim (kekal) dan bersifat ghayr
al-makhluk tersebut telah turun ke dunia menjadi manusia,yaitu Yesus Kristus, Kalimatullah:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:14)
Dalam menciptakan Dia
melaksanakannya melalui FirmanNya atau KalimatNya yang sejak kekal
melekat satu di dalam Dzat ( Essensi) Allah yang serba Esa itu [ Kejadian 1, Ibrani 11:6,
Yohanes 1:1-3 ]
MZM 33:6 => Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan,
oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
Dengan demikian dalam Dzat (Essensi) Nya Allah yang Esa ini
sejak kekal memiliki Kalimat yang
"qodim" (“kekal ”)yang bukan tercipta (“ bukan makhluk”) yang melekat (
“qoimah” ) satu tak dapat dipisahkan
dari Dia, Allah,Sang Pemilik Firman atau Kalimat ini.
Disamping memiliki Kalimat yang "qodim” (“kekal ”) dan yang "qoimah” ( “melekat”) satu di dalam
Dzat (Essensi)Nya, sebagai sarana menjadikan segenap
ciptaan, Allah yang Maha Tunggal itu di dalam
Dzat (Essensi)Nya yang serba Esa itu juga memiliki RohNya sendiri yang tinggal di dalam Diri
Allah itu yang
juga secara “qodim”
dan “qoimah” [ I Kor.2:10-11]serta melalui RohNya ini Allah memberikan kehidupan kepada
segenap makhluk yang telah diciptakanNya melalui FirmanNya itu [ Mazmur 104: 30, Ayub 33:4 ]
Dengan demikian
segenap alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah melalui Kalimat/FirmanNya
yang "qodim"dan diberi kehidupan oleh RohNya yang "qodim" itu
pula. Kalimat dan Roh Allah yang “qodim”
dan sama-sama “qoimah” (‘melekat’) dalam
Diri dan Dzat Allah yang serba Esa ini sama-sama keluar dari dalam Diri Allah
tanpa meninggalkan ke ‘qoimah’annya
dalam " Dzatullah" (Essensi Allah) pada saat tindakan Allah
memerintahkan adanya mahluk dan menghidupi segala yang ada dalam penciptaan [
Mazmur 33:6, Yesaya 55:11 ]
Sebagai asal-usul,
pemelihara, pemberi kehidupan. pengatur, pemberi segala sesuatu kepada
makhlukNya Allah yang Esa itu secara bahasa theologis oleh Alkitab disebut
sebagai Bapa [ I Kor.8:6 ]sedangkan
‘KalimatNya’ yang “qodim” dan
"qoimah” pada Dzat (Essensi)Nya itu dikarenakan keberadaanNya itu terkandung dalam Diri Allah, yang lalu
‘keluar’ tanpa meninggalkan ke "qoimah”anNya di dalam
"Dzatullah" , seolah-olah dilahirkan dari dalam
"Dzatullah", maka secara bahasa theologis disebut ‘Anak.’ Jadi ‘’Anak Allah’’ itu sudah ada sejak kekal
“qoimah” di dalam "Dzatullah" sebelum manusia Yesus Kristus lahir [Yohanes
17:5, 24, 8:56-58 ] , karena ‘’Anak Allah’’ itu adalah sapaan theologis
terhadap Kalimatullah yang kekal dan bukan makhluk. Jadi istilah ‘Bapa’ dan
‘Anak’ ini bukan istilah ‘biologis’ dan samasekali bukan makna secara seksual,
namun istilah theologis secara ‘metafisik’, karena Allah itu bukan jasmani,
maka Allah memang ‘tak beranak’ apalagi ‘diperanakkan’
Sedangkan Roh Allah yang “qodim” dan "qoimah” dalam Dzatullah itu disebut sebagai "Roh Kudus" karena melalui RohNya sendiri yang “qodim” inilah Allah menguduskan manusia. Jadi Roh Kudus bukan makhluk apalagi seorang malaikat, Dia bukan Jibril namun Rohullah yang "qodim" dan "qoimah” di dalam Dzatullah yang serba Esa itu.
Dan tanpa RohNya sendiri yaitu HidupNya sendiri, Allah itu benda mati yang bersifat berhala bukan Allah yang Hidup dan yang menghidupi makhluknNya, serta tak akan dapat memberi bimbingan pada makhlukNya.
ALKITAB MENYATAKAN FIRMAN ITU TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA....MEMILIKI NILAI KEKEKALAN...
Yes. 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi FIRMAN ALLAH KITA TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA."
1Ptr. 1:25 tetapi FIRMAN TUHAN TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
DAN FIRMAN TUHAN ITU SELALU BENAR....
Mzm. 33:4 Sebab firman TUHAN itu benar...
SO MENURUT KRISTEN....FIRMAN TUHAN ITU SUATU YANG KELUAR DARI DALAM DIRI ALLAH....BAGIAN DARI ALLAH SENDIRI(YES 55:11)....YANG MENGERJAKAN SEGALA SESUATU DAN MEMILIKI SIFAT KEKAL SPT ALLAH ITU SENDIRI....SEHINGGA SELALU MEMILIKI NILAI KEBENARAN.....SEKALIPUN INDRA MANUSIA TERKADANG TIDAK BISA MENGANGGAPNYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN....TETAPI TETAPLAH ITU SUATU KEBENARAN....YANG TIDAK DAPAT BERUBAH-UBAH NILAINYA....BERSIFAT KEKAL....
MENURUT PANDANGAN SEBAGIAN ULAMA-ULAMA ISLAM....
Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT
karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak
dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika
sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka
hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat
Qidam maka jadilah ia qadim.Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama
maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua
perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka
qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi
tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim.
Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada
empat bagian :
· Qadim Sifati
( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
· Qadim Zati (
Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
· Qadim Idhafi
( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
· Qadim Zamani
( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus
dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
Baqa’ : Artinya Kekal
Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT .
Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud
Allah Ta’ala.
Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan
tidak binasa Selama-lamanya
tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar )
Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy,
Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut
kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada
mengekalkannya.
Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi (
tulang kecil seperti biji sawi letaknya
di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit
daripada kubur kelak ).
Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad
Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua.
Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan
itu terbahagi kepada 3 bagian :
· Tiada
permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
· Ada permulaan
tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain
lagi.
· Ada permulaan
dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas
tadi ( Kedua ).
PANDANGAN PERTAMA TENTANG KALAM ALLAH....
1. Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi
azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala.
Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang
wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Aku Allah , tiada
tuhan melainkan Aku ………”. ( Surah Taha – Ayat 14 )
Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala
yang bermaksud : ” ……..( kata orang Nasrani )
bahwasanya Allah Ta’ala yang ketiga daripada tiga……….”.
(Surah Al-Mai’dah – Ayat 73).
Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang
bermaksud : ” Padahal Allah yang mencipta kamu dan
benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. Shaffaat –
Ayat 96).
Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang.
Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari
perkara yang dikatakan Yaitu :
1. Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan
solat dan lain-lain kefardhuan.
2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri
dan lain-lain larangan.
3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah
Firaundan lain-lain.
4. Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang
taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5. Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti
orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa
yang amat berat.
Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang
Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum ,
Yaitu lain daripada sifat Kalam.
Vs
2. PANDANGAN YANG LAIN MENGENAI KALAM ALLAH....
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/01/kalam-allah-bukan-dengan-huruf-dan.html DIKATAKAN :
2. PANDANGAN YANG LAIN MENGENAI KALAM ALLAH....
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/01/kalam-allah-bukan-dengan-huruf-dan.html DIKATAKAN :
Nah begitu juga kalimat alif
lam mim, maka huruf Alif itu di ciptakan, Alasannya adalah bahwa
huruf merupakan simbol abjad yg mengacu pada suara "ABCD ..."
Semua surat dalam Al qur"an yang ditulis dgn abjad itu
mengacu pada suara yang kita buat dengan suara kita. maka Mustahil kalam qodim/
kekal Allah berupa huruf, karena kalam-Nya bukanlah suara,oleh
karena itu tidak memiliki awal.
ADA YANG BERPENDAPAT…text Al quran
adalah hakikat KALAM qodim, pernyataan ini tentu akan
menyiratkan adanya permulaan dan akhiran, contoh jika
kita berkata :"bismillaah", maka kita mulai dengan mengucapkan b maka
setelah b kemudian mulai i dst, berarti KALAM
yang terdiri dari huruf dan suara memiliki awal yakni muncul menjadi ada. Hal
ini sekali lagi berarti text Alqur"an diciptakan, karena apa-apa yg
memiliki awal pasti membutuhkan kepada yg mnetapan bentuknya
dan pasti ada yg mengadakan, berarti bahasa Arab Itu "di
buat / di ciptakan." Mengapa Wahabi dalam kebodohan, dengan mengatakan
bahwa KALAM Allah adalah huruf dan suara yg mana itu sama saja dgn mengatakan
bahwa KALAM Allah diciptakan, walau pun mereka tidak tahu itu.
Selain itu, dengan menyatakan bahwa KALAM Allah adalah kata-kata dan huruf,
mereka telah menyamakan kalamNya dgn kalam ciptaan / mahluk, dan
sudah jelas dalam Al-Qur'an bahwa Allah tidak menyerupai apapun.
Selanjutnya, kalam dgn kata-kata dan huruf dan dengan suara, dan kita tau bahwa
suara adalah getaran pita suara, dan gerakan udara di tenggorokan.
Keyakinan Wahabi(=SEORANG NETTER) tntg sifat kalam ini adalah cabang dari
keyakinan mereka bahwa Allah adalah fisik. Akhirnya, dengan mengklaim bahwa
KALAM Allah adalah huruf dan kata, mereka telah mengatakan bahwa KALAM Allah
mengalami penundaan. Alasannya karena informasi dgn
kata dan huruf adalah rangkaian makna yg tersusun, yang
berarti bahwa sepotong informasi akan tertunda ketika ada pembicaraan dgn
orang lain sebelumnya, dan akan menunda dan akan menunda informasi pada
orang2 berikutnya, Ini adalah ketidaksempurnaan, dan semua sifat Allah
adalah sempurna.
KESIMPULAN UMAT ISLAM BERDASAR LINK..
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/01/kalam-allah-bukan-dengan-huruf-dan.html
=> Kalam Allah
yg qodim/ kekal itu sendiri bukan sesuatu yang dapat di bayangkan
, intinya kita mengerti bahwa Allah memberitahu kita apa yang
dikatakan dgn kalam qodimnya dengan tanpa huruf,
suara, urutan, tanpa awal atau akhir ...Singkatnya tanpa bagaimana
(modality., Kita tidak harus merenungkan tentang hal ini, karena realitas
kalam Allah bukanlah sesuatu yang bisa bayangkan..
=> berarti menurut pandangan Islam setelah FIRMAN itu Terucap OLEH ALLAH =>SAAT diperkatakan dan dituliskan menjadi suatu yang FANA…yang diciptakan….tidak lagi KEKAL karena menjadi suatu yang diciptakan dan berawal serta memiliki akhiran…..
=> berarti menurut pandangan Islam Firman yang kekal itu tidak dapat dibayangkan....Allah berfirman kepada manusia dalam bahasa ABSTRAK....karena dikatakan bahwa Allah memberitahu kita apa yang dikatakan dgn kalam qodimnya dengan tanpa huruf, suara, urutan, tanpa awal atau akhir ...=>Singkatnya tanpa bagaimana (modality., Kita tidak harus merenungkan tentang hal ini, karena realitas => kalam Allah bukanlah sesuatu yang bisa bayangkan..=>KALAM ALLAH BUKANLAH SUATU YANG BISA DIBAYANGKAN....BERARTI TIDAK MASUK DALAM IMAJINASI MANUSIA...ABSTRAK....BERARTI ALLAH BERKOMUNIKASI DENGAN MANUSIA MENGGUNAKAN BAHASA TARZAN.....BUSET....ANEH-ANEH SAJA NIH.....
Maka dari itu saya SEMAKIN paham benar....ajaran ISLAM SANGATLAH ABSTRAK...DAN TIDAK JELAS....MIKIR WUJUD ALLAH SAJA DILARANG DALAM HADIS....BAGAIMANA BISA MENGENAL ALLAH DENGAN BENAR JIKA SEPERTI INI??
ALLAH SENDIRI BERKATA...UMAT-NYA BINASA KARENA TIDAK MENGENAL ALLAH(HOSEA 4:6).....JIKA FIRMAN ALLAH DAN ALLAH ITU ABSTRAK.....BAGAIMANA ALLAH DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN MANUSIA??PAKE BAHASA TARZAN??SAMPAI KAPANPUN MANUSIA TIDAK AKAN MENGENAL ALLAH...JIKA ALLAH BERKOMUNIKASI DENGAN BAHASA TARZAN.....YANG GA JELAS.....
SO SAYA YAKIN YANG TIDAK MENGENAL ALLAH PASTI BINASA...DAN ITULAH UMAT ISLAM....
HOSEA 4:6 Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah....
JADI KESIMPULAN SAYA => KALAM ALLAH YANG QODIM / KEKAL….DALAM
DIMENSI MULTI KOMPLEKS MENURUT ISLAM….TETAPI TETAP BERSIFAT KEKAL DAN SELALU MEMILIKI NILAI KEBENARAN...(FIRMAN=DAVAR=>BERNILAI KEBENARAN)=>SEKALIPUN MUNGKIN ADA KALANYA INDRA MANUSIA TIDAK DAPAT MENGINDRANYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN MENURUT INDRA MANUSIA TETAPI TETAP FIRMAN SELALU BERNILAI KEBENARAN........KARENA BERASAL DARI DALAM DIRI ALLAH ITU SENDIRI....MEMANG BENTUK TULISAN DAN HURUF FIRMAN DAPAT DI UBAH SESUAI DENGAN TERJEMAHAN MASING-MASING BAHASA....TETAPI SIFAT TULISAN DAN PERKATAAN ITU MEMILIKI NILAI KEKEKALAN DARI FIRMAN ITU SENDIRI TIDAK BISA DIUBAH-UBAH NILAINYA....SEKALIPUN PELAFALANNYA BERBEDA SESUAI BAHASA SETEMPAT....
MENURUT HATI NURANI ANDA MANAKAH YANG BENAR?
MENURUT HATI NURANI ANDA MANAKAH YANG BENAR?
1 komentar:
Yesus adalah Iman
Yesus adalah Percaya
Bersama Yesus kita mengenal Allah....
Kita mengenal Allah karena Percaya.....
Apakah Percaya itu sendiri adalah Allah ? Engkau terlalu "dalam" kalau menanyakan ini.....
Sebab engkau sendiri tidak tau Siapa itu Percaya ? Bagaimana mungkin menanyakan tentang Allah ?
Di dalam Percaya ada Allah, Allah ada karena Percaya
Apakah engkau tau ...Apa itu Percaya ?
Percaya itulah Yesus sendiri.....
Muliakanlah Percaya......
Sembahlah Allah Tuhanmu dengan Percaya.....
Kalau tanpa Percaya.....Engkau tidak akan sampai kepada Allah Tuhanmu.....
Percaya itu sendiri adalah Roh....
Engkau tidak dapat mengenal Percaya karena engkau sendiri.....Pasti ada campur tangan Allah....
Engkau Percaya karena kehendak Allah.....Bukan kehendak diri kita sendiri....
Aku Yesus Allah.....berarti Aku Percaya Allah, Aku Iman Allah.....
Yesus adalah Iman yang divisualisasikan dengan wujud manusia yaitu Yesus itu sendiri......agar mudah manusia memahami Iman atau Percaya...
Yesuskah engkau pada komentarku ?
Posting Komentar