Kesaksian Hamran Ambrie
TUHAN SUDAH PILIHKAN BUAT SAYA HIDUP BARU DALAM KRISTUS
DARI PENULIS
Begitu besar kasih Tuhan akan hamba-Nya yang bersaksi ini, tidak dapat saya lukiskan dengan kata-kata, maupun didalam tulisan secara sempurna.
Mungkin lebih dari 40 tahun saya telah
menyangkal keilahian Yesus Kristus. Tetapi begitu besar Kasih Tuhan saya
diselamatkan untuk mendapatkan kehidupan yang kekal di alam sorgawi
itu.
Tuhan sudah pilihkan buat saya ''Hidup Baru
Dalam Kristus'', dan karenanya sebagai tanda pengucapan syukur, saya
buatlah kesaksian ini.
Saya megahkan kesaksian ini, bukanlah
disebabkan kecerdasan saya juga bukan karena kepintaran saya memahami
Alkitab, juga bukanlah disebabkan bujukan orang lain; tetapi saya
bermegah, disebabkan Tuhan Yang Maha Kasih yang adalah keadilan dan
kebenaran itu telah menjemput saya untuk menjadi pengikut Kristus,
satu-satunya jalan menuju kepada kebenaran dan Hidup Yang Kekal.
"Sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12).
Haleluya.
Hormat dan salam kasih
Penulis:
Hamran Ambrie
TUHAN SUDAH PILIHKAN BUAT SAYA
"Hidup Baru Dalam Kristus"
-Tentu buat Anda Juga-
Kesaksian: Hamran Ambrie
Saya mengaku percaya akan kebenaran Alkitab dan
Yesus Kristus Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat umat manusia, adalah
melalui (atau disebabkan) Al-Quran.
Sungguh ajaib! Tetapi memang demikianlah
sebenarnya. Saya mendapatkan kebenaran ajaran Kristen ini, sama sekali
bukanlah disebabkan kepandaian atau kecerdasan mempelajari Alkitab
terlebih dahulu. Juga tidak disebabkan penerangan para pendeta atau
penginjil manapun. Hal ini dapat dimaklumi karena saya sendiri tadinya
adalah seorang Muslim, anggota/pengurus Muhammadiyah, mubaligh
Islam. Pada tahun 1947 saya adalah salah seorang pelopor/Ketua Kongres
Ummat Islam se-Kalimantan di Amuntai, bersama-sama dengan saudara K.H.
Idham Chalid. Pada tahun 1950-51, adalah sebagai Imam Tentera Pusroh
Islam Angkatan Darat di Banjarmasin dengan pangkat Letnan-ll. Juga
sebagai penulis Muslim dalam pelbagai majalah Islam antara lain:
Mingguan Adil di Solo, Mingguan-Risalah Jihad di Jakarta, Mingguan Anti
Komunis di Bandung, dan lain-lain. Lebih dari itu, saya adalah juga
salatl seorang Anti Kristen yang agresif sejak tahun 1936 di Muara Teweh
Barito; hingga tahun 1962 termasuk salah seorang bersimpati untuk
mendirikan Negara Islam di Indonesia, yang sekaligus bermakna Anti
Kristen. Karena itu tidaklah mungkin sama sekali bagi saya untuk dapat
memahami isi Alkitab itu secara baik dan wajar.
Alkitab, memang sudah saya miliki sejak tahun
1936. Saya membaca Alkitab bukanlah untuk mencari kebenarannya,
melainkan hanya untuk mencari ayat-ayat yang dapat menunjang pendirian
saya sebagai seorang Muslim yang Anti Kristen, untuk menyerang iman
Kristen itu sendiri. Sampai berumur 40 tahun, saya adalah penghujat
Yesus Kristus. Saya tidak percaya bahkan menolak keilahian Yesus Kristus
itu sebagai Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat. Pelbagai cara yang sudah
saya lakukan untuk menghinakan, menolak kebenaran Yesus Kristus. Tetapi
begitu besar Kasih Allah, pada suatu saat saya dicari, dijemput dan
diselamatkan. Pada tahun 1962, dikala saya sedang menyusun sebuah naskah
khotbah, saya membaca ayat Qs. Al Maidah 68, yang berbunyi: "Qul ya ahlal kitabi lastum'ala sya-in hatta tuqiemut taurata wa! injil wa ma unzila alaikum min rabbikum." artinya: "Katakanlah!
hai Ahli Kitab. Kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila
kamu turuti Taurat dan Injil, dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari
pada Tuhanmu''. Ayat ini, bukanlah untuk pertama kali itu saya baca,
melainkan sudah ratusan kali. Tetapi pada kali terakhir itu, Allah
telah membisikan dalam roh-jiwa saya, bahwa yang dimaksudkan "Taurat dan
Injil" dalam ayat Quran itu adalah Taurat-Injil yang ada terdapat dalam
Alkitab atau Bibel sekarang ini. Pikiran saya sejak dahulu mengatakan
bahwa Taurat dan Injil yang dimaksudkan oleh Al-Quran itu secara fisik
sudah tidak ada lagi, dan isinya sekarang telah diintisarikan dalam
Al-Quran. Sedang Taurat Injil yang ada dalam Alkitab sekarang ini,
adalah yang palsu dan isinya sudah diorak-arik oleh tangan manusia,
dikurangi dan ditambah dan lain-lain. Roh jiwa saya selalu mengatakan
bahwa Taurat Injil itu, yang terdapat dalam Alkitab sekarang benar
adanya. Pikiran/otak saya selalu mengatakan: tidak, yang ada sekarang
adalah Taurat-Injil palsu.
Roh jiwa saya mengatakan bahwa Taurat-Injil
yang dimaksudkan itu adalah yang terdapat dalam Alkitab sekarang.
Pendapat pikiran/otak saya sekarang bertolak belakang dengan kata hati
roh jiwa saya. Karenanya saya menjadi ragu, bimbang, mana yang benar.
Untuk mendapatkan ketentraman, maka masalah ini saya bawa dalam
sembahyang tahjud (sembahyang tengah malam) dengan doa istiharah, yaitu
suatu doa kepada Allah memohon agar diberi petunjuk tanda-tanda
kebenaran, supaya Allah pilihkan buat saya mana yang benar satu diantara
dua macam pendapat ini. Saya berdoa demikian: "Ya Allah, khalik langit
dan bumi; Allah-nya orang-orang Islam, Allah-nya orang-orang Kristen,
Allah-nya orang-orang Budha, Allah-nya bulan bintang, Allah-nya lembah
dan gunung-gunung, Allah semesta alam, tunjukkan tanda-tanda kebenaran
Tuhan yang disebutkan dalam Quran ini mengenai Taurat dan Injil itu.
Apakah yang dimaksud itu memang Taurat dan Injil yang sudah tidak ada,
yang sudah disarikan dalam Al-Quran. Jika memang demikian, saya mohon
agar Tuhan teguhkan hatiku untuk tidak mempelajari Alkitab itu. Tetapi
kalau sekiranya yang dimaksudkan "Taurat Injil" dalam Quran itu memang
kebenarannya itu ada di dalam Alkitab (Bible) sekarang ini, saya mohon
kiranya Tuhan bukakan hatiku untuk lebih bergairah membaca
dan mempelajari Alkitab itu secara jujur dan baik." Saya tidak meminta
pilihkan kepada siapa-siapapun, tidak kepada pendeta, juga tidak kepada
alim-ulama Islam, juga tidak kepada kawan-kawan saya yang cerdas pandai,
tetapi saya minta dipilihkan oleh Allah Yang Maha Tahu dan Maha Benar
itu saja, agar dalam hal ini saya mendapatkan satu pilihan yang
benar-benar ''meyakinkan kebenarannya'', menurut kehendak Allah itu
sendiri. Saya berdoa dengan sepenuh hati, benar-benar menggantung harap
atas petunjuk Allah saja untuk memilihkan bagi saya suatu kebenaran
beragama. Kenapa sampai begitu terarah saya memusatkan pengharapan ini
kepada Allah. Hal ini dapat dimengerti bahwa setiap orang beragama
mempunyai keyakinan akan adanya kehidupan sesudah kematian dunia fana
ini. Dalam kehidupan di alam baka itu nanti, hanya ada dua tempat kita
berada, yaitu di dalam penghukuman dukacita api neraka, atau di dalam
sorga bersama Allah. Saya tidak dapat meremehkan kehidupan ini. Kalau
kita membeli mas seberat 10 gram saja yang bernilai, dan harganya hanya
beberapa puluh ribu saja, kita sudah memerlukan pemeriksaan dan
pengujian yang begitu teliti, agar jangan tertipu dan jangan ada
penyesalan dibelakang hari. Bagaimana pula mengenai jiwa rohani kita
yang akan datang, perlu kita berprihatin memikirkannya, memeriksa dan
menguji kebenaran beragama yang sesuai dengan kehendak Allah pemilik
kehidupan sorga itu, agar kita tidak menyesal sepanjang masa karena
kecerobohan kita sendiri. Saya tahu dan meyakini, bahwa pemilik sorga
dan neraka itu adalah Allah sendiri. Dan justru itulah, saya tidak
meminta pilihkan, tidak meminta nasehat pertimbangan manusia, baik
seorang pendeta-Kristen, maupun seorang Ulama Islam karena mereka itu
semuanya adalah manusia, yang pasti tidak tahu persis tentang kebenaran
yang sesuai dengan kehendak Allah itu. Saya datang kepada Allah pemilik
kebenaran, pemilik sorga itu sendiri, berharap agar Allah itu sendiri
memberikan petunjuk kebenaran dalam hal ini. Puji Tuhan, semua
pengharapan dan doa saya ini terjawab dengan baik. Pertanda bahwa
kebenaran itu diberikan dengan segala kenyataan yang sama sekali tidak
meragukan lagi. Patut dicatat, bahwa ayat-ayat Quran selain dari Qs. Al
Maidah 68 itu, masih banyak ayat-ayat lain yang berkesan kepada saya
waktu itu antara lain juga:
Qs. As Sajadah 23:
''Wa Laqad ataina Musa 'Ikitaaba fala takun fimiryatim min liqaa-ih...''
(Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Musa Alkitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerimanya.)
Qs. Al Maidah 46:
"Wa qaffainaa 'ala assyarihim bi 'Isa 'bni
Maryama mushaddi qallima baina yadaihi minat Taurati wa atai naahul
Injila fieha hudan wa nurun, wa mushaddi qallima baina yadaihi minat
Tauraati wa hudan wamau' 'izhatan lilmuttaqien."
(Artinya: Dan kami iringkan jejak mereka
(nabi terdahulu) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab Taurat. Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil yang berisikan petunjuk dan
cahaya, dan membenarkan kitab yang terdahulu yaitu Taurat, dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.)
Qs. Al Maidah 47:
"Wal yachkum ahlal Injili bimaa anzala 'llahu fichi wa manllam yachkum bimaa anzala'llahu fa ulaa ika humul faasikuna."
(Artinya: Dan hendaklah orang-orang pengikut
Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.
Barang-siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah
maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.)
Qs. Al Baqarah 62:
"Inna'lladzina aamanu wal ladzina haduu wan naasharaa wa shaabi iena min aamana billahi walyaumil akhl~i wa 'amila shalichan falahum ajruhum 'indrarabbihim wa lakhaufun 'alaihim wa la hum yachzanun,"
(Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang
percaya, orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, siapa saja diantara
mereka yang benar-benar beriman/percaya kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, dan tidak
pula mereka berduka-cita.)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Quran yang
menunjukkan bahwa Alkitab, yaitu Taurat dan Injil itu adalah membawa
kepada jalan kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. Ayat-ayat Quran
inilah yang menggugah pikiran saya untuk menyelidiki lebih jauh akan
kebenaran isi Alkitab ini sebagaimana saya katakan terdahulu, bahwa
Allah telah membisikan dalam roh-jiwa saya akan kebenaran Alkitab itu.
Pada keesokan harinya, sesudah saya berdoa Istiharah dalam sembahyang
tahjud itu, saya merasa ada perubahan yang sangat nyata sekali. Waktu
itu saya sudah memandang Alkitab itu sebagai sahabat, tidak lagi sebagai
musuh. Pada pagi itu saya mengambil Alkitab untuk dibaca dengan maksud
mengetahui dengan pasti isi kebenarannya dengan baik dan jujur. Dengan
mengucapkan "Bismillahir rahmanir rahim", atas nama Allah Yang Pemurah
Lagi Penyayang, saya buka Alkitab itu. Ayat yang hendak saya baca dikala
itu adalah Ulangan 18:15. Kenapa ayat ini yang menjadi perhatian saya
untuk dibaca pada pertama kali itu? Karena ayat inilah yang sering
bahkan selalu saya jadikan palu godam untuk memukul iman orang-orang
Kristen, baik ia seorang pendeta, maupun penginjil, dengan maksud agar
mereka mengakui dan percaya akan kehadiran Muhammad sebagai nabi yang
dinubuatkan oleh Alkitab antara lain dalam ayat di Ulangan 18:15 ini.
Dalam huruf yang sama, dalam kalimat yang sama, dalam bahasa yang sama,
juga dalam Alkitab yang sama, namun pengertiannya telah berubah dari
pengertian saya yang sebelumnya. Benar-benar saya menginsyafi sekarang,
bahwa Alkitab tertutup rapat, sulit dimengerti oleh orang yang tidak
percaya, tetapi sebaliknya ia menjadi terang dan mudah dimengerti bagi
mereka yang percaya, yang di dalam hatinya dipenuhi oleh Rohulkudus.
Bunyi Ulangan 18:15 itu lengkapnya demikian: "Seorang nabi dari
tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan
dibangkitkan bagi-mu, oleh Tuhan Allahmu, dialah yang harus kamu
dengarkan". Dulu ayat ini saya artikan merupakan petunjuk adanya
nubuat kenabian Muhammad. Karena dalam kalimat: "seorang nabi sama
seperti aku (Musa)" itu, merupakan penunjukan kepada identitas kenabian
Muhammad itu, karena, Musa dilahirkan dengan beribu-bapa; Muhammad pun
dilahirkan sama dengan Musa, yaitu beribu bapa. Tidak sama dengan Isa
Almasih, yang hanya dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi tanpa bapa. Musa
diwaktu sudah besar/dewasa, ia kawin, Muhammad pun juga waktu dewasanya
kawin, sama dengan Musa. Tidak sama dengan Isa Almasih, yang sama
sekali tidak pernah kawin. Musa dikaruniai anak; Muhammad pun juga
dikaruniakan anak sama dengan Musa. Tetapi Isa Almasih tidak pernah
mempunyai anak, kawinpun tidak pernah. Musa, diwaktu tuanya mati dan
dikuburkan, begitupun Muhammad waktu tuanya mati dan dikuburkan. Tetapi
Isa Almasih tidak pernah mati, melainkan naik ke sorga, tidak
dikuburkan. Jadi nyatalah bahwa nats Ulangan 18:15 itu menunjukkan
kebenarannya kehadiran Muhammad sebagai nabi yang sudah dinubuatkan oleh
Musa, dan sama sekali bukan untuk kehadirannya Isa Almasih atau Yesus
Kristus sebagai nabi. Kehadirannya Yesus Kristus menurut kepercayaan
Kristen adalah sebagai Anak Allah.
Tetapi pada hari itu, waktu saya membaca ayat
itu dengan perlahan-lahan serta dalam kesungguhan hati untuk dimengerti,
apa maksudnya yang sebenarnya. Waktu saya sampai kepada kalimat
"...sama seperti aku Musa." Rohulkudus membisikkan di dalam hati (roh)
saya dengan mengatakan, bahwa kalau yang hendak kamu samakan itu adalah
Muhammad dan Musa itu sama-sama dilahirkan dengan beribu-bapa, bahkan di
seluruh dunia ini manusia itu dilahirkan dengan beribu-bapa. Bukan itu
yang dimaksudkan dengan ayat ini! Jadi ciri demikian ini sama sekali
tidak dapat dijadikan ciri dari kebenarannya nubuat itu. Begitupun juga,
kalau Muhammad dianggap sama dengan Musa, disebabkan waktu dewasanya ia
kawin seperti Musa, banyak orang di dunia ini melakukan kawin-mawin.
Jadi cara inipun sama sekali tidak dapat dijadikan ciri dari kebenaran
nubuat itu bagi kehadiran Muhammad sebagai nabi yang dinubuatkan. Kalau
Muhammad dianggap sama dengan Musa, karena dikaruniai anak sebagaimana
juga Musa, inipun tidak mungkin dijadikan ciri yang menentukan kebenaran
nubuat itu, karena banyak orang di dunia ini yang dikaruniai anak.
Kalau Muhammad pada akhir hayatnya mati dan dikuburkan, dan sama halnya
dengan Musa yang mati dan dikuburkan dianggap ciri kebenaran nubuat itu,
maka inipun juga tidak dapat diterima untuk dijadikan alasan kesamaan
itu, karena semua orang di dunia ini memang mati dan dikuburkan. Mati
dan dikuburkan inipun, sama sekali bukanlah merupakan ciri yang khas.
Nubuat Musa itu memang menunjuk kepada kehadirannya Yesus Kristus,
karena itu carilah kesamaan-kesamaan Musa dengan Yesus Kristus itu dalam
hal-hal yang khas, unik, dan luar biasa. Memang banyak hal kesamaan
Yesus dengan Musa, di dalam hal-hal yang unik dan khusus yang tidak sama
dengan kebanyakan orang lain, misalnya:
* Gara-gara Musa lahir, Firaun mengamuk, anak
laki-laki berumur 2 tahun kebawah dibunuh. Sama halnya dengan gara-gara
Yesus lahir, Herodes mengamuk anak laki-laki yang berumur dua tahun
kebawah juga dibunuh. Di seluruh dunia, hanya dua pribadi ini yang
benar-benar sama peristiwanya.
* Musa dimasa kanak-kanaknya itu berada di luar
tanah tumpah darahnya sendiri, yaitu berada di Mesir. Begitupun juga
ada kesamaannya dengan Yesus, bahwa dimasa kanak-kanaknya Yesus juga
berada dalam pelarian di tanah Mesir di luar dari tanah tumpah darahnya
sendiri. Tidak semua kanak-kanak mesti menyingkir ke Mesir pada masa
kanak-kanaknya.
* Musa sewaktu menjalankan karirnya sebagai
nabi utusan Allah mendapat Kuasa Allah yang dikenal dengan sebutan,
mukjizat, begitupun juga dengan Yesus dalam karirnya sebagai Firman yang
Hidup, mendapat Kuasa Allah berupa mukjizat penyembuhan dan
menghidupkan orang mati.
* Musa membebaskan bangsa Israel dari belenggu
perbudakannya bangsa Mesir, dan Yesuspun membebaskan bangsa Israel dari
belenggu perbudakan dosa.
Maka dengan adanya banyak bukti-bukti yang
menunjukkan adanya kesamaan-kesamaan yang unik ini, dapatlah saya
menyimpulkannya dengan keyakinan bahwa nubuat yang disebut dalam Ulangan
18:15 itu, bukanlah untuk menunjuk kepada kehadirannya Muhammad sebagai
nabi yang dinubuatkan, tetapi adalah untuk menunjuk kepada kehadirannya
Yesus Kristus sebagai Juruselamat, Firman yang Hidup. Meskipun sudah
sedemikian besar kasih Allah, memberikan suatu tanda kebenaran Alkitab
sebagai kitab Ilahi itu, namun saya tidaklah lantas segera menjadi
seorang Kristen. Kenapa? Karena masih ada hal-hal yang belum dapat saya
menerima beberapa ajaran Kristen yang menyangkut hal keimanan terutama
saya tidak dapat mengatakan bahwa Yesus itu Anak Allah. Karena saya
sedari kanak-kanak sudah diajar dan kemudian saya sendiri sudah
mengajarkan, bahwa "Allah itu tidak beranak, dan tidak diperanakkan"
(...Iam yalid wa lam yulad...). Juga saya tidak menyebut Yesus itu
Tuhan. Karena saya sudah diajar, kemudian saya juga sudah mengajarkan,
bahwa "Tidak ada Tuhan kecuali Allah" (La ilaha illallah). Saya juga
belum dapat memahami makna Allah Tri tunggal itu. Karena saya sudah
diajar dan juga sudah mengajarkan, bahwa "Kafirlah orang yang mengatakan
bahwa sesungguhnya Allah itu yang ketiga dari yang tiga" (Laqad kafaral
ladzina qalu innallaha syalisyu syalaasyaht).
Juga saya tidak dapat menerima suatu pendapat
bahwa Yesus itu memang mati di kayu salib. Kalau Yesus itu atau Isa
Almasih itu seorang nabi pesuruh kekasih Allah, apapun pula oleh
orang-orang Kristen dikatakan "Anak Allah", begitu mudah dan leluasa
orang-orang Yahudi melakukan penganiayaan dan menyalibkannya hingga
mati, kenapa Allah tidak membelanya, malah membiarkan kekasihnya atau
AnakNya itu mati digantung orang di kayu salib. Kalau saya melihat anak
saya sendiri dianiaya orang, bahkan mau digantung atau disalib, pastilah
orang yang menganiaya yang mau menyalibkan itu saya tubruk
habis-habisan untuk membela anak saya, apapun juga yang akan terjadi.
Apakah memang Allah itu sendiri sudah tidak berwibawa terhadap
orang-orang Yahudi. Hal ini pada waktu itu benar-benar saya tidak atau
belum dapat menerimanya. Untuk mendapatkan penjelasan ini, memang saya
sudah datang kepada beberapa pendeta atau para penginjil untuk
mendapatkan penjelasan, kenapa Yesus disebut Anak Allah, kenapa Yesus
disebut Tuhan. Apa makna atau pengertiannya dari istilah Allah
Tritunggal itu. Kenapa Yesus Anak Allah itu mati disalib oleh
orang-orang Yahudi. Juga masalah dogma Dosa Warisan yang saya anggap
hukum Allah yang tidak adil. Pada umumnya pendeta-pendeta ini memang
memberikan jawaban dan keterangan mengenai masalah ini, dengan cukup
benar, tetapi bagi saya waktu itu belum dapat menerima
keterangan-keterangan yang diungkapkan pada waktu itu, secara memuaskan.
Hal ini disebabkan perbedaan latar belakang yang berbeda, yang begitu
jauh, yang belum pernah ditelaah dimana sebenarnya letak perbedaan itu,
dan mencarikan kesamaan pengertian di dalam hal yang berbeda itu.
Mencari titik temu kesalah fahaman pengertian yang berbeda ini perlulah
ditelaah. Hal ini dapat saya umpamakan seperti berikut: Misalnya saya
adalah sebuah Radio penerima, dan pendeta yang umpamanya disebut Zender
sebagai pengirimnya. Meskipun kedua-duanya dalam keadaan baik, tetapi
karena berbeda gelombang penerima dan pengirimnya, maka pesawat penerima
tidak dapat menangkap suara siaran penyiarnya. Apa yang diuraikan oleh
pendeta dan penginjil itu cuma masuk kuping kiri keluar kuping kanan
karena saya tidak dapat memahami persis apa yang pendeta uraikan.
Begitupun apa yang saya maksudkan, pendeta itu sendiri tidak dapat
menangkap secara persis apa yang saya maksudkan, hingga penjelasannya
diluar dari yang saya harapkan. Sekali lagi saya jelaskan, bahwa hal ini
bukanlah disebabkan uraian pendeta itu salah, bukan tidak benar,
melainkan karena berbeda cara berpikir dan cara penguraiannya,
menyebabkan saling tidak mengerti maksud masing-masing.
Tetapi saya sama sekali tidak berputus asa.
Saya tetap berkeyakinan, bahwa kalau untuk pertama kalinya Allah sudah
menolong saya, memilihkan kebenaran bagi saya, tentulah Allah akan tetap
bukakan jalan bagi saya, pastilah Allah akan memberikan Roh
KebenaranNya kepada saya untuk mengerti sepenuhnya apa yang menjadi batu
sandungan saya itu. Karena itu saya selalu berdoa: "Tuhan, tolonglah
kiranya agar Tuhan sendiri mengungkapkan kebenaran dari apa yang
dimaksudkan dengan ungkapan 'Anak Allah' dan sebutan 'Tuhan' bagi Yesus
Kristus. Begitupun juga saya memohon agar Tuhan mengungkapkan
makna ungkapan 'Allah Tritunggal' dan 'Rahasia Salib' bagi Yesus Kristus
itu. Kalau Tuhan sudah berikan pertanda bahwa Alkitab itu adalah benar
Kitab Ilahi, maka pastilah semua yang menjadi batu sandungan saya ini
akan Tuhan bukakan pengertiannya melalui Alkitab, sebagai Firman Allah
yang tidak pernah berubah dari dahulu hingga sekarang, bahkan
selama-lamanya, sampai pada kesudahan alam." Memang, untuk kesekian
kalinya Tuhan menolong saya dengan Roh KebenaranNya yaitu Rohulkudus
yang bekerja di dalam hati saya. Bagaimana pertolongan Allah
mengungkapkan semua batu sandungan saya itu, baiklah pada kesempatan ini
akan saya jelaskan seluruhnya sebagai berikut:
1. YESUS DISEBUT ANAK ALLAH
Dalam Injil Yohannes 1:1 dan 14 dikatakan demikian: "Pada
mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah" (ayat 1). "Firman itu telah menjadi manusia dan diam
diantara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih, karunia dan
kebenaran" (ayat 14). Dalam nats ayat ini terungkaplah bahwa makna
Yesus itu disebut "Anak Allah" ialah dari hal Firman Allah yang telah
menjadi daging dalam kelahiran Yesus Kristus. Dengan lain perkataan juga
Yesus dikatakan "Firman yang Hidup" sebagaimana disebutkan dalam 1
Yohanes 1. Jadi jelaslah bahwa Yesus disebut Anak Allah, bukanlah
bermakna Allah beranak secara biologis sebagaimana sering diartikan
orang, bahkan sayapun berpendapat demikian pada mulanya, meiainkan
Firman Allah itu telah dinyatakan di dalam kelahiran Yesus orang Nazaret
atau Almasih Isa Ibnu Maryam. Pengertian nats Alkitab disaksikan
kebenarannya oleh Muhammad sendiri yang mengatakan:
"Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu"
(Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya.)
(Hadits Anas bin Malik - Mutiara Hadits halaman 353)
Qs. An Nisaa 171 mengatakan:
"Innamal Masihu 'Isa bnu Maryama Rasululahi wa Kalimatuhu alqahaa ila Maryama wa Rohu, minhu..."
(Sesungguhnya Almasih Isa ibnu Maryam itu,
adalah utusan Allah dan Firman-Nya yang ditumpahkanNya kepada Maryam dan
Roh daripadaNya.)
Mengenai kata ''Kalimat" atau Firman Allah yang
menjadi jasad Yesus ini, Drs. Hasbullah Bakry dalam bukunya yang
berjudul "Nabi Isa dalam Al Quran enz" halaman 109 mengatakan: "Nabi Isa
disebut sebagai Kalimah Allah (Firman Yang Hidup - Pen.), disebabkan
Dia adalah penjelmaan dari pada Firman Allah yang ditujukan kepada
Maryam untuk mengandung Nabi Isa". Karena itu sekarang saya sama sekali
tidak akan ragu lagi untuk mengatakan bahwa Yesus itu "Anak Allah",
yaitu merupakan Firman Yang Hidup. Kalau dahulunya saya menyangkal
menyebut Yesus itu "Anak Allah", adalah disebabkan mengartikan "Anak"
disini secara biologis, secara kemanusiawian. Nats Al Quran sura Al
Ikhlas yang mengatakan: "...Dialah Allah Yang Esa...tidak beranak dan
tidak diperanakkan...", yang sering dikemukakan oleh para mubaligh Islam
dikala itu, sebagai dalil untuk menolak bahwa Allah itu mempunyai anak
sebagaimana halnya iman Kristen dengan penyebutan ''Yesus Anak Allah''.
Sebenarnya ajaran Kristen sendiri dapat menerima sepenuhnya
dan mengaminkan sepenuhnya ayat Quran ini, karena ajaran Kristen sendiri
sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa "Allah itu punya anak" dalam
pengertian secara biologis, yang oleh Quran itu disebut dengan Istilah
"walad". Adapun Yesus disebut "Anak Allah" adalah dalam pengertian
mutasyabihat, yaitu Firman Allah yang Hidup di dalam Yesus Kristus,
bukan dalam pengertian "walad", melainkan dalam pengertian "ibn". Dalam
masalah ini saya ingin meyakinkan, bahwa tidak ada satu ayat pun dari Al
Quran secara tegas menolak ajaran Alkitab diatas mengenai sebutan "Anak
Allah" bagi Yesus Kristus. Yang Al Quran tolak adalah jika Yesus
dianggap Anak Allah dalam pengertian walad, yaitu anak secara seksuil
biologis kemanusiawian.
2. YESUS DISEBUT "TUHAN"
Kenapa Yesus disebut "Tuhan". Sebagaimana sudah
saya jelaskan terdahulu, bahwa saya sama sekali tidak sanggup
mengatakan "Yesus itu Tuhan", atau mengatakan "Tuhan Yesus". Karena
sedari kecil saya diajar dan kemudian saya mengajar bahwa "La ilaha
illallah" (tidak ada Tuhan kecuali Allah). Apakah Yesus disebut Tuhan,
karena Dia dilahirkan tidak berbapa? Tidak! Karena Adam juga dilahirkan
tidak berbapa bahkan tidak beribu, Adam tidak pernah disebut "Tuhan".
Atau, apakah karena Yesus membuat mukjizat? Inipun juga tidak. Karena
Musa pun juga banyak membuat mukjizat, tetapi Musa tidak pernah disebut
Tuhan. Apakah disebabkan Yesus dapat menyembuhkan penyakit kusta dan
menghidupkan orang mati. Inipun juga tidak. Karena Elisapun dapat
menyembuhkan orang penyakit kusta dan menghidupkan orang mati,
namun Elisa tidak disebut Tuhan. Atau apakah Yesus disebut Tuhan, karena
Dia mikraj naik ke sorga, Elia pun mikraj naik ke sorga, tetapi Elia
tidak disebut Tuhan. Kalau begitu, apa sebabnya Yesus itu disebut Tuhan.
Yesus disebut Tuhan, natsnya dapat saudara hayati sebagaimana yang
telah saya uraikan terdahulu, yaitu terdapat dalam Injil Yohanes 1:1 dan
14, bahwa Firman atau Allah itu telah menjadi manusia dalam kelahiran
Yesus Kristus. Karena itulah dalam 1 Yohanes 1:1 dikatakan juga, bahwa:
Yesus adalah "Firman yang Hidup". Dalam kata lain sering
dipergunakan istilah "Allah telah menjelma menjadi manusia". Kata
"menjelma" atau kata dunia apa saja, yang dikaitkan dengan "Allah",
tidak boleh diterjemahkan atau diartikan secara arti kamus atau arti
dunia. Misalnya: "Allah ada", manusia juga ada. Kata "ada" yang
dikaitkan dengan Allah, berbeda makna pengertiannya dengan kata "ada"
yang dikaitkan dengan manusia.
Ada bagi Allah, berbeda strukturnya dengan ada
bagi manusia. Ada bagi Allah, adalah karena ada dengan sendirinya, zat
wajibal wujud, tetapi ada bagi manusia adalah karena diadakan atau
diciptakan. Begitupun juga halnya dengan kata "menjelma" bagi Allah,
tidak boleh diterjemahkan - diartikan - secara kamus bahasa dunia.
Menurut kamus bahasa dunia, kalau kucing menjelma jadi gajah, bermakna
kucingnya hilang, yang ada hanya gajah. Kalau batu menjelma menjadi
emas, maka batu sudah tidak ada, yang ada hanyalah emas. Semuanya ini
adalah pengertian "menjelma" menurut kamus bahasa dunia yang berlaku.
Tetapi kata "menjelma" yang dikaitkan dengan Allah, tidaklah demikian
pengertiannya. Menjelma yang dikaitkan kepada Allah tidak membawa
perubahan, karena Allah itu tidak berubah (Malaekhi 3:6). Allah menjelma
jadi manusia, tidaklah bermakna Allah sudah tidak ada, yang ada
hanyalah manusia. Pendapat demikian memang tidak benar. Ingat! Allah itu
tidak berubah. Allah menjelma jadi manusia, maka Allah tetap ada, dan
manusiapun juga ada. Jadi kata "menjelma" yang kita pergunakan hanyalah
merupakan kata analogi, kata yang diserupakan saja, yang diandaikan
saja, namun tetap tidak diartikan secara kamus bahasa dunia, bahasa
sehari-hari. Allah menjelma jadi manusia, bermakna Allah telah
menyatakan dirinya, menyatakan wujudnya, mewahyukan karyanya dan
lain-lain dalam pribadi manusia yang nampak itu, dalam hal ini di dalam
Yesus Kristus. Hal ini dapat kita hayati apa yang diucapkan Yesus. "Bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa" (Yohanes 10:38b). "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30). "Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9b). Rasul Paulus mengatakan: "Sebab dalam Dialah (Yesus), berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an"
(Kolose 2:9). Nats kedua yang menyatakan bahwa Yesus itu ''Tuhan'',
dapat kita baca dalam Matius 28:18, Yesus berkata: "KepadaKu telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.'' Rasul Paulus mengatakan:
"Dialah (Yesus), kepala semua pemerintah dan penguasa" (Kolose 2:10).
Makna perkataan atau istilah "Tuhan", dalam bahasa aslinya Yunani
adalah: Kyrios. Bahasa Ibrani: Yehova. Bahasa Inggris Lord, Bahasa Arab:
Rabb, yang kesemuanya itu bermakna ''penguasa''. Allahu Rabbul 'alamin,
artinya: Allah Penguasa (Tuhan) semesta alam. "...innallaha ja'ala
Yasu'a hadza'lladzi shalabtumuhu antum Rabba wa Masichan", Artinya:
"...sesungguhnya Allah telah menjadikan Yesus yang kamu salibkan itu
Tuhan dan Kristus" (A'malul-Rasuli - Kisah Para Rasul 2:36). Disini
jelas ada perbedaan antara istilah ''ALLAH'' dan istilah "TUHAN". Allah
dan Tuhan memang satu. Tidak ada sesuatu apapun yang disebut Tuhan,
kecuali hanya Allah. Namun kedua macam sebutan itu berbeda. ALLAH, dalam
bahasa Ibrani dikatakan Eloah atau Elohim. Bahasa Gerika: Theos. Bahasa
Inggris: God. Bahasa Arab: Allah. Merupakan wujud pribadi atau oknum
al-khalik, pencipta semesta alam. TUHAN dalam bahasa lbrani: Yehova.
Bahasa Yunani dikatakan Kyrios. Bahasa Inggris: LORD. Bahasa Arab: Rabb.
Bahasa Indonesia: Tuhan. Bermakna: Penguasa; dan merupakan fungsionil
Allah, kewibawaan Allah. Ke-Tuhan-an Allah, atau kewibawaan Allah, dalam
Kristologi ada tiga, yaitu: 1) Mencipta, (2) Berfirman, dan (3)
Membimbing, memberi taufik dan hidayat. Ke-Tuhan-an Allah berfirman, dan
ke-Tuhan-an Allah membimbing ada di dalam Yesus Kristus pribadi. Dan
itulah sebabnya Yesus dikatakan "Firman yang Hidup" dan "Juruselamat".
Yesus sebagai Firman yang Hidup melaksanakan ke-Tuhan-an Allah berfirman
dan penyelamat, dan itulah pula sebabnya Yesus dijadikan "Tuhan" oleh
Allah (Kisah Para Rasul 2:36, Kolose 2:10). Alkitab mengatakan:
"...dilimpahkan kuasa seluruhnya baik yang di bumi maupun yang di sorga
kepada Yesus" (bacalah selengkapnya Matius 28:18). Tuhan Yesus, bermakna
bahwa Yesus penguasa, yang berkuasa menyelamatkan dengan sempurna,
Yesus Juruselamat kita semua, Firman yang Hidup.
Yesus memperingatkan: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"
(Yohanes 14:6). Patut dicatat, bahwa yang menjadi batu sandungan - saya
tidak dapat menyebut Yesus itu Tuhan, adalah karena saya sudah diajar
dan mengajar, bahwa: "La ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan, kecuali
Allah). Terjemahan ini kurang tepat. Tepatnya terjemahan makna: "La
ilaha illallah" itu, ialah: "Tidak ada ilah kecuali Allah". Jika
demikian, maka sama sekali tidak bertentangan dengan Alkitab. Karena
dalam Keluaran 20:3 dikatakan demikian: "Jangan ada padamu Allah (ilah)
lain dihadapanKu". Karena itu dapat saya tegaskan bahwa ke-Tuhan-an
Yesus itu tersimpul dalam kesaksian Muhammad yang mengatakan 'Isa faa
innahu Rohullah wa Kalimatuhu' (Yesus itu sesungguhnya Roh Allah dan
Firman-Nya).
3. TAUHID KRISTIANI
Tauhid Kristiani, memang istilah yang terasa
asing kedengarannya, karena memang jarang dipergunakan dalam
istilah-istilah Theologia Kristen. Tauhid Kristiani, bermakna ajaran
Kristen untuk mengenal pengertian ke-Esa-an Allah Tritunggal.
Ke-Maha-Esa-an Allah Tritunggal yang menjadi iman Kristen ini sering
diperdebatkan orang, yang pada umumnya masih kurang difahami oleh
saudara-saudara kita yang berlatar belakang pendidikan Islam.
Allah Yang Maha-Esa
Setiap orang Muslim, berkeyakinan akan adanya
Allah Yang Maha Esa, yang dikenal dalam Ilmu Tauhid Islam adalah
merupakan masalah yang tidak mungkin dapat dirobah, apalagi untuk
dihapuskan. Sementara itu, dalam kepercayaan Agama Kristen, juga
mempunyai keyakinan yang sama. Ucapan orang-orang Kristen selalu
mengatakan adanya ke-Tuhanan Yang Maha-Esa, atau Allah Yang Maha Esa.
Timbul pertanyaan, apakah pandangan Islam dan Kristen mengenai
pengertian Ke-Maha-Esa-an Allah ini memang sama? Ya, memang sama. Dalam
ajaran Agama Islam, ke-Esa-an Allah ini dijelaskan dalam Quran antara
lain Qs. Al Ikhlas 1, Qs. Al Baqarah 163, Qs. Al Maidah 73b, dan
lain-lain.
Sementara itu juga dalam Alkitab diuraikan tentang ke Maha-Esa-an Allah ini, antara lain:
Yesaya 45:5, "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah."
Yohanes 17:3, "Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
1 Korintus 8:4b, "...dan tidak ada Allah lain daripada Allah Yang Esa."
1 Korintus 8:6, "...bagi kita hanya ada satu
Allah saja, yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu yang
untuk Dia kita hidup."
Melihat kepada kenyataan nats Alkitab ini, maka
saya sama sekali tidak bimbang lagi, bahwa pendirian saya atau
keyakinan saya sendiri dahulu sebagai Muslim, dan sekarang ini sebagai
seorang Kristen, sama sekali tidak membawa perubahan-perubahan
sedikitpun tentang Tauhid ke-Esa-an Allah itu. Dengan lain perkataan,
bahwa meskipun saya dewasa ini menyatakan diri saya sebagai orang
Kristen, namun tidaklah berarti telah meninggalkan ajaran Tauhid atau
menolak kebenaran ke-Maha-Esaan Allah itu, malah saya merasakan lebih
memurnikannya. Jadi dapat saya yakinkan bahwa tidaklah benar
dugaan-dugaan orang bahwa agama Kristen itu adalah memperkosa ajaran
Tauhid, menolak ke-Maha Esa-an Allah. Malah saya dapat meyakinkan, bahwa
ajaran Kristen itu, sunguh-sungguh memurnikan pengajaran Tauhid
ke-Maha-Esa-an Allah. Tauhid Kristiani sungguh murni dan terunggul.
Masalah ini dapat kita uji. Dan silahkan memperhatikan uraian masalah
syirik di bawah ini.
Masalah Syirik
Dalam
ajaran Islam, masalah syirik adalah merupakan hal yang perlu
diperhatikan dengan seksama, agar pengakuan ke-Maha Esa-an Allah itu
tidak bercacat. Demikian pun juga dalam ajaran Kristiani Masalah ini
perlu diperhatikan. Syirik, dalam ajaran Islam adalah merupakan dosa
yang tidak terampunkan. Sebab itulah mengenai masalah Syirik ini sangat
menjadi perhatian saya yang sungguh dalam usaha perbandingan
agama ini, selalu saya telaah dengan seksama, apakah dalam ajaran
Kristen itu sendiri terdapat unsur syirik ini. Mula pertama saya
menemukan satu nats Alkitab yang berbunyi: "Jangan ada padamu Allah
(ilah) lain dihadapanKu. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai
apapun. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya"
(Keluaran 20:3-5). Surat 1 Yohanes 5:21 memperingatkan "Anak-anakku,
waspadalah terhadap segala berhala." Mengenai masalah berhala ini
haruslah ditetapkan bagaimana sesuatu benda itu disebut "berhala", sebab
bukan setiap patung dikatakan berhala. Semua benda-benda itu akan
menjadi berhala atau sudah diberhalakan, jika terhadapnya orang
melakukan sesuatu ibadah, bersujud serta menggantungkan harap berdoa
kepadanya. Termasuk syirik-lah juga hukumnya, yang mempercayai adanya
ilmu-ilmu ghaib dukun-dukun peramal nasib, penenung-penenung dengan
pelbagai cara/sarana mantera dengan alat-alat kemenyan dan pedupaan
sebagai sarana pemanggil atau pengantar roh-roh orang mati. Alkitab
dengan tegas sekali memperingatkan agar kita jangan melibatkan diri,
melainkan hendaklah menjauhinya dari ilmu pedukunan ini, seperti yang
tersurat dalam Kitab Ulangan 18:10-13 yang bunyinya demikian:
"Diantaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya
laki-laki atau perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang
menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
seorang pemantera ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada
roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang mati. Sebab setiap
orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, dan oleh
karena kekejian inilah Tuhan Allahmu menghalau mereka dari hadapanmu.
Haruslah engkau hidup dengan tidak tercela dihadapan Tuhan Allahmu"
(Ulangan 18:10-13).
Mengenai masalah syirik ini dapat saya simpulkan, bahwa:
1. Agama Kristen mutlak mengakui bahwa Allah
itu Esa. Hanya kepada Allah yang Esa itulah saja setiap orang wajib
menyembah dan berbakti. Berbuat lain daripada itu adalah dosa yang berat
(Baca: Lukas 4:8, Matius 4:10, Ulangan 6:13, Yosua 24:14-15, dan
lain-lain).
2. Dalam merealisasi ke-Esa-an Allah ini,
ajaran Tauhid Kristiani, tidak membenarkan adanya ilah-ilah lain di
hadirat Allah berupa apapun juga, seperti patung-patung ukiran dalam
segala bentuk, berhala-berhala berupa bangunan atau batu-batu buatan
manusia atau pun alamiah, meskipun dengan sebutan ka'bah baitullah
sekalipun, baik berwarna putih, merah ataupun hitam, tidaklah dibenarkan
untuk bersembah sujud di hadapan atau di bawahnya sebagai suatu ibadah
kebaktian (Bacalah: Keluaran 20:3-5).
3. Seorang Kristen yang baik menurut Alkitab,
ia akan menjauhkan diri dari berbuat atau mempercayai ramalan-ramalan
atau mantera-mantera para dukun, jimat-jimat, meskipun terbuat dari
Kitab Suci apa saja, pembakaran dupa dan kemenyan sebagai pemanggil dan
penolak roh-roh orang yang sudah mati dan lain-lain. Ia haruslah bebas
dari ketakutan pengaruh tahyul, roh-roh kegelapan (Bacalah: Ulangan
18:10-13).
4. Seorang Kristen Alkitabiah tidak usah takut,
bahkan tidak akan khawatir dengan pengaruhnya roh-roh jahat atau
sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai kekuatan-kekuatan ghaib, kuasa
gelap. Dalam banyak hal Alkitab telah menyatakan bahwa kuasa Kristus
menundukkan semua daya roh-roh jahat dan takluk kepadanya maka sudah
seharusnya juga roh-roh jahat itu takluk kepada orang-orang Kristen
pengikut Kristus (Bacalah: Yohanes 14:12, Markus 16:17, dan lain-lain).
5. Orang-orang Kristen tidak akan memandang
benda-benda tertentu, misalnya batu cincin, keris, jimat dan lain-lain
sejenisnya seolah-olah memiliki keampuhan ghaib istimewa. Keampuhan
istimewa bagi ajaran Kristen hanyalah Roh Allah: yaitu Rohulkudus (Baca:
Roma 14:17-18 dan lain-lain).
6. Baik ketakutan, rasa-gelisah, rasa kuatir,
maupun keperluan-keperluan hidup lainnya, bagi setiap orang Kristen
adalah suatu hal yang yang perlu dibawa kehadirat Allah dengan doa,
karena hanyalah Dia saja yang dapat memahami keperluan-keperluan kita
yang sebenarnya dan dapat memenuhi doa kita (Mazmur 5:3, Matius 6:25-34;
Matius 7:7-8). Bukan kepada kubur-kubur keramat, bahkan juga tidak
kepada kubur-kubur para nabi sekalipun.
Akhirnya dengan sadar, dapatlah saya meyakini
dan percayalah, bahwa inilah Tauhid Kristiani, Tauhid yang terunggul dan
termurni.
4. ALLAH TRITUNGGAL MAHA ESA
Sebelum saya menerima pertobatan dalam Yesus
Kristus memang masalah doktrin Tritunggal ini menjadi sandungan, bahkan
menjadi sandungan banyak orang. Hal ini terjadi hanya disebabkan salah
mengerti memahami ajaran iman Kristiani ini. Ajaran dan kebenarannya
pengertian "Allah Tritunggal" itu telah saya ketemukan, yang sama sekali
tidaklah memperkosa makna Tauhid ke-Esa-an Allah itu sendiri. Qs. Al
Maidah 73 yang mengatakan: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan bahwasanya Allah yang ketiga, dari tiga." (Teks aslinya:
"Laqad kafaral ladzina qaalu innal laha syalisyu syalaasyht..." Juga Qs.
An Nissa 171c mengatakan: "Janganlah kamu katakan Allah itu Tiga" (wa
la taqulu syalasyht). Ayat-ayat Quran ini sering dikemukakan oleh
saudara-saudara kita yang beragama Islam, termasuk saya sendiri waktu
dulu, sebagai dalil untuk menolak faham Tritunggal yang dianut oleh iman
orang-orang Kristen. Ayat-ayat Quran ini jelas menolak faham Tritheisme
(ke-Tiga Allah-an) dan bukanlah menolak faham Allah Tritunggal
(Trinitas), ajaran imannya orang-orang Kristen. Bagi orang Kristen ayat
Quran ini sangat dihargai karena ajaran Kristen juga menentang setiap
faham Polytheisme, dalam mana termasuk faham Tritheisme ini, yaitu faham
ke-tiga Allah-an. Disamping itu, ajaran Kristen juga menentang
faham-faham Atheisme Pantheisme. Alkitab telah menggariskan kepercayaan
kepada Allah itu demikian: "Shema Israel! Dengarlah olehmu hai Israel;
sesungguhnya Tuhan, Allah kita. Tuhan itu Esa adanya" (Ulangan 6:4).
Dalam Kitab Yesaya 45:5 dikatakan: "Akulah Tuhan dan tidak ada yang
lain. Kecuali Aku tidak ada Allah." Dalam Injil Yohanes 17:3 dikatakan:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus." Tidak ada kemungkinan barang sedikitpun, bahwa pengakuan
Allah Tritunggal itu berlawanan dengan ke-Maha Esa-an Allah Yang Maha
Esa itu, bukanlah berarti tiga Allah bersatu dalam satu kesatuan,
sebagaimana sering ditafsirkan orang.
Rumus Allah Tritunggal sering dituliskan orang dengan angka: 1 = 3, 3 = 1, bermakna sebagai berikut:
1 = 3, yaitu SATU zat Allah, di dalam TIGA
Qudrat Kuasa Allah, (Tiga Qudrat Kuasa Allah itu, ialah: (1) Mencipta,
(2) Berfirman, dan (3) Bertindak, (Menolong, membimbing, memberi taufik,
dan hidayah). Mencipta, dengan kata lain disebut ''Bapa''. Berfirman,
dengan kata lain disebut "Anak". Membimbing, dengan kata lain disebut
"Rohulkudus".
3 = 1, yaitu TIGA oknum Ilahi (Bapa, Anak dan Rohulkudus), adalah SATU wujud zat Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
(1) ALLAH alkhalik, dengan kata lain disebut
"Bapa" adalah sebagai pencipta semesta alam (sebanding dengan kata sifat
"Qadirun" = "Berkuasa" dalam ajaran Islam).
(2) FIRMAN, dengan Kata lain disebut "Anak"
yang telah jadi jasad manusia dalam kelahiran Yesus, sebagai Firman yang
hidup, untuk menyampaikan hukum-hukum Allah, kehendak-kehendak Allah,
menyatakan janji-janji Allah, dan lain-lain kepada umat manusia,
berbicara dalam bahasa manusia (Sebanding dengan sifat "Muridun" =
"Berkehendak" dalam ajaran llmu Tauhid Islam).
(3) ROH ALLAH, dengan kata lain disebut
"Rohulkudus", yang memberi Taufik dan Hidayaht (pertolongan dan
bimbingan Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya dan bertakwa kepadaNya
(Sebanding dengan sifat: "Hawun" = "Hidup" dalam ajaran Islam).
Ketiga unsur diatas ini (Bapa, Anak/Firman dan
Rohulkudus) digambarkan masing-masing sebagai oknum (sebanding dengan
istilah "Sifat" dalam ajaran Islam) adalah Esa dalam wujud zat Allah,
yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sama kuasanya, sama kekalnya.
Tidak ada yang terdahulu atau terkemudian diantara satu dengan yang
lain. Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus, dapat diucapkan dalam sepatah
kata, yaitu: "ALLAH". Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan: "Bismil
Ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi" (Dengan nama Bapa dan Anak dan
Rohulkudus). Aba, Ibni, Rohulkudusi = Allah. Dalam bahasa Arab dapat
dibaca ringkas: "Bismillah". Kata Bismillah ini mengandung unsur
ke-Tritunggal-an iman Kristiani.
Dengan susunan kalimat bentuk lain masih dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
1. ALLAH disebut "Bapa", adalah dalam aktivitasNya sebagai alkhalik, Pencipta semesta alam, Maha Kuasa (Qadirun = Berkuasa).
2. ALLAH itu juga, disebut "Anak" atau dengan
kata lain disebut "Firman" (Yohanes 1:14), atau "Firman yang Hidup" (1
Yohanes 1:1), adalah dalam aktivitasNya sebagai pemberi amaran/perintah
menetapkan hukum, menyatakan kehendak, menyatakan janji-janji Allah
kepada umat manusia. Anak atau Firman ini telah menjadi daging dalam
rupa manusia, yaitu kelahirannya Yesus Kristus (muridun = berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga, bukan Allah yang lain
lagi, dikatakan "Rohulkudus" atau Roh kebenaran, adalah dalam
aktivitasnya sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht, memimpin rohani
orang-orang Kristen membawa kepada kebenaran, hidup yang kekal (Hayyun =
Hidup).
Sebab itu dengan penyebutan "Allah Bapa" atau
"Allah Anak", ataupun "Allah Rohulkudus", tidaklah sama sekali menunjuk
kepada makna jumlah banyaknya tiga Allah, meskipun terjadi tiga kali
disebut nama Allah, namun Allah itu adalah tetap hanya Esa, tidak lebih.
Penyebutan yang berbeda hanyalah sekedar menunjukkan adanya perbedaan
aktivitas, yaitu: a. disebut "Bapa" atau "Allah Bapa" adalah sebagai
alkhalik, Pencipta semesta alam, yang Maha Kuasa (Qadirun). b. disebut
"Anak" atau "Allah Anak" adalah sebagai Firman yang hidup, berbicara
kepada manusia dalam bahasa manusia (Muridun). c. disebut "Rohulkudus"
adalah sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht, pembimbing rohani umat
manusia yang percaya, hidup dalam Roh Kebenaran (Hayyun). Jadi jelaslah
kiranya, bahwa ke-Maha-Esa-an Allah Tritunggal di dalam iman Kristen,
sama sekali tidaklah berarti memperkosa ajaran Tauhid, dan tidaklah juga
diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari beberapa Allah atau
beberapa Tuhan, seperti sering disalah tafsirkan orang. Al Quran sama
sekali tidak menentang atau menolak akan pengertian Allah Tritunggal
iman Kristen ini. Yang ditolak oleh Quran seperti yang disebut dalam Qs.
Al Maidah 73 itu, ataupun Qs. An Nisaa 171, adalah faham ke-Tiga
Allahan atau Tritheisme. Ajaran Kristen pun menolak faham Tritheisme
atau ke-Tiga Allahan ini. Sebab itu yakinlah bahwa tidak ada satu ayat
pun dalam Quran menentang "Allah Tritunggal" iman Kristen ini.
5. KEMATIAN DAN KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
Quran sura An Nisa 157 mengatakan: "dan
karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa anak
Maryam seorang Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
menyalibnya, melainkan orang yang diserupakan dengan dia. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) Isa itu
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu."
Nats Quran ini, dipergunakan pada umumnya oleh
para mubaligh Islam termasuk saya sendiri waktu dulu dalam kedudukan
saya sebagai seorang mubaligh Islam untuk menolak kebenarannya Yesus
Kristus itu mati di kayu salib. Saya waktu itu berpendapat, bahwa tidak
mungkin seorang kekasih Allah yang menjadi rasul-Nya itu, Allah sendiri
tidak memberikan perlindungan barang sedikit pun, malah membiarkan Isa
Almasih (Yesus Kristus) itu mati diatas kayu salib. Apapun pula seperti
yang dikatakan orang-orang Kristen itu, bahwa Yesus itu adalah Anak
Allah, tidak mungkin kalau Allah Bapa tidak memberikan perlindungan
barang sedikitpun. Setelah saya meyakini bahwa Alkitab itu ditunjang
kebenarannya oleh Al Quran sebagaimana saya telah diilhami dengan
ayatnya Qs. Al Maidah 68 dan lain-lain itu, maka masalah "Kematian Yesus
di kayu salib" ini perlu saya tinjau kembali, diselidiki secara jujur,
baik dari apa yang ditulis dalam Quran itu, maupun apa yang diwartakan
dalam Alkitab. Maka akhirnya dapatlah saya menarik suatu kesimpulan yang
meyakinkan sebagai berikut:
1. Menurut Quran tersebut, ternyatalah bahwa
memang telah terjadi peristiwa "seseorang telah disalib dan mati",
tetapi tidak dipastikan siapa yang mati itu. Quran menyangkal bahwa yang
mati itu adalah Isa Almasih, atau Yesus Kristus. Ada yang mengatakan
bahwa yang disalib dan mati itu, adalah Yahuza atau Yudas.
2. Menurut Quran itu juga dikatakan bahwa ada
orang-orang memang mengatakan dengan yakin, bahwa sesungguhnya mereka
telah "membunuh Yesus" itu. Sekarang saya harus mencari keterangan yang
meyakinkan, siapakah sebenarnya yang disalib dan mati itu, Yesus atau
orang lain.
Untuk mendapatkan keterangan ini, kita haruslah
mencari bukti suatu dokumentasi sejarah yang obyektif. Hal ini adalah
Alkitab, merupakan dokumentasi yang terbuka yang dapat menjadi bahan
informasi. Cerita mengenai kematian Yesus di kayu salib itu, terdapat
dalam empat Injil yang masing-masing ditulis oleh Matius, Markus, Lukas
dan Yohanes. Kesaksian dari 4 penulis Injil ini adalah merupakan saksi
mata, dimana mereka melihat dan mengalami sendiri. Kalau kita berpijak
kepada ketentuan hukum bahwa kesaksian 2 atau 3 orang yang melihat
sendiri dalam sesuatu peristiwa, sudah cukup bahwa sesuatunya itu
diteguhkan sebagai hal yang benar secara hukum (Ulangan 17:6-7). Sebab
itu kesaksian dari 4 penulis Injil ini yang mereka masing-masing melihat
sendiri tentang benarnya terjadi peristiwa Yesus disalib dan mati,
adalah merupakan kesaksian yang benar dan syah serta meyakinkan
bahwa kebenarannya dapat dipercaya, dibandingkan dengan kesaksian Al
Quran atau Muhammad yang ditulis sesudah enam abad kemudian yang hanya
merupakan dugaan-dugaan yang tidak meyakinkan, karena memang tidak
menyaksikan sendiri. Kesaksian yang lain dapat juga ditambahkan, bahwa
waktu Yesus dinyatakan mati oleh kepala pasukan, maka Yusuf Arimatea
datang kepada Pontius Pilatus untuk meminta mayat tersebut untuk
dikuburkan. Permintaan itu dikabulkan (Markus 15:41-46). Seandainya yang
diturunkan dari salib itu bukan Yesus, pastilah Yusuf Arimatea
menolaknya atau memberikan keterangan ketidak-benarannya itu. Bukti lain
lagi, adalah orang-orang Yahudi meminta kepada Pontius agar kuburan
Yesus dijaga. Permintaan ini pun dikabulkan. Seandainya yang dikuburkan
itu bukan Yesus, tidaklah mungkin orang-orang Yahudi itu menjagai
kuburanNya itu. Hal ini terjadi, karena Yesus pernah mengatakan bahwa
pada hari ketiga Ia akan bangkit hidup kembali diantara orang mati.
Bukti lain lagi, bahwa jika sekiranya yang disalib itu bukan Yesus,
tidaklah mungkin Ia dapat mengeluarkan kata-kata yang penuh kasih
sebagai aslinya tabiat Yesus, misalnya: "Bapa ampunilah mereka sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat", dan kalimat: "Sudah Genap"
(tetelestai). Ini semua membuktikan bahwa yang mati tersalib itu
tidaklah lain daripada Yesus Kristus sendiri. Dengan demikian, maka
sampailah saya kepada kesimpulan yang meyakinkan bahwa "yang disalib dan
mati" seperti yang diwartakan dalam Qs. An Nisaa 157, tidaklah
diragukan lagi, ialah Yesus-sendiri, bukan orang lain, bukan Jahuza,
juga bukan Yudas. Karena kesaksian mata dari 4 penulis Injil itu adalah
cukup meyakinkan, syah dan benar.
Kebangkitan Yesus diantara orang mati.
Mengenai peristiwa kebangkitan Yesus dari
kematian-Nya, Al Quran tidak pernah menyangkal. Menurut Quran, Muhammad
menerima wahyu tentang ucapan Yesus demikian: "Selamatlah diriku ketika dilahirkan dan ketika mati dan ketika berbangkit kembali hidup" (Qs. Maryam 33). Teks aslinya: "Wassalamu'ala yauma walidtu wayauma amutu wa yauma ub'asyu hayya."
Dengan kata "ub'asyu hawa" (bangkit hidup kembali) adalah merupakan
kehidupan yang nyata sesudah mengalami kematian (amutu) yang nyata.
Dengan nats ini dapatlah meyakinkan saya, bahwa Yesus memang telah
mengalami kematian yang nyata, meskipun kematiannya disangkal di kayu
salib dan bangkit hidup kembali (ub'asyu hawa). Yesus hidup kembali pada
hari ketiga diantara orang mati secara nyata, dengan kebangkitan badani
yang sudah dipermuliakan (Filipi 3:21), yang dapat dilihat dan dijamah.
Kematian Yesus sama sekali tidak ada artinya, jika tidak berkelanjutan
dengan kebangkitan hidup kembali diantara orang mati. Sekiranya
Yesus yang disalibkan itu mati dan terus mati memang akan merupakan satu
pukulan yang hebat bagi iman Kristen, karena Tuhannya telah mati. Dan
pastilah agama Kristen tidak akan dapat berdiri teguh sampai saat ini,
karena memang sudah tidak ada harapan. Apa yang dapat diharapkan bagi
keselamatan para pengikutnya di alam sorgawi, kalau Yesus itu mati dan
terus mati, dan sekarang pun ada kuburannya? Untuk apa iman orang
Kristen ber-Tuhan-kan orang mati? Untuk apa orang Kristen dibaptiskan
atas nama orang mati? Untuk apa orang Kristen meminta syafaat kepada
orang mati? Dan malah tidak masuk akal, kalau sekarang orang-orang
Kristen, menjadikan orang mati menjadi juruselamatnya, sedangkan si mati
sendiri tidak selamat, dia di dalam kubur.
Tetapi karena kasih Allah, bahwa Yesus
disalibkan bukan mati untuk mati, melainkan mati untuk hidup kembali,
dan memang hidup selama-lamanya kekal hingga pada kesudahan alam.
Kebangkitan Yesus, hidup kembali diantara orang mati, bukanlah dalam
khayalan, tetapi memang dalam kenyataan yang dapat dilihat dan
disaksikan oleh banyak orang. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah
merupakan inti dari kesaksian iman Gereja sedunia. Kita sekarang
memiliki iman yang penuh pengharapan. Kita mempunyai Juruselamat yang
hidup selama-lamanya hingga pada kesudahan alam. Kita memiliki iman yang
berdasarkan kasih. Kita sudah menjadi waris penerima janji-janji Allah
bersama-sama dengan Kristus. Menderita bersama, juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia (Roma 8:17).
Karena itu yakinlah, bahwa kita sebagai pengikut Kristus akan dibangkitkan dari segala jenis kematian:
= Kita akan dibangkitkan dari kematian kebahagiaan rumah tangga.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian rezeki nafkah hidup dari hari ke hari.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian hati yang lemah dan rusuh.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian iman yang sudah suam.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian kasih.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian segala
rupa hal ihwal yang mencekam jiwa, dari segala kekuatiran, dari segala
penderitaan hidup, segala penderitaan sakit penyakit, dan lain-lain.
Makna Salib Kristus bagi kita.
Rasul Petrus menuliskan ilhamnya sebagai berikut: "Sebab
adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukul karena kamu berbuat dosa?
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya. Ia tidak
berbuat dosa, dan tidak ada tipu dalam mulutNya. Ketika la dicaci-maki.
Ia tidak membalas dengan mencaci-maki; ketika ia menderita. Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkan kepada Dia yang menghakimi dengan adil.
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti
domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala pemelihara
jiwamu" (1 Petrus 2:12-25). Salib yang dihubungkan dengan pribadi
Yesus, adalah merupakan puncak kesengsaraan-Nya. Mati di kayu salib,
bukanlah hal yang diidam-idamkan, meskipun hal itu sesuai dengan takdir
rencana Allah. Karena masalah sengsara Yesus ini sudah dinubuatkan dalam
Kitab Nabi Yesaya 53:1-12. Dan Yesus sendiri telah menginsyafi bahwa
nubuat itu akan tergenapi atas pribadinya sebagai Hamba Allah yang
dimaksudkan oleh nubuatan itu. Itulah sebabnya Yesus mengatakan di saat
menghadapi saat sengsara ini, kepada seseorang yang menyertai Yesus yang
bersikap untuk mengadakan perlawanan, Ia berkata: "Masukkan pedang
itu kembali kedalam sarungnya, sebab barang siapa menggunakan pedang
akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka bahwa Aku tidak dapat berseru
kepada Bapaku supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan
malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimana akan digenapi yang
tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi
demikian?" (Matius 26:52-54). Yesus dihukum salib oleh Penguasa dan
Imam Yahudi, bukanlah disebabkan Dia melakukan sesuatu kejahatan yaitu
berbuat dosa melanggar Hukum Taurat. Dia dihukum oleh penguasa-penguasa
imam Yahudi karena pengajaranNya menyelamatkan umat manusia dari kuasa
dosa, juga karena Ia menyuguhkan (klaim) diri-Nya Anak Allah, Mesias,
Tuhan Juruselamat. Dari keterangan diatas maka dapatlah disimpulkan
bahwa lambang salib, adalah mengingatkan kepada kita setiap penganut
Kristen, bahwa Yesus menderita dan telah menjadi korban mati sengsara di
kayu salib, karena da'wah-Nya untuk menyelamatkan kita semua dari
penguasa dosa, agar kita mendapatkan hak hidup yang kekal di alam
sorgawi.
Yesus naik ke sorga (mikraj)
Kenaikan Yesus ke sorga (mikraj) disaksikan oleh kesebelas murid-muridNya di luar kota dekat Betani (Lukas 24:50).
Mengenai peristiwa kenaikan Yesus ke sorga (mikraj) ini tidak ada
sanggahan Quran, malah ditunjang dengan adanya ayat Qs. Ali Imran 55
yang antara lain mengatakan: "Idz qalallahu ya 'Isa inni mutawaffika wa rafi'uka...'' (Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya Isa bahwasanya Aku mewafatkan engkau, dan mengangkat engkau kepadaku...).
Dalam peristiwa kenaikan Yesus ke sorga ini ada dua masalah yang perlu kita catat:
1. Amanat Yesus kepada murid-muridNya, bahwa
juga kepada kita sekalian yang menjadi pengikut-pengikut Kristus dewasa
ini, yaitu:
a. Pergilah ke segenap penjuru dunia ini, beritakan Injil Keselamatan, menjadikan semua orang jadi murid Yesus;
b. Membaptiskan mereka atas nama Allah Tritunggal: Bapa dan Anak dan Rohulkudus.
c. Mengajar mereka dengan apa yang diajarkan Yesus Kristus khususnya, dan Alkitab pada umumnya.
2.
Janji Yesus, akan memberikan Kuasa Rohulkudus kepada murid-muridNya,
yang juga berarti kepada kita sekalian yang menjadi murid-muridNya atau
pengikut-pengikut Kristus dewasa ini, untuk bersaksi bagi kebenaran
Yesus Anak Allah, firman Yang Hidup, dan menyertai kita sekalian untuk
selama-lamanya, hingga pada kesudahan alam.
Kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.
Kedatangan Yesus untuk yang kedua kali menjadi
hakim yang adil, menghakimi yang hidup dan yang mati diberitakan dalam
Kisah para Rasul 1:11 dan Wahyu 20:11-15.
Kedatangan Yesus pada akhir zaman ini untuk
menjadi hakim yang adil itu, pun menjadi kepercayaan bagi umat Islam
pada umumnya, karena dalam beberapa hadits Bukhari dan Muslim, masalah
ini ada diberitakan. Antara lain dapat dicatat sebagai berikut:
1. Hadits Bukhari dari Abu Hurairah, Jilid ll, hal 256:
"Kaifa antum idzalabna Manyama fikum wa imaamukum min kum."
(Bagaimana halmu, apabila Ibnu Maryam turun jadi imam daripada kamu.)
2. Hadits dari Musnad Imam Ahmad ibd. Hambal, jilid 11 halaman 411:
"Yu syiku min 'asya minkum an balqa 'Isa Ibna Maryama imama mahdiya wa hakama 'adlan" (Daripadamu akan bertemu dengan Isa ibnu Maryam sebagai imam Mahdi dan Hakim yang adil).
3. Nabi Muhammad sendiri pernah bersumpah untuk
meyakinkan bahwa Isa Almasih ibnu Maryam akan datang kembali untuk
menjadi Hakim yang Adil. Muhammad berkata: "Wallaha liyunzilna ibna Maryama hakuman adlan" (Demi Allah, sesungguhnya akan turun (datang) putra Maryam selaku hakim yang adil). Lihat: Hadits Muslim jilid I - Halaman 76.
Syarahan Hadits ini adalah mengkhabarkan kedatangannya Isa Almasih untuk kedua kalinya kelak (akhir zaman). Perkataan ''hakuman''
(menjadi hakim), mengisyaratkan bahwa kedatangannya Isa Almasih Yesus
Kristus) yang kedua kali itu, tidaklah selaku Nabi membawa risalah atau
syariat agama, dengan Quran ataupun Alkitab (Taurat-Injil), yang berlaku
sekarang, tetapi hanyalah ia turun menjadi Hakim antara segala
hakim-hakim umat ini, dengan kitab baru, yang dinamakan "Kitab al-Hayat"
(Wahyu 20:11-15). Nats dari Hadits shahih Bukhari-Muslim diatas dapat
dibandingkan dengan Alkitab, Roma 2:16 yang berbunyi demikian: "Hal
itu akan nampak pada hari, bilamana Allah sesuai dengan Injil yang
kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati
manusia oleh Kristus Yesus" (Roma 2:16).
Karena itu tidak ada alasan yang memberatkan
bagi saya untuk ragu-ragu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku
pribadi, begitupun untuk menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua
kali, sebagai Hakim yang adil. Keselamatan menjadi Pengikut Kristus,
Quran telah bersaksi sebagai berikut: "Idz qala'llahu ya 'Isa inni
mutawaffika, wa raafi uka ilayya wa muthahhiiruka minal ladzina kafaruu
wa yaa 'ilul ladzinat taba'uka fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil
giaamaht..." (Ingatlah ketika Allah berkata: "Ya Isa bahwasanya
Aku mewafatkan engkau, mengangkat engkau kepadaKu, membersihkan engkau
daripada orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau
diatas daripada mereka yang tidak percaya hingga hari kiamat."
Jelas, bahwa Quran tersebut bersaksi, bahwa pengikut-pengikut Kristus
terjamin keselamatannya, dalam hal ini adalah Hidup Kekal di alam
sorgawi, sebagaimana di katakan oleh Yesus sendiri: "Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataanKu dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup"
(Yohanes 5:24). Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes
14:6).
6. KEBENARAN ALKITAB
Sebagaimana
diuraikan pada awal kesaksian ini, bahwa mula pertama yang merangsang
saya untuk menyelidiki kebenaran Alkitab (Bible) itu adalah disebabkan
oleh salah satu ayat Quran, yaitu sura Al Maidah 68 yang mengatakan
bahwa Alkitab (Taurat dan Injil itu) adalah merupakan Kitab yang benar
bagi orang yang beragama dalam kebenaran menurut
kehendak Allah. Ada beberapa ayat dalam Quran yang sering dipergunakan
oleh para Mubaligh Islam dan termasuk juga oleh saya sendiri tempo dulu
dalam kedudukan saya sebagai seorang mubaligh Islam, yang ditafsirkan
sebagai bukti bahwa Alkitab (Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan,
dirubah disana-sini oleh tangan kotor-jahil manusia. Secara teliti
sekarang saya ingin mengerti yang sebenarnya makna ayat-ayat Quran
tersebut secara wajar, sebagaimana juga halnya saya ingin mengerti isi
Alkitab yang sewajarnya. Dengan penuh rasa kejujuran, saya coba
memeriksa kembali sampai di mana kebenarannya yang dimaksudkan oleh
ayat-ayat (nats) Quran itu. Akhirnya dapatlah saya memberikan suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Qs. Al Baqarah 75.
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan
percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah,
lalu mereka merobahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui."
Pada umumnya orang-orang Muslim mengatakan
tafsirannya bahwa yang dimaksud "segolongan dari mereka" (friqun minhum)
itu, adalah ahli-kitab (Yahudi/Nasrani) yang telah mengubah firman
Allah itu, dalam hal ini mereka artikan merubah teks Taurat dan Injil
(Alkitab-Bible). Dalam penyelidikan saya, pengertiannya ayat Qs. Al
Baqarah 75 ini tidaklah demikian. Yang dimaksudkan "segolongan dari
mereka" itu, ialah orang-orang Islam itu sendiri yang berasal dari
penganut agama Yahudi/Nasrani, kemudian mereka (segolongan ini) kembali
menolak Islam setelah mereka mengetahui apa sebenarnya ajaran Muhammad
itu. Oleh Quran, mereka dituduh merubah makna penafsiran Quran itu
sendiri, jadi bukanlah Alkitab (Taurat/Injil). Hal ini jelas dapat
difahami akan pengertian ayat tersebut yang mengatakan: "...apakah kamu
(maksudnya: Muhammad), masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu".
"Kamu" atau "kepadamu" disini, jelas dimaksudkan adalah Muhammad.
Tetapi kemudian mereka (orang-orang Yahudi/Nasrani) yang tadinya sudah
mengaku percaya akan kenabian Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari
Islam, lalu mereka dituduh merubah pengertian pendengaran ayat firman
Allah (dalam hal ini adalah Quran itu sendiri) yang selanjutnya juga
mereka dituduh orang-orang bodoh, pembual, buta huruf dan sebagainya.
Yang jelas, bahwa ayat Quran ini sama sekali tidak ditujukan kepada ahli
kitab (Yahudi/Nasrani) dan juga tidak mengatakan Alkitab (Taurat-Injil)
itu yang telah dirubah-rubah, melainkan malah Quran itu sendiri.
2. Qs. Al Baqarah 106.
"Apa saja ayat yang kami mansokh-kan
(hapuskan) atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan
yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya..."
Perkataan "ayat'' yang dimansokh-kan
(dihapuskan) dalam nats Qs. Al Baqarah ini, juga pada umumnya mereka
artikan "Alkitab/Taurat-Injil". Tetapi dari beberapa buku
tafsir/terjemahan Quran hampir sepakat mengatakan bahwa makna "ayat yang
yang dimansokh-kan/dihapuskan" disini pengertiannya adalah bahwa ada
beberapa ayat Quran itu sendiri yang telah di hapus hukumnya. Bahkan
menurut buku At Tadjdid fil Islam mengatakan bahwa sedikitnya 5 sampai
500 ayat-ayat dalam Quran itu telah mansokh. Ada juga yang berpendapat
bahwa makna "ayat yang dimansokh-kan" itu, adalah mengenai kemukjizatan
Muhammad artinya bahwa Muhammad sebagai nabi dan rasul menerima wahyu
Allah sudah tidak mendapat kuasa Allah bermukjizat sebagaimana halnya
para nabi-nabi sebelumnya, seperti Musa dan Isa Almasih. Jadi jelaslah
pula bahwa maksud nats Qs. Al Baqarah 106 inipun tidaklah pula
kena-mengena untuk menjadi dalil menolak kebenaran kehadirannya Alkitab
sebagai Kitab Ilahi yang menjadi dasar kebenaran bagi setiap orang untuk
beragama yang benar.
3. Qs. Al Maidah 13.
"...karena mereka melanggar janjinya, Kami
kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka
merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya dan mereka (sengaja)
melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya,
dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka,
kecuali sedikit diantara mereka yang tidak berkhianat.''
Perkataan "mereka" dalam Qs. Al Maidah 13 ini
biasanya mereka sengaja tambahkan dalam tanda kurung: (Ahli Kitab) atau
(Yahudi/Nasrani), sedangkan makna kalimat: "Mereka suka merubah
perkataan (firman) Allah dari tempatnya...", mereka artikan Alkitab atau
Taurat/Injil itu sudah ditukar-tukar dan dihapuskan/dirubah
kebenarannya. Padahal yang sebenarnya, ayat inipun sama halnya dengan Qs
Al Baqarah 75 adalah juga ditujukan kepada orang-orang Islam pengikut
Muhammad sendiri dimana hidupnya Muhammad itu sendiri, yang tadinya
memang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani, berbalik kembali pada
agamanya semula (menolak Islam). Oleh Quran, mereka dituduh berkhianat
merubah-rubah firman Allah, dalam hal ini adalah Quran itu sendiri.
Mereka menolak kebenaran Islam, sesudah mereka mengetahui ajaran
Muhammad yang sebenarnya. Hal ini dapat dibaca dari seluruh hubungan
ayat Quran ini mulai ayat 7 sampai dengan 13. Jadi jelaslah pula, bahwa
ayat Qs. Al Maidah 13 ini pun tidaklah dapat dijadikan dalil untuk
menolak kebenaran Alkitab.
Masih banyak nats-nats Al Quran yang senada
dengan contoh di atas yang tadinya diartikan sebagai menolak kebenaran
Alkitab itu. Saya coba memahaminya secara jujur sehingga dapatlah saya
meyakini bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Quran yang secara tegas
mengatakan bahwa Alkitab (Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan,
dirubah dan lain-lain dari kebenaran aslinya. Pada akhirnya dapatlah
saya menyimpulkan, bahwa apa yang Quran katakan dalam surat Al Maidah
68, Al Baqarah 62, As Sajadah 23, dan lain-lain yang telah saya
kemukakan terdahulu dalam kesaksian ini, memang benar dan meyakinkan
bahwa Alkitab (Taurat-Injil) itu adalah merupakan kebenaran bagi setiap
orang yang mau beragama dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah.
BERGUMUL DENGAN PENGARUH LINGKUNGAN
Meskipun saya sudah begitu mantap dan yakin
akan kebenaran ini, dan siap sedia untuk menerima Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat pribadi-ku, namun saya belum juga dibaptiskan sebagaimana
seharusnya, karena adanya pengaruh lingkungan yang merupakan batu
sandungan. Rasa takut dan khawatir menghantui. Pengalaman saya dewasa
ini menunjukkan bahwa memang banyak orang yang pernah menyatakan
keinginannya untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi
mereka, namun mereka sering terbentur kepada pengaruh lingkungannya. Hal
ini terjadi mungkin karena segan atau takut dengan orang tuanya,
kadangkala juga takut dengan majikannya kalau-kalau ia nantinya
diberhentikan. Ada juga yang terbentur kepada hubungan dengan isterinya
yang belum mau menerima Yesus bersama-sama, dan masih banyak macam ragam
batu sandungan lainnya yang menyebabkan seseorang tersandung menerima
Yesus bertahta di dalam hatinya. Pengaruh lingkungan yang menakutkan dan
mengkhawatirkan ini memang sudah diaba-abakan oleh Yesus sendiri,
sebagaimana diutarakannya dalam Injil Matius 10:34-36. Penderitaan yang
mungkin akan diterima oleh setiap orang yang ingin menjadi pengikut
Kristus, misalnya akan dibenci oleh ibu bapa; akan terputusnya hubungan
keluarga, bahkan sampai kepada terancamnya jiwa sendiri. Tetapi bagi
mereka yang berbulat hati tanpa ragu menerima Yesus bertakhta di
hatinya, kekhawatiran demikian sama sekali tidak perlu ada. Setiap
kekhawatiran itu pasti akan teratasi oleh pertolongan Tuhan sendiri.
Pengaruh lingkungan demikian memang saya alami sendiri. Namun Tuhan
selalu membuka jalan. Pada tahun 1962 hingga 1964 itu, saya masih saja
melakukan ibadah kembar, yaitu bersembahyang secara Islam dan ke Mesjid
setiap hari Jumat, juga pergi ke Gereja setiap hari Minggu, dan hari
Sabtu ke Gereja Advent. Kepergian saya ke Gereja waktu itu belumlah
merupakan suatu keyakinan, tetapi lebih banyak hanya merupakan
penyelidikan kebenaran. Karena saya sering membaca uraian-uraian pihak
non-Kristen yang mengatakan bahwa di Gereja itu adalah ibadah menyembah
berhala, seperti patung-patung dan lain-lain. Karena itu saya pergi ke
semua Gereja yang ada di sekitar Jakarta ini berganti-ganti setiap
minggu, bahkan sering saya lakukan dalam satu hari Minggu itu saya
kunjungi dua atau tiga Gereja untuk membuktikan apa benar ada
penyembahan berhala berupa: patung-patung atau benda-benda lainnya.
Akhirnya dapatlah saya berkesimpulan dan membuktikan bahwa sangkaan saya
itu sama sekali tidak benar. Karena setiap Gereja yang saya kunjungi,
sama sekali tidak pernah ada penyembahan demikian. Maka sejak tahun
1964, memang roh-jiwa saya telah dipenuhi oleh Roh panggilan Tuhan,
yaitu Roh Kebenaran atau Rohulkudus. Karenanya pada saat itu dengan
begitu mantap saya sudah dapat menerima Yesus sebagai Juruselamat
pribadi saya. Namun masih ada kelemahannya, yaitu saya belum berani
menyatakan diri saya secara terbuka sebagai seorang pengikut Kristus.
Saya masih merahasiakan kekristenan saya. Saya sudah pergi ke Gereja GKI
Kwitang untuk pertama kalinya, meminta supaya saya dibaptiskan secara
rahasia, karena saya tidak ingin diketahui oleh keluarga, antara lain
oleh isteri saya sendiri. Saya tidak tahu persis siapa petugas Gereja
waktu itu. Namun permintaan saya yang istimewa ini ditolak dengan alasan
bahwa tidak ada pembaptisan secara rahasia. Beberapa minggu kemudian,
dengan maksud yang sama saya pergi juga menemui pendeta J. Sapulete,
Gereja Bethel Jatinegara. Saya segera akan dapat dibaptiskan, asalkan
saja saya membawa 2 atau 3 orang saksi tetangga orang-orang seiman
Kristen yang akan dapat mengawasi dan memimpin agar saya dapat hidup
benar-benar secara Kristen. Syarat ini tentu saja tidak dapat saya
terima, karena saya masih belum dapat menyatakan dari saya sebagai
seorang Kristen secara terbuka. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan,
terutama sekali keluarga saya sendiri yang tadinya saya perkirakan akan
menimbulkan reaksi penentangan atau pemutusan hubungan keluarga dan
lain-lain. Saya takut membicarakan kekristenan ini kepada isteri saya,
karena saya menduga akan menimbulkan kericuhan rumah tangga. Saya takut
mengajak isteri saya pergi ke Gereja, sebab kalau-kalau saya dibalasnya
dengan mengajak saya ke penghulu untuk bercerai. Saya takut jika
dihadapkan kepada perceraian itu. Karena itulah saya ingin menerima
Yesus Kristus ini hanya secara diam-diam saja. Namun jiwa saya memang
sudah tidak berubah lagi. Saya tidak ragu menerima Yesus Kristus. Saya
tidak lagi beribadah secara kembar, melainkan sudah manunggal, hanya ke
Gereja saja. Tetapi saya masih ada rasa takut dan khawatir akan reaksi
keluarga. Saya sudah tidak tahu pasti bagaimana caranya mengatasi
kesulitan ini. Juga saya tidak pernah datang kepada siapapun juga untuk
meminta nasehat atau pandangan dalam hal ini. Pergumulan saya waktu itu
benar-benar terasa sekali beratnya. Tetapi Tuhan untuk kesekian kalinya
membuka jalan menolong memecahkan pergumulan saya ini. Kalau tadinya
saya menduga bahwa kalau saya berbicara dengan isteri saya untuk
berpindah agama dari Islam ke Kristen, maka pastilah akan menimbulkan
reaksi penentangan, namun Tuhan malah melalui isteri saya itu sendiri
membukakan pintu kebenaran ini. Kepada isteri saya diberikan suatu
penglihatan kedamaian melalui terangnya dan indahnya pohon natal yang
pada waktu itu sedang berkelap-kelip di banyak rumah keluarga Kristen.
Terlintas di dalam hatinya betapa indahnya kehidupan di dalam keluarga
Kristen yang ia dapat rasakan kedamaian dalam lagu-lagu Natal yang
syahdu dan terang cemerlang natal yang menggambarkan kehidupan cerah
setiap keluarga Kristen. Untuk menyatakan rasa hatinya itu, isteri saya
beserta seorang anak saya yang perempuan datang kepada saya, menyatakan
keinginannya untuk menjadi seorang Kristen dalam keluarga Kristen.
Kesempatan ini, tentu saja tidak akan saya abaikan. Karena itu besok
paginya tepat hari Natal, saya datang menemui Bapak Pdt. J. Sapulete
untuk kedua kalinya dengan menyatakan bahwa kami sekeluarga ingin
dibaptiskan untuk menerima Tuhan Yesus. Permintaan saya sekali ini
benar-benar berjalan dengan lancar dan kami sekeluarga dibaptiskan pada
tanggal 26 Desember 1969 oleh Bapak Pdt. J. Sapulete di Gereja Bethel
Jemaat GPIB. Koinonia Jatinegara, yaitu saya beserta isteri dengan 7
anak. Seorang anak lagi menyusul seminggu kemudian. Rupanya anak saya
yang laki-laki ini pun sebenarnya juga sudah sering ke Gereja, tetapi
secara sembunyi-sembunyi pula takut diketahui oleh ayahnya. Dan saya ke
Gereja takut diketahui oleh anak-anak dan isteri saya. Jadi kami ke
Gereja saling umpet-umpetan rupanya. Puji Tuhan, karena akhirnya memang
seluruhnya menjadi pengikut Kristus, menerima dan menempatkan Yesus
Kristus bertahta di hati kami masing-masing.
Berkat yang berkelimpahan.
Sesudah saya dan keluarga dibaptiskan 26
Desember 1969, suasana rumah tangga kami terasa sekali
perubahannya yaitu penuh dengan kegembiraan dan sukacita. Banyak berkat
yang kami terima dan rasakan berupa perubahan-perubahan hidup dan
kehidupan.
Rasul Paulus mengatakan:
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru
sudah datang" (2 Korintus 5:17).
Apabila seseorang menerima Yesus Kristus
sebagai Juruseiamatnya, maka Allah membuat suatu perubahan dalam
hidupnya. Sifat Kristus dimasukkan ke dalam dirinya. Alkitab berkata:
"Kamu ada bagian di dalam sifat Ilahi". Sifat yang baru ini menghasilkan
kesukaan yang baru, keinginan yang baru, ketidak-sukaan yang baru,
kasih yang baru. Hal-hal yang dulu seseorang sayangi, sekarang ia benci,
dan hal-hal yang dulu ia benci, sekarang ia sayangi. Kehidupannya telah
berubah. Perubahan ini nampak juga pada kehidupan secara lahiriah bagi
seseorang, dan akan diperlihatkan kepada orang-orang sekitarnya. Seluruh
pandangannya akan diubah, dan hal ini akan membawa perubahan dalam
kata-kata dan apa yang diucapkan dan dibicarakannya. Sungguh ajaib!
Perubahan-perubahan ini memang saya alami dan rasakan seluruhnya dalam
hidup dan kehidupan kami sekeluarga dalam waktu sangat singkat sekali.
Tabiat pemarah menjadi hilang dan berangsur berganti dengan kasih.
Kehidupan rohani dapat kami rasakan kelegaan dan rasa damai bahagia.
Perasaan bimbang dan ragu sudah tidak ada lagi. Jiwa kami
sungguh-sungguh merasa mantap dan penuh dengan sukacita. Begitupun
kehidupan jasmani kami mengalami perubahan yang sangat nyata berupa
berkat-berkat berkelimpahan. Pengalaman ini membuktikan kebenaran janji
janji Allah yang disampaikan oleh Yesus Kristus.
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepadaKu dan minum. Barangsiapa yang percaya kepadaKu, seperti yang
dikatakan oleh kitab Suci: "Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup" (Yohanes 7:37-38).
Yesus berkata: "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan'' (Yohanes 10:10b).
Tetapi perubahan hidup rumah tangga kami yang
begitu nyata dan cepat ini pun menjadi fitnah. Tetangga-tetangga kami
bahkan keluarga kami sendiri mengira kami mendapat bantuan dari Gereja
sebagai imbalan kami menjadi Kristen. Sering orang sampaikan ke telinga
kami pameo orang yang mengatakan: "Kalau ingin kaya mendadak, turuti
sikap Pak Ambrie tuh, jadi orang Kristen, nanti akan menerima sokongan
Gereja jutaan rupiah", dan lain-lain. Hal ini mereka sangka bahwa
perubahan hidup kami yang berkelimpahan itu adalah semata-mata
dikarenakan pemberian Gereja, sebagai imbalan karena menjadi seorang
Kristen. Tidak! Sama sekali tidak! Satu sen pun kami tidak pernah
menerima bantuan dari Gereja ataupun dari seseorang pribadi sebagai
imbalan pembujukan untuk menerima Kristus, baik berupa uang, maupun
berupa materi lainnya atau janji-janji pekerjaaan dan lain-lain.
Benar-benar perubahan hidup kami yang berkelimpahan waktu itu, adalah
semata-mata karena berkat kemurahan Tuhan, yang memang sudah dijanjikan
bahwa kepada yang percaya akan diberikan segala kelimpahan.
Kristen pasif
Selama 2 tahun (1970-1972) saya hanya menjadi
seorang Kristen pasif. Saya terlalu sibuk mengurus usaha untuk hidup dan
kehidupan rumah tangga saja. Saya hanya ke Gereja pada hari Minggu, dan
membaca Alkitab hanya kalau ada waktu yang senggang. Sikap saya yang
demikian ini telah mendapat teguran dari Tuhan. Terasa sekali Tuhan
memperingatkan saya waktu itu, bahwa: "Kalau kamu ingin menjadi seorang
Kristen bukanlah bersikap pasif demikian. Tidaklah layak kamu hanya
berpangku tangan menikmati berkat-berkat Tuhan yang telah mencukupi
kebutuhan hidupmu. Sebagai seorang Kristen pengikut Kristus, kamu harus
bangkit bersaksi memberitakan Injil Kristus sebagaimana sudah
diamanatkan dalam Matius 28:19-20." Bagaimana caranya saya harus mulai
melakukan kesaksian dan pemberitaan Injil ini? Hasrat memang ada, namun
tidak tahu bagaimana cara memulainya. Untuk ini, sekali lagi Tuhan
membuka jalan bagi saya. Bagaimana caranya Tuhan membukakan jalan ini,
dapat saya uraikan sebagai berikut: Pada suatu hari, seorang kawan akrab
dari Banjarmasin datang menginap di rumah saya. Ia memang kawan akrab
yang dapat saya katakan sehidup-semati, senasib sepenanggungan, karena
setiap kali ada penangkapan-penangkapan serdadu Belanda, kami selalu
bertemu dalam penjara atau dalam kamp-kamp pengasingan/tawanan.
Kedatangannya memang tetap seperti biasa saja, karena di rumah saya sama
sekali tidak ada tanda-tanda sebagai seorang Kristen. Ucapan
"Assalamualaikum"-nya pun saya jawab "alaikum salam." Tetapi dari
tetangga saya, kawan saya ini mendapat kabar bahwa saya telah berubah
menjadi pemeluk agama Kristen. Teman saya ini tentu saja membantah dan
meyakinkan tetangga saya itu bahwa kejadian demikian tidak mungkin
terjadi. Dia mengatakan: Saya kenal betul dengan Hamran Ambrie, bukan
hanya di Jakarta ini saja, tetapi sejak dari Banjarmasin. Dia bukanlah
seorang Islam abangan, tetapi ia benar-benar seorang Muslim yang cukup
sadar. Di daerah ia dikenal sebagai seorang pejuang Islam yang militan,
malah ia seorang Islam anti Kristen, seorang pemimpin Muhammadiyah,
seorang penulis (wartawan) Muslim dan Mubaligh Islam yang cukup dikenal
baik di Kalimantan Tengah (Kapuas dan Barito) maupun di Kalimantan Timur
(Balikpapan dan Samarinda). Bahkan dalam Kongres Umat Islam
se-Kalimantan di Amuntai 1947, Hamran Ambri adalah salah seorang dari
promotornya. Dalam TNI ia diangkat menjadi Imam Tentara Angkatan Darat
di Banjarmasin. "Jadi saya yakin sekali bahwa Hamran Ambrie tidaklah
mungkin dengan sadar menukar agama Islamnya dengan Kristen."
Tetapi tetangga saya itu meyakinannya bahwa
sekampung kami ini tahu betul dan melihat dalam beberapa tahun ini,
bahwa saya memang selalu ke Gereja dan setiap Natal memasang pohon
terang untuk merayakan Natal di rumahnya. "Untuk jelasnya, sebaiknya
langsung saja ditanyakan pada yang bersangkutan, bagaimana jawab dan
keterangan yang sebenarnya," tukas tetangga saya itu. Begitulah
sekembalinya teman saya ini dari bertamu, memang langsung ia menanyakan
peristiwa itu kepada saya, apakah benar kabar bahwa saya itu sekarang
sudah beralih agama menjadi seorang Kristen. Pertanyaan ini tentu saja
tanpa ragu-ragu saya jawab: "Ya, memang benar demikian. Saya beserta
seluruh keluarga sudah dibaptiskan." Mendengar jawaban saya ini, ia pun
menangis. Ia menangis karena sangat menyesakan bawa hal itu telah
terjadi. Tetapi ia tidak dapat banyak berbuat. Dia hanya tinggal
tertegun seketika. Sesudah ia kembali ke Banjarmasin, ia ceritakan
peristiwa ini kepada orang-orang lain, terutama kepada kawan-kawan karib
saya disana, yaitu apa yang telah terjadi yaitu mengenai kepindahan
saya ke agama Kristen itu. Oleh seorang kawan akrab lainnya sebagai
wartawan Muslim peristiwa ini dilangsir dalam pemberitaan surat kabar
Harian UTAMA yang terbit di Banjarmasin.
Sdr. H. Arsyad Manan, dengan kepala berita yang dicetak dengan huruf-huruf besar, antara lain mengatakan:
SEORANG TOKOH PERGERAKAN MASUK KRISTEN
Tokoh Muhammaddiyah di tahun tigapuluhan
Pernah menjadi Pemimpin Redaksi JIHAD.
Sdr. Js. Antemas menulis antaranya: "MASUKNYA SEORANG TOKOH MUHAMMADIYAH KE AGAMA KRISTEN" - "Berita yang sangat mengejutkan".
Penulis lain, Sdr. Arthum Artha mengharapkan: "Semoga berita ini tidak benar, Hamran Ambrie, calon perintis kemerdekaan masih diyakinkan Islamismenya."
Dari tokoh-tokoh Alim Ulama di Banjarmasinpun
turut menanggapi berita yang menghebohkan ini, dengan prasangka
"problema-problema kesulitan ekonomi sekarang ini bisa menyebabkan
seseorang beralih agama". Siapa tokoh agama ini, tidak diberitakan.
Bahkan dari Perguruan Tinggi Islam lAlN Antasari Banjarmasin, turut
menanggapi berita kekristenan saya ini. Sementara itu dari Sekretaris
PMW (Muhammadiyah) Banjarmasin berusaha menolak, bahwa saya bukan tokoh
Muhammadiyah, tetapi diakuinya sebagai pejuang Muslim. Berita
kekristenan saya ini dilangsir dalam surat kabar tersebut dengan maksud
supaya saya merasa malu, dan akibatnya mereka dapat mengharapkan agar
saya akan kembali ke agama Islam. Tetapi kehendak mereka berbeda dengan
kehendak Tuhan. Tuhan memakai mereka sedemikian rupa, adalah untuk
membangunkan saya agar menjadi seorang Kristen yang aktif dan bersaksi
bagi kebenaran keilahian Yesus Kristus. Begitulah selama hampir 2 bulan
peristiwa kekristenan saya ini menjadi pembicaraan umum dan pemberitaan
dalam surat kabar umum Harian UTAMA di Banjarmasin. Bahkan saya mendapat
kabar, hampir terjadi pertumpahan darah antara keluarga saya yang
beranggapan bahwa pemberitaan itu adalah fitnah, dimana mereka ingin
menyerang penulis-penulis itu. Untunglah saya segera mengirimkan "Surat
Terbuka" (Berita Pengakuan) kepada harian UTAMA di Banjarmasin yang
dimuat segera dalam penerbitan harian, sebagai berikut:
SURAT TERBUKA
Untuk pembaca Harian UTAMA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Mengenai pemberitaan pribadi saya sekarang
menganut Agama Kristen Protestan, adalah memang benar demikian, dan
telah saya yakini sejak tahun 1964. Jika pemberitaan dalam harian
saudara selalu digambarkan sangat mengejutkan, hal ini tidak lain karena
pemberitaannya itu selalu dikaitkan pribadi saya sebagai tokoh ini,
tokoh itu, seorang pejuang dan sebagainya. Terima kasih atas tanggapan
dan penghargaan kawan-kawan, meskipun sebenarnya sampai saat ini saya
sama sekali tidak merasa dan tidak pernah menyatakan diri sebagai tokoh
atau pejuang apapun juga. Jika dalam masa yang lampau saya ikut dalam
perjuangan seperti apa yang ditulis oleh kawan-kawan itu, sebenarnya
tidak lebih dari pada satu kewajiban sebagai seorang putra tanah air.
Dan justru karena itulah sampai saat ini merupakan suatu pantangan
bagiku untuk meminta agar diberikan gelar jasa, baik sebagai Veteran
maupun sebagai Perintis Kemerdekaan, karena yang sudah saya kerjakan itu
hanyalah kewajiban. Terima kasih kepada kawan-kawan, terutama Sdr. H.
Arsyad Manan (surat saudara belum pernah saya terima), Js. Antemas dan
Arthum Artha, yang telah menulis seperlunya. Dan tulisan saudara-saudara
itupun tidaklah ada yang harus saya bantah atau tanggapi lagi kecuali
sebagai koreksi, bahwa sebenarnya sampai saat ini saya belum pernah
menandatangani formulir permohonan Perintis Kemerdekaan itu. Kepada
saudara Arthum Artha, telah saya kirimkan "Catatan Iman" yang menjadi
landasan saya berpijak dalam menganut agama Kristen Protestan ini.
Meskipun apa yang terjadi, namun kawan tetap kawan, sahabat akrab tak
terputuskan. Hanya sekian, dan terima kasih kepada semua pihak.
Jakarta, 6 Mei 1972.
Wassalam
Hamran Ambrie
Mulai menjadi Kristen aktif bersaksi
Sesudah dimuatnya "Surat Terbuka" pernyataan
saya di atas, mulailah pula berdatangan surat-surat dari kawan-kawan di
Banjarmasin dan Hulu Sungai yang bernadakan: sangat menyesalkan kejadian
ini, disertai dengan nasehat dan peringatan ayat-ayat Quran. Ada juga
yang bertanya apa latar belakang yang menyebabkannya, dan lain-lain.
Semuanya itu adalah langkah permulaan bagi saya untuk bangkit bersaksi
dengan aktif. Mula-mula surat-surat itu dibalas satu per satu dengan
detil. Kemudian meningkat penjelasan "catatan iman" distensil. Kemudian
meningkat lagi, mengharuskan saya menerbitkan risalah tentang: "ALLAH,
YESUS DAN ROHULKUDUS", yang dicetak dengan Handpress Penerbitan
penyempurnaan berikutnya adalah "KRISTOLOGI DAN TAUHID" 1973. Akibatnya
surat-surat yang datang semakin banyak dalam bentuk pertanyaan dan rasa
simpati, juga ada yang berbentuk pembahasan mencari kebenaran.
Begitupun beberapa majalah Islam yang terbit di
Jawa menulis tentang kekristenan saya ini, merupakan serangan iman.
Dengan adanya tulisan-tulisan itu, surat-surat yang datang kepada saya
bertambah-tambah banyak lagi. Surat-surat yang saya layani itu datang
dari segenap penjuru tanah air, misalnya dari Banjarmasin dan kaum
Muhammadiyah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, juga dari Sumatera
(Palembang, Medan, Padang, Aceh dan lain-lain) bahkan dari luar negeri
(Mesir dan Malaysia). Semuanya ini adalah merupakan rencana Allah
sendiri agar saya bangkit bersaksi dengan wajar. Di antara korespondensi
saya itu, terjadilah juga surat menyurat yang panjang berjalan lebih
dari 6 bulan lamanya. Pelbagai masalah kekristenan dibahas, diantaranya
telah saya bukukan dan diterbitkan sebagai dokumentasi kebenaran, yaitu:
1. Korespondensi dengan Sdr. H.M. Yoesoef Sou'yb, wartawan Muslim Medan (Pembantu Redaksi Majalah Kiblat Jakarta).
2. Korespondensi dengan Sdr. Samudi, Guru Agama Islarn di Salatiga (penulis Muslim Majalah Panji Masyarakat Jakarta).
3. Koresponden dengan Sdr. Imam Musa Projosiswoyo, Reaksi Majalah Studi Islam Jakarta.
4. Korespondensi dengan Sdr. Wahyono Hadi a/n Darul Kutubil Islamiyah Jakarta.
5. Korespondensi dengan Sdr. Ali Ya'kub Matondang, Student Islam di Cairo (Mesir).
6. Korespondensi dengan Sdr. A. Hasan Tou, Mubaligh Islam Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Denpasar Bali.
7. Korespondensi dengan Sdr. Ezif Fahmi dan kawan-kawan (sekelompok Pemuda-pemuda Islam di FE UNAIR) Surabaya.
8. Korespondensi dengan Sdr. M.A. Fadly, Pemimpin Mesjid Agung, Cimahi (Bandung).
Naskah-naskah korespondensi hingga 1978 (bahkan
sampai akhir 1979 ini), sudah ribuan penulis-penulis surat dari
saudara-saudara kita yang berlatar belakang pendidikan Islam dari
seluruh pelosok tanah air Indonesia ini yang saya layani. Setiap hari
surat-surat yang datang membesarkan hati. Mereka yang datang dengan
surat-surat itu memang berkeinginan mencari kebenaran dan merasa puas
sesudah mendapat keterangan. Puji Tuhan! Bahkan yang datang secara
pribadi/langsung pun sekarang setiap hari ada. Karena begitu banyaknya
perhatian, saya menyediakan waktu khusus untuk konsultasi kebenaran iman
Kristen ini setiap hari: Selasa, Kamis dan Sabtu, sehari penuh dari
pagi hingga malam. Puji Tuhan untuk semua ini, karena Tuhan telah
memakai saya sebagai pengantara untuk menjelaskan kebenaran Alkitab dan
keilahian Yesus Kristus, terutama kepada saudara-saudara kita yang
berlatar belakang pendidikan Islam, agar mereka dapat memahami ajaran
Kristen ini, secara wajar saja. Sebab kesalahpahaman atau interprestasi
yang keliru selama ini terhadap Alkitab dan kellahian Yesus Kristus
haruslah segera diperbaiki dengan menunjukkan kebenarannya.
Mulai Pelayanan Keluar
Sejak tahun 1973 hingga Februari 1978, saya
bersaksi hanya dari belakang meja tulis, yaitu dengan membalas
surat-surat yang meminta keterangan tentang kekristenan. Semua
pembahasan dari pelbagai surat inilah diantaranya yang saya terbitkan
sebagai dokumentasi kebenaran. Tetapi pada pertengahan Februari 1978 itu
saya berdoa: "Ya Tuhan, berikanlah kepada saya saat ini ladang baru,
karena ladang pelayanan surat-menyurat ini sekarang sudah agak sepi.
Dalam berdoa ini saya langsung mendapat jawaban supaya besok pagi saya
pergi keluar rumah, dari sanalah nanti akan mendapat ladang baru ini.
Besok paginya, waktu pagi-pagi saya keluar rumah dengan tujuan yang
belum dapat ditentukan kemana harus pergi. Waktu saya sampai di jalan
besar, saya meminta supaya Tuhan mengarahkan langkah saya kemana
harusnya saya melangkah pergi berjalan. Roh saya mengatakan supaya saya
ini berjalan ke sebelah utara. Karena saya tidak tahu persis tujuannya,
saya hanya berjalan kaki saja, tidak dapat menggunakan kendaraan seperti
bis atau oplet. Saya berjalan...berjalan...dan terus berjalan. Waktu
saya sampai di depan kantor Lembaga Alkitab Indonesia, Roh mengatakan
supaya saya masuk ke kantor Lembaga Alkitab Indonesia ini. Saya ragu
karena disana tidak ada kenalan saya yang intim. Memang disana dulu ada
Bapak Ds. B. Probowinoto, tetapi beliau itu kini sudah pindah ke
Salatiga. Karena itu, kalau saya masuk ke kantor ini, dengan siapa saya
harus berbicara, dan apa yang harus saya bicarakan. Tetapi karena begitu
keras desakan Roh menyuruh saya untuk masuk juga, maka saya langkahkan
kaki saya masuk kesana. Salah seorang yang melihat dan mengenal saya,
dengan segera menegur saya: "Pak Ambrie Puji Tuhan; kebetulan sekali,
bahwa bapak itu (sambil menunjuk kepada seseorang yang kemudian saya
kenal adalah Ds. M.Y. Kasodu S.Th.) ingin bertemu dengan Bapak." Maka
segeralah kami berbincang-bincang. Kemudian datanglah juga Bapak Ds.
M.K. Tjakraatmadja (pengganti Ds. B. Probowinoto) yang juga sudah
mengenal nama saya dan ingin bertemu. Dari perbincangan ini saya
mendapat berkat (rezeki), karena mereka membeli beberapa buku saya. Saya
berfikir, apakah ini yang dikatakan ladang baru itu? Tidak! Saya ingin
kembali saja ke rumah. Tetapi roh saya menyuruh supaya saya melanjutkan
perjalanan ke utara lebih jauh lagi. Dan saya terus juga berjalan,
hingga sampai di depan jalan Kramat V. Roh mengatakan supaya masuk ke
jalan Kramat V ini, dan menemui Bapak Ds. Dr. Ais M.O. Pormes. Saya
berfikir bagaimana mungkin saya berbicara dengan Bapak Ais M.O. Pormes
ini karena saya tidak begitu kenal, dan tidak sepergaulan. Memang sudah
pernah bertemu, kira-kira tiga tahun yang lalu. Tetapi karena memang
demikian suruhan Roh yang ada di dalam jiwa saya, saya pergi juga, masuk
ke jalan Kramat V ini dengan tetap berjalan kaki saja. Sebelum saya
masuk rumah, saya kembali menjadi ragu karena rumah ini dulu agak ramai -
banyak pekerja-pekerja pelayanan Tuhan, tetapi sekarang sepi. Mungkin
Bapak Ais M.O. Pormes ini sudah pindah. Rupanya Bapak Ais M.O. Pormes
sudah melihat saya dan menjemput saya dimuka pintu, dan berkata:
"Hei...Pak Ambrie! Sudah dari kemarin saya ingat dan ingin bertemu
dengan Pak Ambrie karena ada yang hendak saya perbincangkan. Saya
menginginkan supaya kita dapat bekerja sama."
Saya agak heran, bagaimana mungkin Bapak Ais
Pormes ini mengingat-ingat saya, sedangkan saya tidak pernah bergaul
rapat dengan beliau. Tetapi saya ingat akan doa saya kemarin.
Jangan-jangan memang kepada beliau inilah Roh menyuruh saya datang untuk
mendapatkan ladang baru tersebut. Dalam bincang-bincang itu banyak hal
yang menyegarkan hati dan perasaan saya, karena benar-benar Pak Ais
Pormes mengharapkan saya untuk bekerja sama dalam pelayanan Tuhan dewasa
ini, terutama beliau sangat memperhatikan akan kesehatan saya yang pada
saat itu kelihatan buruk. Akhirnya Bapak Ais Pormes meminta kepada saya
membawa suratnya kepada seorang hamba Tuhan, yaitu Bapak K.M. Sinaga,
Direktur Bumi Asih di Jalan Solo 5. Surat itu saya sampaikan. Kemudian
dari Bapak K.M. Sinaga saya diminta datang ke Hotel Indonesia pada hari
Jum'at pagi karena kata beliau, banyak pendeta yang hendak berkenalan
dengan saya. Jumat pagi tanggal 24 Februari 1978, saya datang di Hotel
Indonesia, yaitu dalam satu pertemuan kelompok doa yang diadakan oleh
pengusaha-pengusaha Kristen Jakarta, yang dikenal dengan sebutan "CBMC"
(Christian Businessman Committee). Waktu nama saya diperkenalkan,
sebenarnya sudah banyak orang mengenal nama saya, namun barulah pada
hari itu mereka mengenal saya secara pribadi. Dan mulai saat itulah saya
diundang untuk melayani kebaktian-kebaktian rumah tangga dan bersaksi,
kemudian meningkat melayani kebaktian dan bersaksi di banyak Gereja di
sekitar Jakarta dan Bandung. Hingga sampai pada saat ini, saya sudah
keluar daerah Jakarta pula, misalnya mengunjungi Kalimantan Selatan
(Banjarmasin, Amuntai), dan Kalimantan Tengah, Palangkaraya, Jawa Timur
(Surabaya dan Malang), Bandung dan lain-lain. Inilah rupanya ladang baru
itu. Saya akan melayani memasyurkan Injil Kristus ini melalui pelbagai
pertemuan dan mimbar-mimbar. Meskipun sekarang saya sudah mendapatkan
ladang baru berupa pelayanan, korespondensi tidak pernah terhenti,
bahkan semakin bertambah-tambah banyak juga. Puji Tuhan! Semuanya ini
merupakan berkat dan semuanya dapat saya layani dengan penuh suka cita.
Tambahan, kesaksian selama 1979.
Ada beberapa kesaksian yang perlu juga dikemukakan selama tahun 1979 ini antara lain:
1. Pada tanggal 13 Mei 1979, atas undangan
tertulis, saya telah diundang untuk mengadakan ceramah di mesjid
Darussalam, Jl. Batanghari Jakarta oleh sekelompok pemuda-pemuda Islam
yang tergabung dalam Lembaga Pengajian Islam Al Furqan. Pokok pembahasan
ceramah adalah: Keilahian Yesus Kristus. Penyanggah ulama: Drs.
Bunyamin Roham dan Sany Arti. Yang hadir, undangan kira-kira 100 orang
terdiri dari putra-putri pelajar dan guru-guru Agama Islam. Saya hanya
datang sendiri sebagai pemberi jawab, dengan 4 orang kawan lain untuk
pengambilan photo dan lain-lain. Kesan terakhir, sangat baik, berjalan
dengan ramah tamah dan bersalaman satu sama lainnya.
2. Pada tanggal 22 Juli 1979, ceramah ini
berkelanjutan antara saya dengan beberapa tokoh-tokoh Islam dari Majelis
Ulama di Jakarta. Ceramah ini dihadiri oleh banyak tokoh-tokoh Islam.
Pokok pembahasan ceramah adalah: Allah Tritunggal Maha Esa. Ada 10 orang
terdaftar sebagai penyanggah-penyanggah, antara lain Bapak Prof. Dr.
H.M. Rasyidi, Drs. Bunyamin Roham, Dr. Tagor, Dr. Asmuni. Moderator: Dr.
Marmansyah Rahman. Pertemuan malam itu seyogyanya juga akan dihadiri
oleh Bapak Prof. Dr. Hamka, dan Drs. H. Hasbullah Bakry SH., tetapi
kedua tokoh ini berhalangan untuk hadir. Pengunjung ditaksir kurang
lebih 150 orang terdiri dari tokoh-tokoh Islam dan guru-guru Agama,
cerdik pandai. Brosur acara ini sudah diterbitkan oleh PBK Sinar Kasih.
3. Selama 2 bulan, mulai 15 Agustus mengunjungi
tempat di luar Jakarta, antara lain Jawa Barat, Jawa Timur kemudian 1
September mengadakan kunjungan misi Pemberitaan Injil ini ke Manado,
Ujung Pandang, Tanah Toraja, Palopo Balikpapan, Banjarmasin dan Kapuas.
PENUTUP
Janji Keselamatan Hidup Kekal di Sorga bagi Pengikut-Pengikut Kristus
KESELAMATAN adalah pokok sasaran bagi setiap
orang. Keselamatan bagi dirinya, keselamatan bagi keluarganya,
keselamatan bagi harta benda kekayaannya, dan seribu satu macam
keselamatan. Semuanya itu adalah menjadi pokok utama kebahagiaan hidup.
Bagi setiap orang yang beragama, keselamatan itu tidak hanya berhenti
pada batas kehidupan duniawinya saja, tetapi juga keselamatan bagi
rohaninya, terhindar dari pengaruh berbuat dosa, pengaruh berbuat
kejahatan. Keselamatan rohaninya penuh dengan kasih-sayang
yang kesemuanya adalah untuk keselamatan hidup di alam sorgawi. Jika
sekiranya Adam dan Hawa tidak berbuat salah jatuh ke dalam dosa, maka
manusia akan tetap tinggal dalam sorga dengan kehidupan yang kekal.
Tetapi karena dosa Adam dan Hawa, melanggar larangan Tuhan, menyebabkan
manusia dimulai dari Adam dan Hawa dikeluarkan dari kehidupan yang kekal
itu, ke alam dunia, dengan kehidupan yang fana, tidak kekal, yaitu
mengalami maut, kematian rohani, dan kematian jasmani. Kehidupan yang
fana dengan kematian rohani dan jasmani inilah merupakan dosa Adam dan
Hawa yang kita warisi, diwarisi oleh semua umat manusia di dunia ini,
diwarisi oleh saya dan saudara. Tetapi Allah yang Rahmani dan Rahimi itu
tidak membiarkan kita untuk tetap mati rohani terpisah dengan Allah,
dan Dia berjanji akan memberikan kehidupan yang kekal kembali di alam
sorgawi sebagaimana Adam dan Hawa semula dijadikan.
Tindakan pertama:
Allah berfirman melalui lidah para nabi dahulu
kala, agar manusia menjadi orang yang taat kembali kepada Allah,
menuruti Hukum-hukumNya, antara lain Taurat dan Kitab para nabi (Ibrani
1:1a).
Tindakan kedua:
Allah menjadikan Firman-Nya itu, dalam
kehidupan seorang manusia, yaitu Yesus Kristus, yang disebut juga
"Firman yang Hidup" (Kalimatil hayawaht), dengan kata lain disebutkan
juga sebagai "Anak Tungga! Bapa" (Ibrani 1:1b, Yohanes 1:1,14, 1 Yohanes
1:1).
Tindakan ketiga:
Allah memimpin umat manusia dengan Rohulkudus,
yaitu Roh Allah itu sendiri untuk memberikan pertolongan bimbingan
(taufik dan hidayaht) umat di dunia ini, agar mentaati segala firman
Allah yang telah tertulis dalam Alkitab dewasa ini. Maka bagi
orang-orang yang mentaati itu semua, dijanjikan untuk kembali
mendapatkan kehidupan yang kekal di alam sorgawi sebagaimana asalnya
Adam dan Hawa dijadikan.
Perlu dicatat:
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).
"Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Markus 16:16).
Yesus mengatakan: "Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes
10:10). "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir
zaman" (Matius 28:20).
"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kau
berdiri melihat kelangit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu
melihat Dia naik ke sorga" (Kisah Para Rasul 1:11).
Dalam hal ini Yesus mengatakan : "Pada waktu itu
orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala
kekuasaan dan kemuliaannya'' (Lukas 21:27).
Catatan: Kedatangan Yesus Kristus (Isa Almasih)
yang kedua kalinya ini, tidaklah hanya diwartakan dalam Alkitab, tetapi
juga ditunjang kebenarannya berita ini dan dipercayai oleh kaum Muslim
yang sangat jelas sekali diwartakan dalam Hadits ucapan-ucapan Muhammad
antara lain dapat dibaca kembali pada halaman 38 dalam buku ini,
yaitu sebagai Hakim yang Adil.
Empat janji Allah yang memberikan jaminan kepada kita:
1. Mendapat kehidupan yang kekal kembali kedalam sorga, sebagaimana asalnya Adam dan Hawa dijadikan.
2. Untuk mendapatkan hak Hidup Kekal dan
Keselamatan Sorgawi ini, orang wajib percaya akan Yesus Kristus dan
menjadi pengikutnya yang setia serta dibaptiskan.
3. Setiap pengikut Kristus dijanjikan akan
mendapat segala kelimpahan hidup, baik dari segi rohaninya maupun dari
segi jasmani dan materinya, berupa berkat-berkat dari sorga. Setiap
pengikut Kristus tidak akan merasakan berkekurangan, tetapi selalu akan
merasakan berkecukupan atau berkelimpahan.
4. Juga Allah menjadikan, bahwa Roh Allah Atau
Rohulkudus itu akan menyertai setiap orang yang mengaku percaya, menjadi
pengikut Kristus itu setiap saat senantiasa, dimanapun ia berada,
hingga pada kesudahan alam. Jika dalam kehidupan kita sehari-hari Allah
senantiasa beserta kita, tidak ada setan atau iblis manapun juga yang
dapat mengalahkan dan menipu kita.
"Sebab itu, wahai saudara-saudaraku yang
kekasih: Marilah, bertindaklah sekarang juga. Berbuatlah dan ambillah
suatu keputusan yang nyata untuk mendapatkan Keselamatan yang dijanjikan
itu, yaitu terimalah Yesus Kristus bertahta di dalam hati saudara, agar
kita pada kehidupan yang kedua nanti akan tetap diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dalam keadaan sejahtera aman dan damai di
dalam Dia, hidup bersama Allah dalam alam sorgawi yang kekal abadi itu.
Kesempatan yang baik ini jangan diabaikan. Jangan tunggu besok apa yang
dapat dikerjakan sekarang. Besok mungkin sudah terlambat, pintu
pertobatan tertutup, dan penyesalan tidak akan berkesudahan sepanjang
masa dalam derita penghukuman. Sekarang juga, datanglah dengan hati yang
tulus, menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi,
untuk dapat memasuki pintu sorga Keselamatan Hidup yang Kekal itu untuk
selama-lamanya. Ingatlah, bahwa: KESELAMATAN tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam DIA (Yesus Kristus), sebab dibawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan" (Kisah Rasul 4:12).
Hormat dan Salam Kasih dalam Yesus Kristus,
Hamran Ambrie
Jakarta, November 1978/1979
0 komentar:
Posting Komentar