TRANSFORMASI INDONESIA. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

FIRMAN MENURUT PANDANGAN KRISTEN DAN ISLAM...

FIRMAN ALLAH MENURUT PANDANGAN KRISTEN…..


Logika manusia yang paling pintar sekalipun tidak akan dapat memahami hakekat Allah yang tidak terbatas.

* Yohanes 1:1
LAI TB, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
KJV, In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.
TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος
Translit Interlinear, en {pada} arkhê {permulaan} ên {Dia adalah} ho logos {Firman itu} kai {dan} ho logos {Firman itu} ên {Dia adalah} pros {ke arah, (sehakekat melekat)} ton theon {Allah itu} kai {dan} theos {Allah} ên {(Dia adalah) adalah} ho logos {Firman itu}
Ungkapan "theos ên ho logos", "Firman itu adalah Allah" menyatakan bahwa Sang Firman (Yesus Kristus) memiliki 'ousia' (hakekat/dzat) Allah. Kata 'theos' menggunakan nomina, bukan kata sifat (adjektiva), jadi menekankan ke-Allahan dan bukan keilahian Yesus Kristus.

* Yohanes 1:14
LAI TB, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
KJV, And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.
TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και εσκηνωσεν εν ημιν και εθεασαμεθα την δοξαν αυτου δοξαν ως μονογενους παρα πατρος πληρης χαριτος και αληθειας
Interlinear, kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx {daging} egeneto {telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {berdiam} en {diantara} hêmin {kita,} kai {(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou {kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan} hôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang Unik} para {dari} patros {Bapa,} plêrês {penuh} kharitos {dengan anugerah} kai {dan} alêtheias {kebenaran.}
Firman itu menjadi "daging" (harfiah) LAI menterjemahkannya 'manusia'.
-----
Seorang rekan Muslim menulis kepada saya tentang kejanggalan Yohanes 1:1 dengan memberikan ilustrasi sebagai berikut, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." Kemudian Firman diumpamakan sebagai Ali dan Allah sebagai Badu sehingga menjadi kalimat yang berbunyi, "Pada mulanya adalah Firman (Ali), Firman (Ali) itu bersama-sama dengan Allah (Badu) dan Firman (Ali) itu adalah Allah (Badu)." Suatu hal yang menurut rekan ini tidak masuk diakal.
Yohanes 1:1 tidak dapat ditelusuri dengan logika manusia seperti Ali dan Badu karena Ali dan Badu adalah dua pribadi yang berbeda sedangkan Yesus Kristus (Sang Firman) dan Bapa (Allah) adalah satu (Yohanes 10:30).ALKITAB JUGA MENJELASKAN ....YOH 10:38 =>...bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." ...=>AKU(YESUS) DI DALAM BAPA;DAN BAPA DI DALAM AKU(YESUS)....ANALOGI APAKAH YANG BISA MELUKISKAN PERNYATAAN TERSEBUT??TIDAK ADA....JUSTRU PERNYATAAN TERSEBUT MENUNJUKKAN KESEHAKEKATAN BAPA DAN YESUS....KESATUAN BAPA DAN YESUS...

JIKA ANDA MAU MENCERMATI...SAAT YESUS BERADA DI DUNIA....BAPA ADA DI DALAM YESUS....TETAPI SAAT TUHAN YESUS DIMULIAKAN....MASUK KE TEMPAT IA BERASAL....MAKA DIA ADA DI DALAM BAPA....DISINI JELAS DIMENSI ALLAH MULTIKOMPLEKS TIDAK BISA DIJABARKAN DENGAN LOGIKA....DAN TIDAK ADA OBJEK DUNIAWI YANG DAPAT MEWAKILI SECARA TEPAT AKAN HAL INI....

Ayat ini pun tidak menyiratkan bahwa Allah yang Esa itu terdiri atas "tiga" pribadi, ayat ini menerangkan tentang keberadaan sang 'logos' atau Firman yang adalah Allah itu sendiri.

Kata yang dipakai di dalam Perjanjian Lama bagi firman adalah דָּבָר - DAVAR, Ibrani. Kata 'DAVAR' berarti perkataan, akan tetapi bukan perkataan yang kosong. 'DAVAR' adalah perkataan yang telah berisikan latar belakang atau dasar yang terkandung di dalam perkataan itu. Kata 'DAVAR' senantiasa cocok dengan perkara yang diungkapkan di dalam perkataan itu. Oleh karena itu sifat terpenting dari kata 'DAVAR' ialah "kebenaran".

* Yesaya 55:10-11,
55:10 LAI TB, Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
KJV, For as the rain cometh down, and the snow from heaven, and returneth not thither, but watereth the earth, and maketh it bring forth and bud, that it may give seed to the sower, and bread to the eater:
Hebrew,
כִּי כַּאֲשֶׁר יֵרֵד הַגֶּשֶׁם וְהַשֶּׁלֶג מִן־הַשָּׁמַיִם וְשָׁמָּה לֹא יָשׁוּב כִּי אִם־הִרְוָה אֶת־הָאָרֶץ וְהֹולִידָהּ וְהִצְמִיחָהּ וְנָתַן זֶרַע לַזֹּרֵעַ וְלֶחֶם לָאֹכֵל׃
Translit, KÏ KA'ASYER YÊRÊD HAGESYEM VEHASYELEG MIN-HASYÂMAYIM VESYÂMÂH LO' YÂSYUV KÏ 'IM-HIRVÂH 'ET-HÂ'ÂRETS VEHOLÏDÂH VEHITSMÏKHÂH VENÂTAN ZERA' LAZORÊA' VELEKHEM LÂ'OKHÊL
55:11 LAI TB, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
KJV, So shall my word be that goeth forth out of my mouth: it shall not return unto me void, but it shall accomplish that which I please, and it shall prosper in the thing whereto I sent it.
Hebrew,
כֵּן יִהְיֶה דְבָרִי אֲשֶׁר יֵצֵא מִפִּי לֹא־יָשׁוּב אֵלַי רֵיקָם כִּי אִם־עָשָׂה אֶת־אֲשֶׁר חָפַצְתִּי וְהִצְלִיחַ אֲשֶׁר שְׁלַחְתִּיו׃
Translit, KÊN YIHYEH DEVÂRÏ 'ASYER YÊTSÊ' MIPÏ LO'-YÂSYUV 'ÊLAY RÊYQÂM KÏ 'IM-'ÂSÂH 'ET-'ASYER KHÂFATSTÏ VEHITSLÏAKH 'ASYER SYELAKHTÏV
Firman Allah adalah firman yang bekerja, bukan firman yang mati sebab ayat di atas menyebutkan bahwa firman Allah tidak akan kembali dengan hampa, melainkan akan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah, seperti hujan dan salju yang turun dari langit tidak akan kembali ke situ, melainkan akan mengairi bumi dan membuatnya subur sehingga memberikan hasil yang diharapkannya.
Firman Allah adalah firman yang bekerja, bukan firman yang mati, ternyata dari karya penciptaan Allah. Mazmur 33:9 umpamanya menulis, "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada."

Ayat-ayat lain misalnya:
* Mazmur 147:15-18,
147:15 Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
147:16 Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
147:17 Ia melemparkan air batu seperti pecahan-pecahan. Siapakah yang tahan berdiri menghadapi dingin-Nya?
147:18 Ia menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya, Ia meniupkan angin-Nya, maka air mengalir.

* Yesaya 40:26,
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.
Perjanjian Lama juga mengatakan, bahwa pekerjaan Allah adalah juga firman-NYA. Pekerjaan atau karya Allah dipakai oleh Allah untuk berfirman. Mazmur 19:2-4 umpamanya menulis, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;"
Firman Allah adalah firman yang bekerja, dan sebaliknya, bahwa pekerjaan atau karya Allah adalah pekerjaan yang berbicara. Firman Allah tidak dapat dibedakan dengan karya-NYA sedangkan karya-NYA tidak juga dapat dibedakan dengan firman-NYA. Keduanya adalah sama, dan mewujudkan dua segi dari satu kenyatakan, tidak dapat disamakan dengan perkataan manusia.
Di Yohanes 1:1, 14 disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah Firman, yang pada mulanya bersama-sama dengan Allah dan Allah adanya, tetapi yang kemudian menjadi manusia. Yesus Kristus adalah pengejawantahan firman Allah dan di dalam diri Yesus Kristus itu Allah berfirman kepada manusia. Yesus Kristus adalah penyataan Allah atau Allah sendiri dengan firman dan karya-NYA secara konkrit.
Seorang rekan Muslim pernah bertanya, jika Allah itu Esa, siapakah yang memerintah di Surga ketika Yesus ada di dunia. Ada lagi yang bertanya, jika seandainya Allah menjelma menjadi manusia dalam sosok bayi, hebat dong dunia ini dipelihara dan diatur oleh seorang bayi bahkan surga kosong melompong karena Allah sudah berubah menjadi sesosok bayi.
Suatu hal yang tidak disangkal dan dipungkiri baik oleh Kristen maupun Islam adalah bahwa Allah itu MAHAHADIR.

Jika saat ini Tuhan berada di Jakarta, tidak mustahil DIA berada di Mekkah, tidak mustahil DIA berada di Yerusalem, dan tidak mustahil pula DIA berada di Roma, bahkan DIA pun berada di dunia orang mati (alam barzakh, Ibraniשְׁאוֹל - SYE'ÔL, Yunani αδης - HADÊS).

Demikian pula halnya jika suatu saat Allah menjelma menjadi manusia yaitu Yesus Kristus dengan segala hakekat ke-Allah-an-NYA, tidak mustahil pula DIA masih berada di surga karena DIA Mahahadir.
* Mazmur 139:7-11
139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,

Allah Mahahadir berarti bahwa Allah hadir di mana-mana dengan seluruh keberadaan-NYA pada segala waktu. Kemahahadiran Allah tidak dibatasi oleh ruang, tidak gentar oleh kecepatan, dan tidak dipengaruhi oleh gelap. Kemahahadiran itu tidak berarti bahwa diri Allah disebarkan ke seluruh alam semesta seolah-olah sebagian dari DIA ada di sini dan sebagian di sana. Seluruh keberadaan-NYA ada di mana-mana, di setiap tempat, dan kehadiran TUHAN di dalam setiap orang percaya memberikan sebuah ilustrasi yang bagus tentang ini.

Firman Allah: Makhluk Atau Bukan Makhluk?

Dalam sejarah perkembangan Islam pernah terjadi polemik yang sangat menarik antara kelompok Mu'tazilah,dengan salah satu tokohnya yang bernama Ibn Jahm dengan pengikut Imam al-Asy'ari, yang lebih dikenal sebagai Ahl as-Sunnah wa al-Jama'ah, tentang kekal atau tidaknya Alquran sebagai Kalam Allah:
apakah Alquran sebagai Kalam Allah tersebut makhluk atau bukan makhluk. Karena penekanannya pada makhluk atau tidaknya Kalam Allah tersebut, sehingga teologi Islam lebih dikenal juga sebagai ilmu Kalam.
 Sedangkan dalam pandangan iman Kristen: Firman Allah itu qadim (kekal) dan bersifat ghayr al-makhluk
(bukan ciptaan). Ia telah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Sejak semula Ia telah ada bersama dengan
Allah dan Ia sehakekat dengan Allah:
 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh 1:1)

Jika umat Islam percaya bahwa Firman Allah nuzul menjadi Alquran, maka dalam pandangan iman Kristen:
Firman Allah yang qadim (kekal) dan bersifat ghayr al-makhluk tersebut telah turun ke dunia menjadi manusia,yaitu Yesus Kristus, Kalimatullah: 

"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:14)

Dalam menciptakan  Dia melaksanakannya melalui FirmanNya atau KalimatNya yang sejak kekal 
melekat satu di dalam Dzat ( Essensi) Allah yang  serba Esa itu [ Kejadian 1, Ibrani 11:6, Yohanes 1:1-3 ]

MZM 33:6 => Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

Dengan demikian dalam Dzat (Essensi) Nya Allah yang Esa ini sejak kekal memiliki Kalimat yang  "qodim"  (“kekal ”)yang bukan tercipta (“ bukan makhluk”) yang melekat ( “qoimah” )   satu tak dapat dipisahkan dari Dia, Allah,Sang Pemilik Firman atau Kalimat ini.

Disamping memiliki Kalimat yang "qodim” (“kekal ”)  dan  yang  "qoimah”  ( “melekat”) satu di dalam
Dzat (Essensi)Nya, sebagai sarana menjadikan segenap ciptaan,   Allah yang Maha Tunggal  itu di dalam
Dzat (Essensi)Nya yang serba Esa itu juga memiliki  RohNya sendiri yang tinggal di dalam Diri Allah itu yang
juga secara “qodim”  dan “qoimah”  [  I Kor.2:10-11]serta melalui RohNya ini Allah memberikan kehidupan kepada segenap makhluk yang telah diciptakanNya melalui FirmanNya itu [ Mazmur 104: 30, Ayub 33:4 ]
 Dengan demikian segenap alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah melalui Kalimat/FirmanNya yang "qodim"dan diberi kehidupan oleh RohNya yang "qodim" itu pula. Kalimat dan Roh Allah yang  “qodim” dan sama-sama “qoimah” (‘melekat’)  dalam Diri dan Dzat Allah yang serba Esa ini sama-sama keluar dari dalam Diri Allah tanpa meninggalkan ke ‘qoimah’annya  dalam " Dzatullah" (Essensi Allah) pada saat tindakan Allah memerintahkan adanya mahluk dan menghidupi segala yang ada dalam penciptaan [ Mazmur 33:6, Yesaya 55:11 ]

 Sebagai asal-usul, pemelihara, pemberi kehidupan. pengatur, pemberi segala sesuatu kepada makhlukNya Allah yang Esa itu secara bahasa theologis oleh Alkitab disebut sebagai Bapa  [ I Kor.8:6 ]sedangkan ‘KalimatNya’ yang “qodim”  dan "qoimah” pada Dzat (Essensi)Nya itu dikarenakan keberadaanNya itu  terkandung dalam Diri Allah, yang lalu ‘keluar’ tanpa meninggalkan ke "qoimah”anNya di dalam "Dzatullah" , seolah-olah dilahirkan dari dalam "Dzatullah", maka secara bahasa theologis disebut ‘Anak.’  Jadi ‘’Anak Allah’’ itu sudah ada sejak kekal “qoimah” di dalam "Dzatullah" sebelum manusia Yesus Kristus lahir [Yohanes 17:5, 24, 8:56-58 ] , karena ‘’Anak Allah’’ itu adalah sapaan theologis terhadap Kalimatullah yang kekal dan bukan makhluk. Jadi istilah ‘Bapa’ dan ‘Anak’ ini bukan istilah ‘biologis’ dan samasekali bukan makna secara seksual, namun istilah theologis secara ‘metafisik’, karena Allah itu bukan jasmani, maka Allah memang ‘tak beranak’ apalagi ‘diperanakkan’ 

  Sedangkan  Roh Allah   yang “qodim” dan  "qoimah” dalam Dzatullah itu disebut sebagai  "Roh Kudus"  karena melalui RohNya sendiri yang “qodim” inilah Allah menguduskan manusia. Jadi Roh Kudus bukan makhluk apalagi seorang malaikat, Dia bukan Jibril  namun Rohullah yang  "qodim" dan "qoimah” di dalam Dzatullah yang serba Esa itu.

Dan tanpa RohNya sendiri yaitu HidupNya sendiri, Allah itu benda mati yang bersifat berhala bukan Allah yang Hidup dan yang menghidupi makhluknNya, serta tak akan dapat memberi bimbingan pada makhlukNya.

ALKITAB MENYATAKAN FIRMAN ITU TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA....MEMILIKI NILAI KEKEKALAN...


Yes. 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi FIRMAN ALLAH KITA TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA."

1Ptr. 1:25 tetapi FIRMAN TUHAN TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.

DAN FIRMAN TUHAN ITU SELALU BENAR....

Mzm. 33:4 Sebab firman TUHAN itu benar...

SO MENURUT KRISTEN....FIRMAN TUHAN ITU SUATU YANG KELUAR DARI DALAM DIRI ALLAH....BAGIAN DARI ALLAH SENDIRI(YES 55:11)....YANG MENGERJAKAN SEGALA SESUATU DAN MEMILIKI SIFAT KEKAL SPT ALLAH ITU SENDIRI....SEHINGGA SELALU MEMILIKI NILAI KEBENARAN.....SEKALIPUN INDRA MANUSIA TERKADANG TIDAK BISA MENGANGGAPNYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN....TETAPI TETAPLAH ITU SUATU KEBENARAN....YANG TIDAK DAPAT BERUBAH-UBAH NILAINYA....BERSIFAT KEKAL....

MENURUT PANDANGAN SEBAGIAN ULAMA-ULAMA ISLAM....


Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim.Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim.
Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
·        Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
·        Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
·        Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
·        Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
Baqa’ : Artinya Kekal
Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT .
Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala.
Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya
tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar )
Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya.
Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya
di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ).
Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua.
Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :
·        Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
·        Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi.
·        Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).


PANDANGAN PERTAMA TENTANG KALAM ALLAH....
1. Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala.
Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku ………”. ( Surah Taha – Ayat 14 )
Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” ……..( kata orang Nasrani )
bahwasanya Allah Ta’ala yang ketiga daripada tiga……….”. (Surah Al-Mai’dah – Ayat 73).
Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Padahal Allah yang mencipta kamu dan
benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. Shaffaat – Ayat 96).
Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari
perkara yang dikatakan Yaitu :
1. Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4. Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5. Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.
Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum ,
Yaitu lain daripada sifat Kalam.

Vs


2. PANDANGAN YANG LAIN MENGENAI KALAM ALLAH....
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/01/kalam-allah-bukan-dengan-huruf-dan.html DIKATAKAN :
Nah begitu juga kalimat alif lam mim, maka  huruf Alif itu di ciptakan,  Alasannya adalah bahwa huruf  merupakan simbol abjad yg mengacu pada suara "ABCD ..." Semua surat  dalam  Al qur"an yang ditulis dgn abjad  itu mengacu pada suara yang kita buat dengan suara kita. maka Mustahil kalam qodim/ kekal Allah berupa huruf, karena kalam-Nya bukanlah suara,oleh karena itu tidak memiliki awal.
ADA YANG BERPENDAPAT…text Al quran adalah hakikat KALAM  qodim, pernyataan ini tentu  akan menyiratkan  adanya permulaan  dan akhiran, contoh  jika kita berkata :"bismillaah", maka kita mulai dengan mengucapkan b maka  setelah b kemudian mulai i   dst,  berarti   KALAM yang terdiri dari huruf dan suara memiliki awal yakni muncul menjadi ada. Hal ini sekali lagi   berarti text Alqur"an diciptakan, karena apa-apa yg memiliki awal  pasti membutuhkan  kepada yg mnetapan  bentuknya  dan  pasti ada yg mengadakan, berarti  bahasa Arab Itu "di buat / di ciptakan." Mengapa Wahabi dalam kebodohan, dengan mengatakan bahwa KALAM Allah adalah huruf dan suara yg mana itu sama saja dgn mengatakan bahwa KALAM Allah diciptakan,  walau pun mereka tidak tahu itu. Selain itu, dengan menyatakan bahwa KALAM Allah adalah kata-kata dan huruf, mereka telah menyamakan kalamNya  dgn kalam ciptaan / mahluk, dan  sudah jelas dalam Al-Qur'an bahwa Allah tidak menyerupai apapun. Selanjutnya, kalam dgn kata-kata dan huruf dan dengan suara, dan kita tau bahwa suara adalah getaran pita suara, dan gerakan udara di  tenggorokan. Keyakinan Wahabi(=SEORANG NETTER)  tntg sifat kalam ini adalah cabang dari keyakinan mereka bahwa Allah adalah fisik. Akhirnya, dengan mengklaim bahwa KALAM Allah adalah huruf dan kata, mereka telah mengatakan bahwa KALAM Allah  mengalami penundaan. Alasannya  karena informasi  dgn  kata dan huruf  adalah rangkaian makna  yg tersusun, yang berarti bahwa sepotong informasi akan tertunda ketika ada pembicaraan dgn orang lain sebelumnya, dan akan menunda  dan akan menunda informasi pada orang2 berikutnya, Ini adalah ketidaksempurnaan, dan  semua sifat Allah adalah  sempurna.
=> Kalam Allah  yg qodim/ kekal itu sendiri bukan sesuatu yang dapat di bayangkan  , intinya  kita mengerti  bahwa Allah memberitahu kita apa yang dikatakan  dgn kalam qodimnya  dengan  tanpa huruf, suara, urutan, tanpa awal atau akhir ...Singkatnya tanpa bagaimana (modality., Kita tidak harus merenungkan tentang hal ini, karena realitas  kalam Allah bukanlah sesuatu yang bisa  bayangkan.. 

=> berarti menurut pandangan Islam setelah FIRMAN itu Terucap OLEH ALLAH =>SAAT diperkatakan dan dituliskan menjadi suatu yang FANA…yang diciptakan….tidak lagi KEKAL karena menjadi suatu yang diciptakan dan berawal serta memiliki akhiran…..

=> berarti menurut pandangan Islam Firman yang kekal itu tidak dapat dibayangkan....Allah berfirman kepada manusia dalam bahasa ABSTRAK....karena dikatakan  bahwa Allah memberitahu kita apa yang dikatakan  dgn kalam qodimnya  dengan  tanpa huruf, suara, urutan, tanpa awal atau akhir ...=>Singkatnya tanpa bagaimana (modality., Kita tidak harus merenungkan tentang hal ini, karena realitas  => kalam Allah bukanlah sesuatu yang bisa  bayangkan..=>KALAM ALLAH BUKANLAH SUATU YANG BISA DIBAYANGKAN....BERARTI TIDAK MASUK DALAM IMAJINASI MANUSIA...ABSTRAK....BERARTI ALLAH BERKOMUNIKASI DENGAN MANUSIA MENGGUNAKAN BAHASA TARZAN.....BUSET....ANEH-ANEH SAJA NIH..... 


Maka dari itu saya SEMAKIN paham benar....ajaran ISLAM SANGATLAH ABSTRAK...DAN TIDAK JELAS....MIKIR WUJUD ALLAH SAJA DILARANG DALAM HADIS....BAGAIMANA BISA MENGENAL ALLAH DENGAN BENAR JIKA SEPERTI INI??


ALLAH SENDIRI BERKATA...UMAT-NYA BINASA KARENA TIDAK MENGENAL ALLAH(HOSEA 4:6).....JIKA FIRMAN ALLAH DAN ALLAH ITU ABSTRAK.....BAGAIMANA ALLAH DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN MANUSIA??PAKE BAHASA TARZAN??SAMPAI KAPANPUN MANUSIA TIDAK AKAN MENGENAL ALLAH...JIKA ALLAH BERKOMUNIKASI DENGAN BAHASA TARZAN.....YANG GA JELAS.....


SO SAYA YAKIN YANG TIDAK MENGENAL ALLAH PASTI BINASA...DAN ITULAH UMAT ISLAM....


HOSEA 4:6  Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah....

JADI KESIMPULAN SAYA => KALAM ALLAH YANG QODIM / KEKAL….DALAM DIMENSI MULTI KOMPLEKS MENURUT ISLAM….TETAPI TETAP BERSIFAT KEKAL DAN SELALU MEMILIKI NILAI KEBENARAN...(FIRMAN=DAVAR=>BERNILAI KEBENARAN)=>SEKALIPUN MUNGKIN ADA KALANYA INDRA MANUSIA TIDAK DAPAT MENGINDRANYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN MENURUT INDRA MANUSIA TETAPI TETAP FIRMAN SELALU BERNILAI KEBENARAN........KARENA BERASAL DARI DALAM DIRI ALLAH ITU SENDIRI....MEMANG BENTUK TULISAN DAN HURUF FIRMAN DAPAT DI UBAH SESUAI DENGAN TERJEMAHAN MASING-MASING BAHASA....TETAPI SIFAT TULISAN DAN PERKATAAN ITU MEMILIKI NILAI KEKEKALAN DARI FIRMAN ITU SENDIRI TIDAK BISA DIUBAH-UBAH NILAINYA....SEKALIPUN PELAFALANNYA BERBEDA SESUAI BAHASA SETEMPAT....


MENURUT HATI NURANI ANDA MANAKAH YANG BENAR?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Yesus adalah Iman
Yesus adalah Percaya
Bersama Yesus kita mengenal Allah....
Kita mengenal Allah karena Percaya.....
Apakah Percaya itu sendiri adalah Allah ? Engkau terlalu "dalam" kalau menanyakan ini.....
Sebab engkau sendiri tidak tau Siapa itu Percaya ? Bagaimana mungkin menanyakan tentang Allah ?
Di dalam Percaya ada Allah, Allah ada karena Percaya
Apakah engkau tau ...Apa itu Percaya ?
Percaya itulah Yesus sendiri.....
Muliakanlah Percaya......
Sembahlah Allah Tuhanmu dengan Percaya.....
Kalau tanpa Percaya.....Engkau tidak akan sampai kepada Allah Tuhanmu.....
Percaya itu sendiri adalah Roh....
Engkau tidak dapat mengenal Percaya karena engkau sendiri.....Pasti ada campur tangan Allah....
Engkau Percaya karena kehendak Allah.....Bukan kehendak diri kita sendiri....
Aku Yesus Allah.....berarti Aku Percaya Allah, Aku Iman Allah.....
Yesus adalah Iman yang divisualisasikan dengan wujud manusia yaitu Yesus itu sendiri......agar mudah manusia memahami Iman atau Percaya...
Yesuskah engkau pada komentarku ?

Posting Komentar