TRANSFORMASI INDONESIA. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menjawab Dakwaan Roma 3:7 + 2 Korintus 12:16

http://www.sarapanpagi.org/gaya-diatribe-paulus-vt685.html 
Menjawab Dakwaan Roma 3:7 + 2 Korintus 12:16 yang laris manis....dilontarkan seolah PAULUS PENDUSTA :

Ya, benar, ayat diatas, laris manis di kalangan yang gemar mengkritisi ALKITAB (Mr. Deedat juga pake ayat2 diatas)
biasa-lah, trick-nya selalu 'comot satu ayat' dan kemudian digunakan menyerang. 

"Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya." (2 Korintus 12:16) 

Jika ada yang mempertanyakan ayat diatas, ia belum mengetahui gaya penulisan rasul Paulus :

Gaya penulisan yang sering digunakan oleh Paulus adalah DIATRIBE. 
Coraknya adalah rasul Paulus seakan-akan berdebat dengan orang lain. 

Jadi dengan kata lain tulisan tersebut seolah disajikan dalam bentuk pertanyaan/tuduhan dan jawaban. 

Ada contoh ayat lagi yang paling sering digunakan teman-teman muslim adalah Roma 3 ayat 7 : 

* Roma 3:7 
LAI TB, Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
King James Version, For if the truth of God hath more abounded through my lie unto his glory; why yet am I also judged as a sinner?
New American Standard Bible (©1995) , But if through my lie the truth of God abounded to His glory, why am I also still being judged as a sinner?
New international Version, Someone might argue, "If my falsehood enhances God's truthfulness and so increases his glory, why am I still condemned as a sinner?"
Contemporary English Version (CEV) Copyright © 1995, Since your lies bring great honor to God by showing how truthful he is, you may ask why God still says you are a sinner. 
Naskah Bahasa Asli Yunani Textus Receptus (TR), ει γαρ η αληθεια του θεου εν τω εμω ψευσματι επερισσευσεν εις την δοξαν αυτου τι ετι καγω ως αμαρτωλος κρινομαι
Translit interlinear, ei gar {jika} hê alêtheia {karena kebenaran} tou theou {Allah} en {di dalam} tô emô {-ku} pseusmati {dusta} eperisseusen {ia berlimpah} eis {ke dalam} tên doxan {kemuliaan} autou {-Nya} ti {apakah} eti {masih} kagô {aku juga} hôs {seperti} hamartôlos {orang yang berdosa} krinomai {aku dihakimi}

Secara kontekstual, kata ganti "-ku" (dustaku) pada ayat ini, sebenarnya tidak merujuk kepada pribadi Rasul Paulus. Bandingkan dengan terjemahan NIV yang menterjemahkannya secara kontekstual, sbb :

"Someone might argue, "If my falsehood enhances God's truthfulness and so increases his glory, why am I still condemned as a sinner?"

NIV, meski tidak menterjemahkan naskah Yunani secara static/ literal sebagaimana terjemahan KJV, namun terjemahan ini tak dapat dipersalahkan, karena NIV menyajikan "terjemahan" yang lebih mudah dipahami oleh pembaca. Dibawan nanti akan disajikan penejelasannya , bahwa kata "dusta-ku" tidak merujuk kepada pribadi rasul Paulus.

Kita lihat selengkapnya, supaya kita mengerti konteksnya :

* Roma 3 : 1–8 
3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
3:2 Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
3:3 Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
3:4 Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."
3:5 Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah -- aku berkata sebagai manusia -- jika Ia menampakkan murka-Nya?
3:6 Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?
3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
3:8 Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.

Dalam perikop ini ada "4 pertanyaan yang diajukan" dan "ada 4 jawaban yang diberikan oleh rasul Paulus". 

Pertanyaan pertama : 
Ayat 1 : Jika demikian apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? 
Ayat 2 : berisi jawaban atas pertanyaan ayat 1. 

Pertanyaan kedua : 
Ayat 3 : Jadi bagaimana, jika diantara mereka ada yang tidak setia………? 
Ayat 4 berisi berisi jawaban atas pertanyaan ayat 3 

Petanyaan ketiga : 
Ayat 5 : Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan ? …… 
Ayat 6 berisi jawaban atas pertanyaan ayat 5 

Pertanyaan keempat : 
Ayat 7 : TETAPI JIKA KEBENARAN ALLAH OLEH DUSTAKU SEMAKIN MELIMPAH BAGI KEMULIAANNYA, MENGAPA AKU MASIH DIHAKIMI LAGI SEBAGAI ORANG BERDOSA? 
Ayat 8 adalah jawaban atas pertanyaan ayat 7 diatas, yaitu : 
Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan bahwa kita berkata, “Marilah kita berbuat jahat supaya yang baik timbul daripadanya.” ORANG SEMACAM ITU SUDAH SELAYAKNYA MENDAPAT HUKUMAN. 

Posisi rasul Paulus jelas, DOSA (termasuk dusta) TIDAK DAPAT MENIMBULKAN KEBAIKAN, DAN ORANG YANG BERDOSA (TERMASUK DUSTA) AKAN MENDAPAT HUKUMAN.
Sekarang, kita bahas ayatnya, sbb :

Ayat 1 & 2,
Paulus menjelaskan dimana manfaat sunat dipertanyakan. Paulus berkata bahwa hukum Taurat dan sunat hanya berguna bai orang yang mentaati Taurat. Sunat itu mempunyai dua unsur. Unsur yang pertama adalah ketaatan, dan unsur yang kedua adalah janji Allah yang diberikan kepada Abraham tanpa syarat. Sunat memang menandai bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Kejadian pasal 17, di mana Allah menetapkan sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya, sangat berguna untuk mengerti sikap Paulus terhadap sunat, ketaatan, dan kesetiaan Tuhan Allah. Dalam Kejadian 17:9 Allah berkata, "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku .... " Itulah yang harus ditekankan dari segi ketaatan bangsa Israel. Justru itulah yang sudah ditangani oleh Rasul Paulus dalam Roma 2:25-29. Tetapi Kejadian 17:4 harus dibaca juga. Di situ Tuhan berkata, "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dcngan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa." Dalam Roma 3:1-4 Paulus menekankan hal ini: janji Allah bagi Israel, umat pilihan-Nya. Bagi Paulus, setiap kelebihan yang dimiliki umat Israel, antara lain dalam bidang moral, kesenian, sains, dan sastra, didasari pada firman Tuhan yang dikaruniakan kepada mereka. Dan firman itu mengandung suatu janji yang tidak dapat dihapus: Allah telah mengadakan perjanjian dengan Abraham serta keturunannya turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Allah menjadi Allahnya dan Allah keturunannya (Kejadian 17:7).

Ayat 3 & 4
Salah satu akibat dari ketidaksetiaan mereka yang sudah diuraikan di atas adalah bahwa tidak ada keringanan dari Tuhan dalam penghakiman atas mereka. Tetapi, apakah ketidaksetiaan itu meniadakan janji Allah? "Paulus di sini menyentuh suatu hal yang akan ditangani secara lengkap dalam pasal Roma 9-11 .... Ia menegaskan bahwa ketidaksetiaan manusia membuat kesetiaan dan kebenaran Allah semakin nyata." Dengan kata lain, walaupun umat Israel berdosa dan mengingkari janji mereka untuk tetap setia kepada Allah, justru ketidaksetiaan mereka akan membuat kesetiaan Tuhan semakin penuh dengan pengampunan yang mulia.
Ayat 4 yang menulis 3:4 [color]"Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."[/color], ini merujuk pada Mazmur 116:11 juga berkata, "Semua manusia pembohong," tetapi gagasan itu lebih dikembangkan di sini daripada dalam kitab Mazmur. Paulus menegaskan bahwa tidak mungkin Allah menjadi tidak benar. Manusialah yang tidak benar, semua manusia pembohong, tetapi Allah tetap benar. Juga dalam Mazmur 51:6, Daud berkata, "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukumanmu." Daud dibiarkan untuk berdosa, supaya kemuliaan kebenaran Allah dinyatakan. Jadi, walaupun dosa manusia melawan kehendak Allah, dosa juga mempermuliakan Allah, sama seperti sesuatu yang putih lebih kelihatan pada latar belakang yang hitam.

Ayat 5 & 6
Kepandaian manusia kelihatan dalam pertanyaan dalam ayat 5 ini. Mungkinkah kata, aku berkata sebagai manusia berarti bahwa Paulus pernah mendengar dalih seperti ini? Manusia yang suka berdosa suka membenarkan dirinya, dan di sini kita dapat membaca suatu usaha manusia untuk membebaskan dirinya dari hukuman Allah. Manusia pandai menggunakan "logika", tetapi kelak logika ini tidak akan diterima di hadapan takhta Allah. Ayat 6 Paulus menyatakan penolakan yang jelas. Bahwa hak Allah untuk menghakimi dunia tidak diragukan dalam konteks ini; jadi dalih manusia dalam pasal 3:5 dinyatakan sebagai dalih saja. 

Ayat 7 & 8 yang dipermasalahkan oleh penuduh :
Keberatan yang pertama dikemukakan lagi dalam Roma 3:7, di mana "si anu" berdalih lagi, dengan berkata .... "Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?". Pikiran si anu sudah lebih maju daripada apa yang dikatakannya dalam Roma 3:5. Dalam Roma 3:5 ia berkata bahwa dosa tidak dapat dihakimi dengan adil, tetapi dalam Roma 3:7 ia hampir berkata bahwa orang berdosa tidak usah disebut orang berdosa. Menurut si anu, mungkin mereka lebih baik dianggap sebagai penolong Allah, karena dosa mereka mempermuliakan Allah! Kepandaian manusia berusaha lagi untuk meniadakan rasa bersalah mereka terhadap Allah. Suara hati orang berkata bahwa mereka salah, tetapi manusia berusaha untuk menutup suara hati itu dcngan segala macam "logika" dan dalih. Sebenarnya usaha mereka itu sia-sia. 

Mengenai pertanyaan dalam Roma 3:7 ini, Paulus memberikan jawabannya pada Roma 3:8 " Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.". Ini adalah 2 argumentasi yang salah yang diungkap oleh Rasul Paulus untuk menerangkan pertanyaan pada Roma 3:7, bahwa pengertian bahwa Allah membutuhkan dosa untuk membuktikan bahwa Dia adalah Allah adalah suatu pengertian yang salah. Karena Allah sama sekali tidak membutuhkan hal semacam itu. Karena Dia adalah Allah, ketika ada dosa Dia akan menunjukkan siapa diriNya. Manusia yang jahat mendengarkan kebenaran hanya untuk menyelewengkannya. Dan rupanya Injil yang diberitakan Paulus sudah diselewengkan orang sampai mereka tidak dapat lagi membedakan yang baik dari yang jahat. Penyelewengan "si anu" begitu nyata sehingga Paulus dapat menanggapi mereka dengan kata yang cukup keras: "Mereka selayaknya mendapat hukuman". Segala usaha yang dapat diusahakan oleh manusia untuk membebaskan diri mereka dari rasa bersalah ataupun dari hukuman Allah, adalah sia-sia. Tetapi betapa lebih mulianya untuk melihatnya bagaimana dan siapa Allah didalam suasana persekutuan abadi dengan Dia daripada melihat bagaimana dan siapa Dia didalam suasana dibuang dari hadiratNya dengan segala akibatnya yaitu hukuman Allah yang sungguh mengerikan itu.

Dengan demikian kita tahu Roma 3:7 yang tidak dapat dicomot sendirian, karena pengertiannya erat dengan ayat berikutnya, yaitu penolakan akan dusta.

Posisi rasul Paulus yang menolak dusta diperkuat lagi di : 

* Efesus 4:25
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain …” 

* Kolose 3:9 
“ Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah meninggalkan manusia lama dan kelakuannya” 

AJARAN RASUL PAULUS MELARANG DUSTA....MAKA IA BERKATA :
Rm. 9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, AKU(RASUL PAULUS) TIDAK BERDUSTA. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,

2Kor. 11:31 Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa AKU(RASUL PAULUS) TIDAK BERDUSTA.

Gal. 1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, AKU(RASUL PAULUS) TIDAK BERDUSTA.

Sikap rasul Paulus yang sungguh menolak dusta, dan sekali lagi saya tekankan bahwa Roma 3:7 tidak dapat dicomot tanpa melihat konteks. Cara comot satu ayat dan menggunakan "kata negatif" untuk membenarkan suatu tuduhan terhadap Alkitab/ pengajaran Kristiani memang marak dilontarkan oleh pengkritik Alkitab.
=================
 Hal yang sama terdapat dalam 2 Korintus 12:16 

* 2 Korintus 12:16 
LAI TB, Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi -- kamu katakan -- dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.
King James Bible, But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile.
New American Standard Bible (©1995), But be that as it may, I did not burden you myself; nevertheless, crafty fellow that I am, I took you in by deceit.
New International Version (NIV), Be that as it may, I have not been a burden to you. Yet, crafty fellow that I am, I caught you by trickery!
Contemporary English Version (CEV) Copyright © 1995 , You agree that I wasn't a burden to you. Maybe that's because I was trying to catch you off guard and trick you.
Textus Receptus (TR), εστω δε εγω ου κατεβαρησα υμας αλλ υπαρχων πανουργος δολω υμας ελαβον
Translit interlinear, estô {biarkanlah} de {tetapi} egô {aku} ou {tidak} katebarêsa {menjadi beban bagi} humas {kamu} all {tetapi} huparkhôn {karena adalah} panourgos {licik} dolô {dengan tipu daya} humas {kamu} elabon {aku telah menjerat/ mengambil keuntungan (dari)}

- A Text Without Context is a Pretext to a Proof Text –

Untuk mengerti konteksnya, silahkan baca 2 Korintus 12:14-18

* 2 Korintus 12:14-18
12:14 Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya.
12:15 Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi?
12:16 Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi -- kamu katakan -- dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.
12:17 Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka, yang kuutus kepada kamu?
12:18 Memang aku telah meminta Titus untuk pergi dan bersama-sama dengan dia aku mengutus saudara yang lain itu. Adakah Titus mengambil untung dari pada kamu? Tidakkah kami berdua hidup menurut roh yang sama dan tidakkah kami berlaku menurut cara yang sama? 

Sama dengan tuduhan terhadap Roma 3:7, penuduh menggunakan metode yang sama yaitu comot satu ayat, dan menggunakan "kata negatif" untuk memperkuat tuduhannya dengan tanpa melihat konteks. Padahal untuk mengerti apa yang dimaksud dalam 2 Korintus 12:16, kita harus membaca ayat-ayat lainnya untuk mengerti konteks-nya, maka setidaknya harus mulai ayat ke 14 sampai 18 supaya tidak terjadi salah paham. 

Garis besar 2 Korintus 12:14-18, sbb :

Beberapa orang Korintus salah menanggapi bahwa kunjungan rasul Paulus adalah demi uang. 

ayat 14 : .... sebab bukan hartamu yang aku cari .... 

Rasul Paulus menuliskan tuduhan orang Korintus tersebut : 
ayat 16 : ..... dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya. 

ayat 17 dan 18 adalah jawaban langsung dari rasul Paulus terhadap tuduhan diatas, yaitu : "Jadi pernahkan aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka yang kuutus kepada kamu?


Sekarang kita kaji ayat-per-ayatnya sbb :

Ayat 14,
Dalam ayat ini dan 2 Korintus 12:1-2 dinyatakan bahwa Paulus sudah dua kali mengunjungi Kota Korintus pada waktu la menulis surat ini. Paulus tidak hanya bersedia di dalam pikirannya datang kepada mereka, tetapi ia juga bersedia datang kepada mereka segera untuk ketiga kalinya. Ini berarti bahwa ia sudah dua kali mengunjungi mereka dan sekarang ia bersedia datang untuk ketiga kalinya. Mungkin kunjungan yang kedua ini dilakukannya pada waktu ia tinggal tiga tahun lamanya di Efesus. Dan kunjungan itu mungkin telah mendatangkan sukacita kepadanya sehingga sesudah kunjungan itu ia mengirim surat kepada jemaat di Korintus.

Paulus berbicara kepada mereka dengan penuh kasih seperti seorang bapa rohani (gembala). Dalam kunjungannya yang ketiga itu, ia tidak akan menerima bantuan dari mereka. Ia tidak bermaksud mencari harta mereka, melainkan hati mereka. Dalam hal ini Paulus hendak menggunakan hak seorang bapa. Karena kasihnya kepada mereka ia akan memberikan harta dan dirinya kepada mereka tanpa meminta imbalan apa pun, kecuali kasih mereka kepadanya.

Ayat 15,
Seperti seorang tentara yang senantiasa setia dan bersedia berkorban dan dikorbankan (mati) karena tanah airnya, demikian pula Paulus bersedia berkorban (mati kalau perlu) karena Kerajaan Allah dan karena jiwa manusia-manusia yang harus diselamatkan oleh pemberitaan Injil. Kasih itulah yang telah dicurahkan Allah ke dalam hati Paulus oleh Roh Kudus (lihat Roma 5:5), sehingga kasih Kristus yang menguasai hatinya (2 Korintus 5:14). Kasih itu pulalah yang ingin dicurahkan Allah ke dalam hati setiap gembala sidang dan pemberita Injil. Kasih semacam itu tidak menuntut imbalan apa-apa.

Ayat 16 yang dipermasalahkan oleh penuduh,
Ayat16 ini secara khusus ditulis untuk para rasul palsu. Mereka berkata bahwa Paulus telah berdusta dengan mengatakan tidak menerima bantuan dari siapa pun, tetapi ternyata ia menerima bantuan untuk orang-orang miskin di Yerusalem, dan bahkan sebagian diambilnya untuk dirinya sendiri. Jelas perkataan mereka itu tidak benar, tetapi Paulus cerdik; ia tahu bahwa hal itu hanya tipu muslihat mereka. Iblis selalu menggunakan tipu muslihat untuk menyesatkan manusia. Rasul palsu pun ingin menyesatkan orang-orang kudus dalam jemaat di Korintus dengan tipu muslihat.

Ayat 17-18,
Terhadap tuduhan diatas, Paulus meminta orang-orang di Korintus menyaksikan hal-hal yang benar mengenai uang yang dikumpulkan bagi orang-orang miskin di Yerusalem. Menurut Paulus, mereka harus mengakui bahwa Titus dan saudara-saudara yang lain tidak mengambil uang itu untuk diri mereka sendiri. Titus dan saudara-saudara itu juga dipimpin oleh Roh yang sama seperti Paulus. Roh Kudus yang telah memimpin Paulus juga telah memimpin mereka. 

Paulus tahu muslihat Iblis dan karena itu ia menyuruh saudara yang lain mengikut Titus agar ada dua saksi mengenai uang itu. Mereka yang tinggal di Korintus tahu bahwa Titus dan saudara itu tidak bersalah mengenai uang itu, demikian juga Paulus. Sama seperti dulu, sekarang pun Iblis tidak kurang cerdiknya. Di dalam jemaat Tuhan ia selalu menyerang orang-orang yang memegang uang jemaat. Iblis berusaha supaya mereka menggunakan uang itu untuk diri mereka sendiri dan menimbulkan perselisihan di dalam jemaat sehingga kemajuan jemaat menjadi terhalang. Oleh karena itu, orang yang memegang uang jemaat harus selalu didoakan oleh segenap jemaat supaya ia terlepas dari muslihat Iblis itu.

Dengan demikian kita tahu dengan jelas bahwa 2 Korintus 12:16 tidak dapat dicomot tanpa menyertakan ayat 17 dan 18.

Rasul Paulus, adalah seorang rasul "amateur" (tidak menggantungkan nafkahnya dari pelayanan pengabaran Injil), jelas sekali pernyataannya dalam 1 Korintus 9:18 : "Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil" 

Ia mengambil sikap tegas dalam urusan finansial ini dengan melepaskan hak-haknya untuk mendapat upah dari pekerjaannya sebagai pengabaran Injil. Dan untuk menyokong kehidupannya ia tetap berprofesi sebagai pembuat kemah (Kisah 18:3), supaya ia jangan menjadi rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus (1 Korintus 4:11-13, Kisah 20:34-35). Dan dengan demikian, orang tidak ada yang dapat menuduhnya mencari keuntungan nafkah dari aktivitasnya mengabarkan Injil. Dan tentu saja dalam suratnya kepada Jemaat Korintus ya ke-2 ini, rasul Paulus kembali menekankan ketegasannya bahwa keinginannya hanyalah mengabarkan Injil, agar jiwa-jiwa manusia diselamatkan dengan pemberitaan Injil, bukan atas alasan finansial, sebab dengan profesinya sebagai pembuat kemah, ia sudah cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar