KUPAS TUNTAS SPIRITISME....
MANAKAH DALIL DUNIA ORANG MATI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA DI DUNIA INI....
Orang kaya itu meminta Abraham menyuruh Lazarus ke bumi untuk memperingatkan saudara-saudaranya, namun dalam kisah perumpamaan ini sudah tidak mungkin, sebab orang mati tidak dapat berhubungan dengan manusia yang hidup di bumi.
Lukas 16:19-31 Orang Kaya dan lazarus yang miskin
16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.
Orang yang sudah mati -- menurut Alkitab -- tidak dapat berhubungan dengan yang masih hidup di dunia.
* Pengkotbah 12:7 LAI TB, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh (RUAKH) kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
KJV, Then shall the dust return to the earth as it was: and the spirit shall return unto God who gave it.
Hebrew,
וְיָשֹׁב הֶעָפָר עַל־הָאָרֶץ כְּשֶׁהָיָה וְהָרוּחַ תָּשׁוּב אֶל־הָאֱלֹהִים אֲשֶׁר נְתָנָהּ׃Translit, VEYASYOV HE'AFAR 'AL-HA'ARETS KESYEHAYAH VEHARU'AKH TASYUV 'EL-HA'ELOHIM ASYER NETANAH
Tubuh manusia berasal dari debu tanah, maka ketika manusia mati, tubuh ini kembali menjadi debu tanah. Orang mati belum tentu berada dalam kubur dalam arti fisik, karena ada yang dibakar dan abunya disimpan ke dalam gentong. Saya memang tidak menaruh kepercayaan akan adanya arwah manusia yang gentayangan dan dapat berhubungan dengan manusia yang hidup. Pengkhotbah 12:7 menulis "roh" (Ibrani: 'ruakh') kembali kepada Allah. Jikalau ada "roh" yang menjelma seolah-olah sebagai orang yang mati, "roh" itu tentu tanda Tanya besar, Iblis bisa saja menjelma menyerupai orang yang pernah hidup. Dan "roh" itu masuk dalam kategori roh jahat atau roh najis.
Di samping itu, dalam Alkitab, larangan melakukan Spiritisme (berhubungan dengan arwah) jelas sekali. Dalam Perjanjian Lama ada kesan bila seseorang meninggal, maka arwah atau rohnya akan tetap hidup dan akan menunggu di Hades dan tidak berkeliaran ke mana-mana. Yang jelas tidak disebutkan bahwa roh itu masih bisa berhubungan dengan orang hidup
"Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan ... Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN Allahmu." (Imamat19:26b,31)
Yang melakukan praktek demikian dianggap melakukan perzinahan rohani dan patut dihukum mati.
"Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya." (Imamat 20:6)
Demi mentaati Taurat raja Yosia menghapuskan praktek spiritisme di tanah Yehuda:
"Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN." (2 Raja 23:24)
Nabi Yesaya melarang praktek spiritisme:
"Dan apabila orang berkata kepada kamu: 'Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,' maka jawablah: 'Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup? (Yesaya 9:19, bandingkan Yesaya 19:3).
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa dalam Alkitab ada larangan berhubungan dengan arwah/roh orang mati secara jelas. Dan bukan hanya dilarang tetapi yang melakukan dan petenung yang menjadi medium akan dihukum mati, demikian menurut hukum Taurat.
Paulus menyebut agar tidak mengikuti roh-roh penyesat (I Timotius 4:1), dan jemaat di Efesus dengan latar belakang kegelapan spiritisme harus meninggalkan praktek itu (Efesus 5:11). Rasul Yohanes mengatakan bahwa mereka yang melakukan praktek demikian tidak akan masuk ke dalam kerajaan Sorga (Wahyu 22:15).
Jadi, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menutup kemungkinan hubungan antara orang hidup dan roh orang mati, Alkitab sebagai kesatuan jelas menyatakan bahwa spiritisme/ hubungan dengan arwah-arwah (orang mati) ditolak oleh Tuhan.
Kita harus menyadari bahwa dalam perikop 1 Samuel pasal 28 tidak ada bukti bahwa ada yang melihat secara kasat mata bahwa roh itu roh Samuel:
28:11 Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku."
28:12 Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!"
28:13 Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."
28:14 Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.
Ayat-ayat diatas memang dapat menimbulkan masalah, salah satunya adalah bahwa petenung tidak mengenal Samuel secara pribadi, namun tentu tidak sukar bagi petenung itu untuk mengerti gambaran Samuel mengingat ia adalah nabi populer yang melayani sampai tua, apalagi menggambarkannya sebagai seorang 'tua yang ilahi berjubah keluar dari bumi.' Saul dan kedua pegawainya juga tidak melihat wajah Samuel secara langsung, sehingga dalam suasana ketakutan, terasing, dan frustrasi, kondisi Saul benar-benar takluk kepada sugesti petenung, itulah sebabnya ia menerima apapun yang disodorkan oleh petenung apalagi gambaran yang diberikan memenuhi keinginan hati Saul. Inilah suasana manipulasi kejiwaan yang lazim dalam praktek-praktek Spiritisme.
TUHAN SUDAH MEMUTUSKAN HUBUNGAN :
Samuel dalam masa pelayanannya telah melarang orang-orang berhubungan dengan petenung sehingga Saul membasmi semua petenung. Saul juga sudah ditolak Tuhan sehingga Tuhan tidak mau menemuinya baik melalui Mimpi, Urim maupun Nabi (1 Samuel 28:6, termasuk nabi Samuel tentunya), ini diakui oleh Saul sendiri (ayat 15).
Perkataan 'roh' yang muncul kontradiktif, sebab disatu segi ia mengaku sebagai Samuel nabi Allah dan mau menemui Saul padahal disegi lain ia mengatakan bahwa 'Tuhan telah undur dari Saul' (ayat 16) dan diingatkan Samuel (ayat 17).
Tuhan sudah tidak mau berbicara kepada Saul dan sampai matipun Samuel sudah menolak bertemu Saul dan memerintahkan menghukum mati petenung, maka tentu saja adalah mustahil kalau sekarang Tuhan menggunakan jasa petenung dan Samuel bisa dan mau dipanggil oleh petenung yang disuruhnya untuk dimusnahkan itu.
Kita harus tahu bahwa Samuel adalah nabi yang tegas dan konsisten, ia memarahi Saul ketika Saul masih berkuasa karena tidak taat kepada Tuhan dan menolaknya sebagai raja, bahkan ketika Saul tidak membunuh raja Agag, Samuel sendirilah yang menghunus pedang dan mencincang Agag (1 Samuel 15:33) dan sejak itu karena marah ia meninggalkan Saul dan tidak pernah bertemu lagi (ayat 34). Maka adalah mustahil kalau kemudian Samuel begitu lunak merasa 'terganggu' tidurnya ketika dipanggil Saul.
TIDAK ADA SAKSI MATA
Perlu diketahui bahwa dalam praktek Spiritisme seperti di Endor, pasien tidak ikut melihat dan kita tidak tahu apakah dukun benar-benar melihat sesuatu atau hanya meraba-raba pikiran tentang apa yang ingin dilihat pasiennya, demikian juga dua pegawai Saul, demikian juga kitab 1Samuel 28 ditulis bukan oleh saksi mata tetapi oleh nabi Nathan dan Gad atau editornya berdasarkan laporan yang keluar dari istana Saul (secara obyektip) tanpa ada usaha untuk menguji apakah itu betul-betul roh Samuel karena tidak ada yang melihatnya (secara subyektip).
Kita harus juga mengingat bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab sekalipun dipercaya sebagai 'diilhami Roh Kudus' tidak bisa begitu saja kita mengerti secara harfiah seperti apa yang tertulis tetapi harus dimengerti secara kontekstual dan hermeneutis. Bukti lain yang cukup jelas yang menunjukkan bahwa peristiwa di Endor adalah praktek penipuan spiritisme adalah ayat berikut:
"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai." (1 Tawarikh 10:13-14).
Dalam ayat-ayat ini jelas disebutkan bahwa 'Saul tidak setia kepada TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN.' Apakah firman Tuhan yang dimaksudkan? Tentunya larangan mengunjungi dan berpegang pada firman petenung, ini jelas karena disebutkan bahwa 'Saul telah meminta petunjuk dari arwah.' Tentu tidak akan disebut sebagai arwah begitu saja kalau itu arwah Samuel dan tentu tidak akan disalahkan kalau memang kehendak Tuhan! Selanjutnya disebutkan pula bahwa Saul 'tidak meminta petunjuk TUHAN.' Samuel adalah corong dan perantara firman Tuhan maka sebutan ini jelas menunjukkan bahwa arwah itu bukan arwah Samuel yang adalah perantara petunjuk Tuhan itu sendiri!
Memang di kalangan penafsir ada yang berpendapat bahwa roh itu roh Samuel dengan alasan bahwa 'Tuhan memperkenankan hal itu terjadi bila Tuhan menghendaki.' Masalah yang perlu direnungkan bukan soal otoritas Allah apakah Allah bisa atau tidak bisa mengizinkan hal itu terjadi, tetapi kita perlu melihat dari konteks ayat 1 Tawarikh 10:13-14 di atas, bahwa kalau memang 'Tuhan memperkenankan dan menghendaki' mengapa kemudian Saul disalahkan dan dihukum mati untuk suatu perbuatan yang dikatakan 'diperkenan dan dikehendaki Tuhan' itu? Ini memunculkan dualisme yang lebih besar lagi seakan-akan Tuhan itu plin-plan.
Jadi 'roh' itu jelas bukan roh Samuel dan tidak ada petunjuk dalam Alkitab di bagian lain yang menunjang bahwa itu roh Samuel, malah banyak bagian Alkitab memuat berita sebaliknya yaitu agar 'memusnahkan semua petenung pemanggil arwah.'
LARANGAN MELAKUKAN SPIRITISME
Dalam Alkitab, larangan melakukan Spiritisme (berhubungan dengan arwah) jelas sekali. Dalam Perjanjian Lama ada kesan bila seseorang meninggal, maka arwah atau rohnya akan tetap hidup dan akan menunggu di Hades dan tidak berkeliaran ke mana-mana. Yang jelas tidak disebutkan bahwa roh itu masih bisa berhubungan dengan orang hidup (Memang ada kasus 'Saul di Endor' yang akan dibahas kemudian). Banyak ayat-ayat sedini kitab Keluaran menyebutkan larangan berhubungan dengan arwah/roh itu. Musa melarang dengan keras mereka yang mencari dan berhubungan dengan arwah atau roh peramal:
"Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan ... Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN Allahmu." (Imamat 19:26b,31)
Yang melakukan praktek demikian dianggap melakukan perzinahan rohani dan patut dihukum mati.
"Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya." (Imamat 20:6)
"Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan halhal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu." (Ulangan 18:10-12).
Para medium, petenung dan ahli sihir harus dibunuh:
Samuel menyebutnya sebagai kedurhakaan dan menolak Tuhan:
Raja Saul menyingkirkan para pemanggil arwah:
"Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal." (1 Samurl 28:3b)
Raja Manasye telah mendukakan Tuhan dengan praktek ini:
Demi mentaati Taurat raja Yosia menghapuskan praktek spiritisme di tanah Yehuda:
"Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN." (2 Raja 23:24)
Nabi Yesaya melarang praktek spiritisme:
"Dan apabila orang berkata kepada kamu: 'Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,' maka jawablah: 'Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup? (Yesaya 9:19, bandingkan Yesaya 19:3).
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama ada larangan berhubungan dengan arwah/roh orang mati secara jelas. Dan bukan hanya dilarang tetapi yang melakukan dan petenung yang menjadi medium akan dihukum mati. Dalam Perjanjian Baru juga ada indikasi seperti dalam Perjanjian Lama bahwa orang yang mati, rohnya akan tetap hidup tetapi mereka tidak beristirahat di satu tempat dan perumpamaan 'Orang Kaya dan Lazarus yang miskin' menunjukkan bahwa mereka akan dipisahkan. Yang bertobat ke tempat yang sejuk dan yang tidak bertobat ke tempat yang panas. (Lukas 16:19-23) dan pada waktu Yesus disalib Ia menjanjikan salah seorang pembunuh yang disalib bersama untuk bersamanya di Firdaus dan yang lain tidak (Lukas 23:43).
Dalam perumpamaan di atas dapat diketahui bahwa roh orang mati masih mempunyai kesadaran dan perasaan tetapi tidak dapat berbuat apa-apa atau dalam keadaan statis/stagnasi sehingga hubungan dengan yang hidup tidak dimungkinkan. Arwah/roh orang mati berbeda dengan mahluk roh (setan, malaikat) karena ia hanya berbentuk aspek roh saja dan bukan mahluk roh yang bisa menyatakan diri kepada manusia atau merasuk orang hidup (yang masih menyatu aspek tubuh dan rohnya). Paulus menyebut agar tidak mengikuti roh-roh penyesat (I Timotius 4:1), dan jemaat di Efesus dengan latar belakang kegelapan spiritisme harus meninggalkan praktek itu (Efesus 5:11). Rasul Yohanes mengatakan bahwa mereka yang melakukan praktek demikian tidak akan masuk ke dalam kerajaan Sorga (Wahyu 22:15).
Jadi, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menutup kemungkinan hubungan antara orang hidup dan roh orang mati, karena itu baik dari konteks ayat 1 Tawarikh 10:13-14 dimana Saul dihukum mati karena mendatangi perempuan petenung di Endor maupun konteks Alkitab sebagai kesatuan jelas bahwa spiritisme ditolak oleh Tuhan dan tentu tidak akan dilakukan oleh Tuhan.
Lebih baik berdoa untuk yang masih hidup, supaya ia mendapat karunia keselamatan dan keselamatannya terjamin.
Tidak ada perlunya mendoakan orang mati :
> Ulangan 18:10-11 Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati."
> Ayub 7:9
Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali."
> Mazmur 6:6 Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?"
> Mazmur 31:13
Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah."
> Yesaya 38:18
Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu."
> Yeremia 22:10 Janganlah kamu menangisi orang mati dan janganlah turut berdukacita karena dia. Lebih baiklah kamu menangisi dia yang sudah pergi, sebab ia tidak akan kembali lagi, ia tidak lagi akan
melihat tanah kelahirannya."
> Mazmur 30:10
Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?
> Mazmur 88:11-13
88:11 Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepada-Mu? S e l a
88:12 Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
88:13 Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?
> Mazmur 115:17-18
115:17 Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi,
115:18 tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!
> Yesaya 38:18-19
38:18 Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.
38:19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
Dalam Kristianitas, di acara Penguburan/ Peringatan kematian lazim disebut "Acara Penghiburan." Penghiburan bagi keluarga dan sanak dan teman yang ditinggalkan oleh yang meninggal dunia. Terdapat nyanyian pujian bahwa yang meninggal telah bertemu dengan Bapa di Surga, ada doa-doa syafaat bagi yang hidup agar diberi ketabahan dan kekuatan dalam sikap-sikap yang menghormati semua kenangan tentang yang meninggal itu. Tetapi doa-doa lebih ditujukan kepada para yang hidup, sebab yang telah meninggal kini telah berada di alam lain dan telah bertemu Sang Pencipta(Pengkotbah 12:7).
0 komentar:
Posting Komentar